SHALOM ❤️
Next???
🧟♂️🧟♂️🧟♂️
***
"Gimana Althan sama kamu Sha? Baik-baik aja kan?"
Vasha menelan saliva nya kasar. Apa yang harus ia katakan pada Dania. Baik? Tidak ada satupun kata baik yang terlintas di benak Vasha ketika mengingat setiap perilaku Althan pada dirinya.
"Ba–"
"Ya gitu lah pasti mi. Namanya juga pasutri baru. Masih agak-agak gimana gitu. Masih saling segan kali ya?"
"Iya gak sih Sha?" tanya Belinda cukup penasaran bagaimana rumah tangan adik satu-satunya itu.
"Dih kamu, mami tuh nanya nya ke Vasha tau Bel! Bukan ke kamu!"
"Paan sih mami. Udah tau anak nya itu batu, ya pasti belum deket lah mereka berdua. Lagian kan Belin itu ngebantuin Vasha jawab pertanyaan mami doang."
Dania mendengus mendengar ucapan putri sulung nya itu. Ya iya sih, ia juga tau kalau Althan itu pasti gak mudah buat nerima Vasha yang notabene nya sekarang udah jadi istrinya. Tapi ya sebagai mertua yang baik pasti ia menanyakan perihal perilaku anaknya pada menantunya.
"Udah lah Bel, mama juga nanya ke Vasha kok, kamu gak usah ikut-ikutan deh." sebal Dania.
Vasha tersenyum kikuk menanggapi perdebatan dari kedua ibu dan anak ini. Berada di tengah-tengah mereka memang sedikit merepotkan dan meresahkan. Keduanya sering beradu mulut mengenai hal yang sepele.
"Kayak yang dibilang kak Belin mi. Masih seperti itu." ucap Vasha ketika mendapati tatapan bertanya Dania padanya.
"Bilang ke mami ya Sha kalau ada apa-apa."
Vasha mengangguk pelan lalu tersenyum. Sebenarnya ketika dirinya mendengar ucapan Dania, ia ingin sekali menceritakan segala kejahatan Althan pada Dania. Batin nya tersiksa begitu pula dengan fisiknya. Akan tetapi, ia lebih baik menyimpan itu sendiri tanpa memberitahu nya pada siapapun. Pada siapapun.
"Nih dicobain dulu kukis buatan ibu dokter cantik. Yuk cobain!"
"Manis gak nih Bel?"
"Ya manis lah mi, ya kali sih enggak. Tapi gak manis-manis amat lah.. hehe."
Dania yang hampir saja memasukkan satu buah kukis ke dalam mulutnya tiba-tiba saja menghentikan aksinya dan meletakkan kukis tersebut ke tempat semula. Wajah wanita berkepala empat itu berubah masam.
"Mami kan udah bilang sih Bel! Mami itu sukanya yang manis-manis! Kamu selaluuu aja buat mami kesel."
"Au ah! Kamu makan sendiri aja tuh kukis!"
"Mamiii, mami itu gak boleh makan yang manis-manis banget, kita yang muda aja gak boleh makan makanan yang manis banget. Ntar diabetes lo mami."
"Paan sih kamu Bel, kamu tuh yang diabetes. Gak usah deh bawa-bawa mami ke dunia kesehatan kamu itu. Gak suka mami!"
"Ih! Mami ngeselin ya, Belin kan niatnya baik tau! Dah tua ntar diabetes kan susah."
KAMU SEDANG MEMBACA
MORTAL
Teen Fiction"Lo jangan pernah berharap sedikit pun sama pernikahan gila ini. Karena cinta dan masa depan gue hanya untuk satu perempuan, dan bukan lo." Gadis itu mengangguk pelan. Sekarang, ia mulai mengerti. Masalah baru yang datang di dalam hidupnya, lagi. M...