13 || Dinner

94 3 0
                                    

SHALOM 🤍

How are you doing guys???

Hope you well ya! ☺️☺️☺️

Dapat cerita ini darimana sih??

Kok bisa tertarik mau baca???

Seru gakkk??

Hope you like it yaaa🤗

Next? 🧟‍♂️🧟‍♀️

***

Vasha menatap pantulan dirinya yang telah selesai sedari tadi didepan cermin. Pandangan gadis itu lurus ke depan. Namun tatapannya tampak kosong. Seperti tidak ada semangat hidup di kedua mata itu.

Tubuhnya dihiasi dress biru muda selutut dan kakinya mengenakan sepasang sepatu pansus berwarna cream. Gadis itu juga tidak memakai riasan apapun diwajahnya, hanya lapisan pelembab bibir lah yang ia kenakan untuk memoles bibir keringnya. Wajahnya tampak pucat, semalaman dia tidak memakan apapun, bahkan sesuap nasi. Ia tidak selera. Hanya untuk menatap keluar saja ia tidak sanggup. Semuanya terasa menimpa dirinya, beban berat seolah berada di kedua pundaknya.

Penampilan gadis itu tidak mencolok tetapi ia sangat cantik dan elegan.

Rambutnya yang lurus dan se-ketiak itu ia biarkan tergerai polos. Tidak sempurna memang namun cukup memikat.

Tokk, tokk, tokk

Suara ketukan pintu menyadarkan dirinya dari lamunannya. Vasha mengerjapkan kedua matanya berulang kali, dan air mata itu berjatuhan. Dengan cekatan Vasha menyeka air mata yang mengalir di pipinya. Tidak ingin semakin terlihat menyedihkan. Namun setiap orang yang menatapnya pasti dapat merasakan kesedihan yang sedang ia rasakan sekarang. Tatapannya yang lesu, tubuhnya yang seolah tidak bertenaga mengungkapkan kesedihannya.

"Bunda masuk ya, Sha?" tanya seseorang diluar sana.

"I-iya bunda.." sahutnya pelan

Ceklekk

Nasya berjalan pelan menuju dimana Vasha sedang duduk tepat dihadapan cermin yang berukuran cukup besar di kamar gadis itu.

Nasya berdiri di belakang putrinya itu. Kedua tangan Nasya menyentuh kedua pundak milik Vasha. Dia memberikan usapan lembut disana. Berusaha untuk menenangkan perasaan putrinya itu. Ia tau, sangat tau bahwa perasaan Vasha pasti masih sangat sedih. Sama seperti perasaannya.

Nasya memaksakan dirinya untuk menerbitkan seulas senyuman diwajahnya.

"Sha.. jangan kebanyakan melamun ya nak. Putri cantik bunda gak boleh sedih terus-terusan.. bunda bakalan terus ada buat kamu, dimana pun kamu, doa bunda selalu menyertai kamu.." ucap Nasya sedikit berlinang air mata.

Vasha yang mendengar itu menatap bundanya melalui cermin besar itu.

Hati Vasha terenyuh mendengar penuturan bunda kesayangannya itu.

Dengan sedikit ragu Vasha menganggukkan kecil kepalanya. Gadis itu juga berusaha memberikan senyumannya walau terlihat pahit. Tidak ada binar semangat di matanya, kedua matanya sembab. Kakinya untuk digerakkan saja rasanya sangat kaku. Dia tidak mau pergi bahkan hanya sekadar makan malam dengan keluarga yang akan menjadi keluarga nya itu sebentar lagi.

MORTAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang