BAB 14 : SIRKUIT

14 2 0
                                    

"Seburuk apapun dia, dulu dia itu anak baik"_Biru Langit.

∘₊✧──────✧₊∘

Malam hari ini Biru Langit sengaja untuk keluar dari rumahnya, ia terlalu bosan berlama-lama di dalam rumah yang kosong dan hampa itu. Tentang ayah nya, sekarang Arkatama sudah resmi mejadi dokter bedah saraf dan sudah mulai aktif kerja, lelaki itu pun benar benar tidak pernah ada waktu luang dengan Biru Langit. Mereka sibuk dengan dunia nya masing masing, hingga hubungan yang erat itu perlahan renggang karena Biru Langit yang sudah dewasa, serta Arkatama yang semakin sibuk menjadi seorang dokter.

Motor besar berwarna hitam itu keluar dengan sempurna di balik gerbang, matanya mulai menelisik jalanan yang terlihat sepi. Malam indah ini terlihat seperti malam yang hanya ada kekosongan dan kehampaan, membuat perasaan Biru Langit mulai tidak baik. Lelaki itu buru buru menyalakan mesin motornya dan melaju cepat membelah jalanan.

Mengingat tentang kejadian tadi pagi, dirinya sudah lupa dengan itu. Tapi bohong jika ia tidak lupa dengan apa yang baru terucap di bibir Alaska pagi itu. Sebuah kalimat yang mampu membuatnya tidak bisa berpikir jernih, sebuah ucapan yang berhasil keganggu tidur malam nya yang sempat akan hanyut dalam mimpi indah.

Deruman dari mesin motor itu terdengar berisik, karena hari semakin larut, semilir angin pun semakin membesar hingga membuat bulu kuduk nya kedinginan. Suara binatang-binatang kecil pun terdengar jelas menjadi suara yang menemani senyap nya malam ini. Hingga tidak lama kemudian, mata Biru Langit menyempit kala melihat suara berisik di arah depan, banyak orang orang yang berkumpul di sana dengan jaket yang pernah ia lihat. Biru Langit sudah menebak jika itu adalah geng motor.

Awalnya, biru langit tidak peduli, hingga beberapa saat kemudian, ia menghentikan motornya melihat ke arah kerumunan itu. Di  sana Bumi ada berdiri di tengah tengah banyaknya orang orang nakal yang sedang melakukan balapan liar. Di sana juga ia melihat Alaska, lelaki itu terlihat begitu senang saat  namanya di puji puji oleh penonton.

"Bumi juga anak geng?" kata Biru Langit, hingga tak lama sebuah tepukan kecil mendarat di bahu lelaki itu.

"Lo Biru Langit kan?" Biru lantas menoleh ke samping, ia masih memakai helm full face nya dengan baik.

"Dari mana lo tau? Gue belum buka helm," jelas Biru Langit, membuat orang itu tertawa kecil.

"Gak ada yang lucu," tandas Biru langit dingin.

"Iya gue tau kagak ada yang lucu, bye the way ngapain lo di sini?  Lo ga tau ini jalan apa?"

Halus Biru langit mengerut dalam dalam, maksudnya apa, ini bukanya jalanan umum, kenapa harus di pertanyaakan.

"Ini jalan milik pemerintah," tegas Biru Langit sedikit ketus.

"Santai lah, sensi amat," celetuk nya asal.

"Gue lagi ga mau di ajak bicara, mending pergi. Lo mau balapan kan?" jelas Biru Langit tanpa ekspresi.

Di saat saat seperti ini, entah kenapa mood nya selalu berganti ganti seperti perempuan, membuat lelaki itu jengah, dan ia keluar malam juga hanya ingin menenangkan pikiran, bukan malah bertemu dengan orang aneh.

"Gue  mau ngajak lo ke sana, buat ikut babalapan, tertarik?" tawar lelaki itu kepada Biru Langit.

Biru langit terdiam, ekor matanya sedikit melirik ke arah depan, melihat sirkuit balapan yang masih ramai, di sana Bumi rupanya menyadari keberadaan nya.

"Gue lagi males, lagian apa untung nya gue ikut balapan? Gue anak baik," tandas lelaki itu telak.

"Emang di mata lo, kita yang sering balapann itu anak buruk?" pertanyaan itu terdengar penuh emosi.

"Iya di mata gue emang gitu, mereka terlalu menyia-nyiakan waktu dengan hal yang ga ada faedahnya," jelas Biru Langit masih tetap, tidak ada ekspresi apapun yang lelaki itu tunjukan.

"Mau tanding sama gue?" Suara itu jelas terdengar familiar di telinga Biru Langit.

Seorang lelaki dengan jaket berlogo singa itu berjalan angkuh menghampiri Biru Langit, tidak lupa dengan tatapan penuh nantangan terpancar jelas di sana.

"Sirkuit nya masih aman, dan bentar lagi mau bubar, sebagai penutup nya, gue mau orang nyasar ini balapan sama gue," jelas Alaska tanpa mau di tolak.

Lelaki yang tadi asik berbincang dengan Biru Langit itu kini menoleh ke arah nya, meminta persetujuan melalui tatapan mata.

Mata Biru langit masih tidak percaya jika yang ia lihat hari ini adalah Alaska, sahabat nya yang dulu jauh dari kata nakal, lelaki yang begitu rajin dan penyanyang. Jelas Biru Langit sangat kenal Alaska seperti apa dan bagaimana, hingga Biru Langit di buat kaget setengah mati dengan perubahan Alaska. Yang benar benar tidak pernah ia bayangkan sebelum nya, sahabat nya benar benar berbeda. Dari cara ia berbicara, sampai penampilan. Semuanya berbeda. Alaska dulu telah mati, dan terganti sebagai Alaska yang baru.

"Biru,"

Bumi datang membuyarkan  lamunan Biru Langit, lelaki itu menggelengkan kepala nya kuat kuat, berusaha menghapus segala memori memori kecil tentang dirinya dan Alaska.

"Sebelum itu, gue mau nanya, lo udahh minta maaf sama Nika?" pertanyaan yang keluar dari mulut Biru berhasil membuat Alaska mendecak.

"Udah," balas lelaki itu singkat jelas dan padat.

"Gimana, lo nerima tawaranya?" Biru Langit menoleh ke arah Lelaki asing itu dan...

"Gue Terima."

∘₊✧──────✧₊∘

Haloo guys, aku ga bisa tidur beneran. Aku ngedit ini jam 00.03 hari pertama aku begadang 😭

Serius ini kayaknya aku bakal. Ga tidur semaleman.

Oke jangan lupa Vote dan komen ya bia aku semangat.

Dan do'ain cerita nya bisa.... Bisa rame.

Segini aja, jangan lupa selalu jaga kesehatan oke see you

Karawang 08 Juni 2024 00.04 wib

Saat rasa sepi mulai menyelimuti diri sendiri.

BIRULANGIT | END | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang