BAB 08 : LIONTIN OMBAK

7 3 0
                                    

"Sejuta kenangan palsu, yang di saksikan, oleh sekeping liontin yang terbelah,"_Biru Langit.

∘₊✧──────✧₊∘

. Karawang November 2017.

Sore hari saat langit bukan menunjukkan senja nya, tapi menampakkan awan abu abu yang begitu gelap, suasana dingin mulai menyelimuti jalanan sore yang begitu padat, semua kendaraan berlalu larang di jalan kecil itu, untuk segera pulang ke rumah sebelum hujan turun.

Sebuah mobil Avanza putih itu berhenti, tepat di depan salah satu toko yang berdiri tinggi di samping nya, tanpa menunggu lama, seseorang dari dalam mobil itu keluar, ia tersenyum hangat saat di sambut ramah oleh si penjaga toko.

"Permisi, saya mau bertanya, untuk pesanan yang saya pesan beberapa hari itu, apa sudah ada?" tanya Arkatama ramah kepada kasirnya.

"Ada tuan, kebetulan baru datang tadi, mau di lihat dulu?"

"Boleh,"

Kasir itu lalu terjongkok kebawah, untuk mengambil barang yang sudah di pesan Arkatama, tanpa berlama lama, sebuah kotak berukuran persegi panjang itu di letakan di atas lemari kaca yang tak terlalu tinggi.

"Ini beberapa liontin yang tuan inginkan, beberapa hari lalu, silahkan di lihat dulu, siapa tau ada yang membuat tuan tertarik," kata Kasir nya, memberikan kotak itu ke Arkatama.

Tangan Arkatama membuka tutup kaca yang menutupi kotaknya, matanya mulai menatap beberapa liontin bagus di sana, semua nya terlihat indah dan mewah, membuat Arkatama kebingungan.

Di dalam kotak itu, ada beberapa Liontin yang terletak terpisah pisah, semuanya memiliki bentuk yang unik unik, kecantikan yang begitu menakjubkan membuat Arkatama dilema. Ia memesan liontin ini untuk Biru Langit, sebagai satu benda pemberian nya yang mungkin akan menjadi, satu satunya benda yang bisa anak itu kenang.

Setelah lama, memilih liontin apa yang bagus untu menjadi kalung seorang Biru Langit, mata Arkatama tertuju pada Liontin Biru langit yang begitu indah, liontin itu berbentuk bulat sempurna dengan hiasan ombak yang berada di dalamnya, terlihat juga ada burung burung kecil yang berterbangan di atas ombak, membuat kesan unik yang begitu menakjubkan, Biru Langit pasti menyukainya.

"Saya ambil yang ini aja," kata Arkatama tuntas.

Kasir itu mengangguk paham. "Baik tuan, saya siapkan dulu ya,"

Sore itu ketika hujan mulai hadir membasahi kota padi ini, semua pengendara di jalan, masih saja ramai, dengan pemandangan yang begitu sejuk, membuat Arkatama sedikit merasakan ketenangan.

Lelaki itu melangkah ke luar toko, sesekali dirinya menatap kotak hitam lekam yang ia genggam, senyuman kecil terukir di wajah nya hingga tak lama senyuman itu pudar, saat matanya, tidak sengaja melihat seseorang yang mampu membuat nya berubah menjadi sosok yang dingin.

☁☁☁☁

"Biru mana bi?" itu suara Arkatama yang baru saja masuk ke area dapur, untuk menanyakan keberadaan Biru langit yang tidak terlihat.

Bi citra yang tengah menyiapkan makanan untuk makan malam itu, menoleh ke arah Arkatama, ia tersenyum lalu menunjukkan ke arah belakang dengan jari jempolnya.

"Den Langit ada di belakang, tadi habis main layangan sama Alaska," kata Bi Citra sopan. Dan Arkatama lalu tersenyum

"Ini bi, tadi Saya mampir ke toko baju, dan sekalian aja beliin bibi baju, ini baju gamis yang kemarin bibi mau kan? Saya beliin, Terima ya bi," kata Arkatama menyodorkan keresek itu ke Bi Citra.

Bi Citra membulatkan matanya tidak percaya, dengan perasaan tidak enak, ia lalu menerima kresek itu.

"Moga bibi suka, di sana ada sedikit cemilan juga," tambah Arkatama.

BIRULANGIT | END | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang