BAB 16 : DIA ORANG BAIK.

11 2 1
                                    

"1000 kebaikan akan hilang karena 1 keburukan."_Alaska Pranatha

∘₊✧──────✧₊∘

"Ayah gak pernah ngajarin kamu balapan Biru langit,"

Suara berat yang terdengar dingin itu menyapa kehadiran Biru Langit yang baru saja datang dari rumah, saat hari akan kembali pagi lagi.

"Aku cuman pengen keluar dan tiba tiba... " suara itu menggantung, Apa tidak masalah jika Biru langit berkata bahwa tadi ia di ajak balapan oleh Alaska.

"Biru di ajak balapan sama Bumi."

Maaf seribu maaf Biru curahkan dalam hatinya, ia benar benar tidak mau persahabatan nya benar benar hancur jika Ayahnya sudah tau, kalau Alaska adalah anak geng motor.

"Beneran? Kamu berani berbohong sama ayah?" pertanyaan itu menjebak Biru Langit.

"Alaska ayah, aku juga gak tau kenapa dia jadi anak geng motor," jelas Biru Langit akhirnya, meski sejujurnya jantung nya berdj di dalam sana, bukan karena senang, tapi takut setengah mati.

"Alaska Ketua geng motor? Sahabat kamu itu kan," ucap Arkatama memastikan.

Biru Langit mengangguk kecil sambil berjalan menghampiri Ayah nya.

"Ayah kapan pulang?" tanya Biru Langit, mencoba untuk melupakan topik pertama.

"Ayah belum selesai ngomong, jangan main ngalihin deh," jelas Arkatama sedikit tersenyum.

"Aku tau apa yang bakal ayah bahas, tapi Alaska punya alasan dia kayak gitu, dia anak baik ayah," usul Biru Langit, seakan sudah hafal kemana pembicaraan mereka.

"Sahabat mu itu duplikat ayahnya." simpul Arkatama tanpa ingin di bantah.

Biru langit merasa tidak terima dengan kesimpulan ayahnya, karena yang ia lihat, Alaska tidak seperti itu. Sahabat nya itu benar benar baik dan tidak akan semirip itu dengan ayahnya yang kata nya gila.

"Alaska gak seratus persen mirip ayahnya," elak Biru Langit membuat Arkatama tersenyum.

"Kamu sahabat yang baik ya, ayah salut," puji Arkatama tulus.

"Ayah jangan memandang orang itu sama aja, Alaska emang anak kandung dari Om Darren, tapi mereka punya perbedaan, dan Alaska itu cuman mewarisi sifas Om Darren 30%  dan 70% nya itu dari mamahnya, Biru tau itu karena Biru yang lebih deket dari dia," jelas Biru langit penuh penekanan.

Arkatama yang mendengar itu hanya mengangguk-angguk saja, ia tidak membantah dan tidak bilang jika itu salah, sebab apa yang di katakan Biru itu benar. Alaska memang baik.

"Kamu udah sehafal itu sama Alaska, berarti kalian udah bener bener gede," kata Arkatama.

"Iya emang harus kecil terus ya? Capek jadi anak kecil tu," keluh Biru Langit dengan suara yang mulai mengecil karena ngantuk.

Arkatama menggeleng kecil, sambil menjawab.

"Nanti kalo dah tau dewasa kayak gimana ngeluh, capek jadi dewasa itu. Kamu pengen nya jadi apa? Jadi pohon? Jadi pohon juga capek," papar lelaki itu kepada anaknya.

Biru Langit hanya bisa diam, tidak menjawab apa apa, karena memang itu faktanya. Fakta kalo di dunia ini tidak ada yang nanya 'Hidup itu tidak lelah'.

"Biru, ayah ga mau liat kamu balapan lagi, kamu emang anak cowok yang keluar malem itu wajar. Iya boleh aja, tapi kalo balapan, ayah beneran melarang keras bir, dan ayah juga minta buat kamu, jangan terlalu dekat sama Bumi," kata Arkatama menasehati anaknya.

"Aku cuman punya temen Bumi yah, sama Kana," jawab Biru Langit jujur. Sebab dirinya terlalu malas untuk memiliki banyak teman.

"Jaga pertemanan kamu," tambah Arkatama tegas.

"Aku bukan anak cewek yah, plis jangan lebay!" gurutu Biru Langit mulai bosan.

Arkatama tertawa kecil saat melihat wajah kesal Biru Langit, lelaki itu terlihat bahagia kala berhasil membuat anaknya itu kesal.

"Aku gak bisa tidur yah, jadi aku keluar dan malah ketemu sama segerombolan anak Geng motor, kalo Biru ikut jadi kayak mereka, apa ayah suka?"

Tawa itu seketika hilang, tatapan Arkatama berubah menjadi tatapan tajam layaknya ular yang ingin mengigit leher mangsanya.

"Ayah tidak akan sudi melihat mu lagi," katanya serius.

"Meramaikan cerita tentang hidup itu tidak harus dengan cara itu," lanjut ayahnya.

"Tapi, aku pengen tau, rasanya punya sekumpulan persahabatan yang begitu erat." kukuh Biru Langit.

Arkatama tersenyum kecil, senyuman yang tidak tau apa arti dari senyuman itu.

"Sahabat itu tidak harus tentang jumlah, sahabat sejati itu tentang siapa yang bertahan sampai akhir Biru." Arkatama berdiri dari tempat duduknya, berniat untuk meninggalkan ruang tamu.

Biru Langit masih berdiam di tempat, matanya menatap punggung Arkatama yang berjalan menaiki anak tangga.

"Ayah gak mau kamu mengalami hal yang sama kayak ayah Biru, itu saja,"

Halis anak itu terangkat ke atas, menatap penuh kebingungan di atas kepalanya, apa maksdunya dulu Arkatama pernah menjadi seorang anak nakal yang suka tauran, pertanyaan demi pertanyaan mulai mengudara di atas kepala Biru Langit sampai suara detaran Handphone miliknya membuat Biru Langit tersadar.

Ia segara mengambil benda gepeng itu, dan melihat siapa yang baru saja mengirim pesan untuk nya.

Nama Alaska tertera di sana.

Alaska My friend.

: manusia itu jahat bir, satu kali kita melakukan kejahatan di atas ribuan kebaikan, maka kebaikan itu akan terhapus oleh satu kejahatan.

Biru Langit membaca nya, lelaki itu lagi lagi mengerutkan kedua halisnya, pesan pertama dari Alaska setelah hampir 3 tahun mereka tidak berkomunikasi dan tiba tiba mengirim pesan yang membuat lelaki itu berpikir keras.

Sialan dia pikir dirinya ini cananyang?!

Karena tidak paham Biru  Langit berniat membalasnya.

Biru cakep ☏
Maksdunya apa? Ngetik yang jelas  gua bukan Cenayang.

Dan apa balasannya? Hanya emot tertawa, menyebalkan sekali anak satu ini.

"Sumpah gak jelas!" umpat Biru Langit kesal. Sampai tak sadar Arkatama melihat nya. Lelaki itu tersenyum seakan tahu siapa yang membuat Biru Langit terlihat murka.

"Alaska itu anak baik ayah, akan selalu menjadi orang baik,"

∘₊✧──────✧₊∘

BERGADANG! 

Aku masih lanjut wehhh gila keterusan

Jam.01:32 malam.
08 06 2024 karawang di catet! Buat kenangan  😭😭😭

Asli seru banget nulis cerita ini tu huaaa

Oke makasih segini aja ya, aku kasih dikit dikit dulu, biar kalian menyiapkan mental hahahahah /ketawa jahat.

Jangan lupa Vote dan komen ya! Karena habis ini aku mau ngilang.

Byee see you! Jangan lupa makan

BIRULANGIT | END | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang