BAB 33 : HILANG

9 2 0
                                    

(WARNING TYPO BERTEBARAN ! AKU GAK BACA ULANG! 🙏)

DAM!

Suasana tegang di ruang makan itu terasa mencengkam, suara benda pecah itu terdengar. Biru Langit menoleh dan ada Kanaya yang baru saja datang dengan membawa sepiring Bapau buatanya, ia memang sengaja membuat ini untuk Biru, namun rupanya, ia malah mendengar berita yang menyakitkan.

"Om... " panggil Kanaya lirih, dan tanpa di minta ari mata perempuan itu sudah jatuh.

Arkatama bergeming, lelaki itu lalu menjatuhkan tubuh nya, kedua tangan nya mengusap kasar wajah itu, dan tersenyum menatap Biru langit yang masih berdiri di sana. Tidak lama, tangannya megenggam kelingking Biru Langit sambil berujar.

"Itu benar, saya memang jahat, jahat yaaa, ayah jahat bir, kutuk saja ayah mu ini biru, kutuk saja," lirih Arkatama kecil.

Biru langit hanya diam, membiarkan Arkatama menangis sehebat itu. Hingga tidak lama kemudian, lelaki itu kembali bersuara panjang lebar, yang membuat tawa Arkatama kembali menggema.

"Ayah tau, ayah pernah bilang, jangan pernah membenci siapapun di dunia ini, karena itu akan membuat hidup kita menderita karena terus di hantui rasa dendam dan benci, tapi ayah sendiri ayah sendiri melakukan, ayah sendiri termakan oleh rasa dendam dan benci ayah, sampai saat semuanya mengudara, ayah menjadi orang paling menyedihkan di muka bumi,"

"Semua orang sudah tau, tapi hebatnya, mamah tetep bilang kalo ayah lelaki baik, sangat baik bahkan hatinya begitu bersih dan lembut,"

Jelas Biru Langit dengan sorot mata yang kini sudah tidak tajam lagi, hanya ada tatapan dingin dengan wajah yang begitu tenang.

"Kamu tau jika saya membenci mu, karena kamu anak pembawa
malapetaka, karena kamu yang membuat hidup saya seperti ini," balas Arkatama yang langsung di serang oleh suara Darren.

"Jaga ucapan kamu Arkatama," sela Darren, ayahnya Alaska yang datang dari balik punggung Kanaya.

Biru tersenyum kecil, lelaki itu lalu terjongkok untuk menyetarakan tinggi mereka. Di sana tatapan tajam Arkatama dan tatapan tenang Biru bertemu.

"Ayah tau, bahkan ketika semuanya muncul di atas permukaan, biru masih tidak sanggup untuk membentak mu," ungkap Lelaki itu dingin. Biru sedikit membuang muka dari hadapan Arkatama, saat rasa sesak kian Menggrogoti hatinya.

"Biru tidak tau rasanya marah besar, setiap kali biru mencoba untuk marah, biru nggak bisa, biru ga tau caranya seperti apa," tambah Biru Langit, tanpa menoleh ke arah Arkatama.

Arkatama masih diam di sana, perkataan Biru langit membuat dirinya benar benar tenggelam dalam rasa sakit yang luar biasa, sedangkan di sana Kanaya mencoba mendekati mereka, perempuan itu berjalan dengan kaki yang bergetar, lalu berdiri di samping Biru Langit, yang memelihat kedatangannya.

"Jadi.... Saya anak om? Kenapa, kenapa om gak tanggung jawab! Kenapa om malah pergi gitu aja! Kenapa, om tau, semenjak mamah nikah sama ayah, mereka sering ribut, mereka gak pernah akur dan ayah selalu benci aku." papar Anak perempuan itu dengan bibir yang bebergtar.

"Karena kamu memang anak haram Kanaya," balas Arkatama tanpa beban. Dan berhasil membuat Kanaya menjerit hebat, tepat saat tangan Bumi tiba-tiba menarik nya kedalam dekapan lelaki itu.

"OM ARKATAMA JAHAT! OM BAJINGAN" teriaknya pilu.

"Ayah gak jahat ya," batah Biru langit cepat, membuat Arkatama menatap anak itu.

Kanaya menggeleng kuat kuat, air matanya turun dengan deras di saat, ia menunjuk ke arah Arkatama dengan jari telunjuk. Menatap penuh kebencian terhadap lelaki yang masih duduk lemas di hadapan Biru Langit.

BIRULANGIT | END | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang