BAB 31 : BERTEMU.

8 4 0
                                    

"Kini benar, rupanya aku hidup dalam lautan kebohongan yang begitu menakjubkan,"Biru Langit.

∘₊✧──────✧₊∘

Biru Langit berdiri di depan sebuah cafe yang letaknya tidak jauh dari rumah, hari ini lelaki itu sengaja pulang sekolah cepat, karena ia memiliki janji dengan seseorang yang entah dia siapa, tapi pesan yang semalam datang membawa lelaki itu pergi ke tempat ini.

Suasana ramai mulai memasuki Cafe itu tapi Biru langit masih setia berdiri di luar, lelaki itu seperti tidak ada niatan untuk masuk ke dalam Cafe. Sampai tidak lama kemudian, suara Kevin datang dari arah samping, lelaki itu terlihat bersinar seperti hari hari biasa nya.

"Kenapa lo ga nunggu di dalem aja," kata Kevin berdiri di samping Biru.

"Males bang, rame banget," keluh Lelaki itu membuat Kevin memutarkan matanya malas.

"Kalo berdiri di sini terus yang ada lo bakal dikira orang gila," celetuk Kevin langsung menarik tangan Biru Langit kedalam Cafe.

Langkah mereka masuk kedalam bangunan sederhana yang begitu bising, pandangan Biru langit mengedar ke setiap sudut ruangan di Cafe itu, Cafe yang menjadi tempat bekerja setiap hari minggu. Tempat ini yang selalu menjadi rumah kedua untuk nya, Ya Biru langit bekerja di sini, untuk sedikit membantu ayahnya, meski mereka sudah menjadi orang kaya, tapi bagi Biru Langit bekerja itu sebuah keharusan yang ingin selalu dilaksanakan. Mungkin sampai nanti dia kuliah pun, dia akan tetap bekerja, belajar bagaimana caranya menghidupi diri sendiri, saat semua orang tidak lagi berada di samping nya.

Kevin dan Biru Langit duduk, di kursi pojok yang jauh dari keramaian, mereka sudah memesan makanan dan minuman, sekarang tinggal menunggu kedatangan seseorang, tapi yang membuat Biru Langit bingung adalah, kenapa Kevin ikut? Apa lelaki itu tau siapa yang akan menemuinya.

"Bang, lo kenapa ikuta? Lo kenal siapa yang bakalan datang," kata Biru Langit menoleh ke arah Kevin, yang tengah mengaduk jus pesanan.

"Nanti lo tau sendiri, pastinya tu orang lo kenal kok, dia ayah gue," balas Kevin membuat Biru Langit terdiam.

Ayahnya Kevin... Berarti dokter Farrel. Mengingat nama itu berhasil membuat Biru Langit terdiam, pikiran nya mulai kembali berisik dengan firasat buruk yang mulai menghantuinya. Ia takut, takut jika Dokter itu akan berbicara soal ayahnya. Namun selang beberapa menit kemudian, langkah kaki seseorang datang menghampiri mereka.

Biru langit mengerutkan alisnya dalam dalam, saat mendengar banyaknya langkah kaki yang mendekat ke arah meja ini. Tanpa mau berlama lama melihat layar ponsel, matanya mulai melirik ke depan, untuk melihat siapa saja orang yang sekarang berada di depannya.

Mata Biru langit tertuju kepada seorang wanita yang mendadak  diam di tempat nya, binar indah dari tatapan wanita paruh baya itu terlihat sendu, ada sirat kesedihan yang begitu dalam di sana. Biru bisa melihat itu, dan dia juga merasakan kehangatan yang luar biasa saat mata mereka saling bertemu.

Keheningan tercipta cukup lama, sampai Kevin berdehem kecil. Membuat Dokter Farrel akhirnya tersenyum.

"Biru, dia mamah kamu, yang kamu tahu sudah meninggal itu, "

Tentu saja, ungkapan itu berhasil membuat lidah Biru Langit kelu. Lelaki itu mendadak menjadi bisu saat mendengar sebuah fakta tentang Ibunya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dan sekarang wujud itu ada. Duduk di hadapannya dengan sebening air mata yang tertahan di mata itu. Biru masih diam, mencoba untuk mencerna apa yang dia lihat.

"Itu mamah kamu bir," kata Kevin menimpali.

Jadi... Pesan itu memang benar bertujuan untuk menemukan nya dengan seseorang, yang tidak lain adalah Ibunya yang masih hidup. Baru saja Biru langit ingin mencari kebenaran itu bersama teman temanya dan rupanya waktu berputar begitu cepat. Sampai ia bertemu langsung dengan sosok itu.

BIRULANGIT | END | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang