"Kamu percaya jika setiap manusia itu punya masa lalunya, dan kamu harus siap menerima masa lalu nya. Entah itu baik atau buruk,"_Dr.Farrel
∘₊✧──────✧₊∘
Biru Langit terbangun dari tempat tidurnya, lelaki itu menerawang kesegala sudut ruangan sebelum akhirnya menghela nafas dalam dalam. Sudah lima hari Biru Langit terdiam di sini, di tempat kosong yang hampa, hanya ada peralatan medis yang menemani lelaki itu dalam kesehariannya. Dan sudah lima hari ini Arkatama benar benar menghilang, Pria itu seolah lupa jika di sini, anaknya masih butuh kehadiran nya, Biru Langit kesepian dan dia merindukan Ayahnya. Sosok yang akhir akhir ini selalu menghantui pikirannya.
"Kamu tau bukan? Jika istri dari tuan Arkatama itu masih hidup,"
"Lho, bukanya dia sudah meninggal,"
"Tidak, arkatama sengaja memalsukan kematian istrinya,"
Pergerakan Biru Langit yang hendak akan turun dari brankar itu terhenti, ketika telinga nya tidak sengaja mendengar jelas perbincangan dua orang suster yang berdiri di depan pintu. Ruangan itu memang redu suara, tapi percakapan itu benar benar di jarak yang sangat dekat, sepertinya, suster itu akan masuk ke ruangan Biru Langit.
Hati lelaki itu terasa ada yang menariknya keluar secara paksa, memotong nya menjadi beberapa bagian, lalu di satu kan lagi, lalu kembali di remuk hingga menjadi daging. Rasa sesak kian membawanya dalam lautan perih yang siap membunuh setiap sel dalam tubuh nya. Membiarkan daksa itu lumpuh tak bernyawa namun masih tetap hidup.
Lagi dan lagi, satu fakta yang Biru Langit dengar dari Orang lain itu, berhensil membuat dadanya terasa panas. Berhasil membuat darah nya mendesir hebat di dalam tubuh.
"Tuan, kamu mau kemana?" tanya Seorang Suster yang baru saja masuk kedalam ruangan itu.
Menoleh dengan tatapan sedikit kaget, biru langit tersenyum kaku, ia sangat bosan terlalu lama di ruangan sunyi yang tempat nya membuat dia masuk kedalam masa lalu yang masih buram, masa lalu Arkatama yang begitu penuh dengan tanda tanya, masa lalu yang membuat Biru Langit yakin jika masa lalu yang di cerita dari mulut orang itu adalah fakta tetapi ia juga ragu, karena... Selama ini Arkatama selalu jujur terhadap nya, ia selalu menepati segala janjinya.
Dan... Apa mungkin itu hanya perasaan Iba?
"Biru Langit, kamu baik baik aja?"
Kini bukan suara Perempuan, tapi suara Lelaki yang memakai baju tugas nya yang begitu rapi, seorang Dokter yang menangani dan selalu melayaninya setiap detik. Dia Dr. Farrel.
"Aku baik dok," balas Biru Langit dengan sungguh-sungguh. Meski sebenarnya, ingin sekali ia tau banyak hal tentang Arkatama.
"Kondisi kamu akan drop lagi jika kamu banyak pikiran, jadi jangan banyak pikiran ya Bir, tenangin hati dan pikiran kamu, supaya kamu cepet pulih dan bisa pulang," Nasihat Dokter Farrel dengan logat formalnya.
Biru Langit mengangguk paham, ia pun tidak tau jika nanti akan tenang atau tidak, karena pikiran nya terlalu berisik dan terlalu mustahil untuk menjadi tenang setenang ombak.
Dokter Farrel duduk di sebalah Biru Langit, pria berusia 47 tahunan itu mengangkat tangannya lalu mengelus lembut surai rambut Biru Langit.
"Ada yang mau kamu tanyakan? Dari tadi keliatan seperti ada yang harus kamu tannya," Kata Farrel membuat Biru Langit sedikit menoleh ke arah nya.
Biru membenarkan posisi ia duduk untuk menjawab pertanyaan Dokter Farrel.
"Dokter tau tentang masa lalu ayah?"
Dokter Farrel menurunkan tanganya yang masih mengelus lembut rambut Biru Langit, pria itu lalu tersenyum kecil sambil menatap lurus kedepan. Ke arah jam dinding yang terletak di samping pintu toilet ruangan inap ini.
Bagaimana menceritakan nya? Dan di mulai dari mana ia bercerita, karena hadirnya di masa lalu Arkatama sebagai orang yang tau sisi awal dan akhir. Ia tidak tau semua tentang apa yang terjadi.
"Ayah bohong sama aku soal kematian ibu? Kenapa, apa itu benar," tanya Biru Langit, sorot mata yang penuh dengan kebingungan itu membuat hati seorang Dokter Farrel terkikis oleh silet yang tajam.
"Ayah pembunuh, ibu mati karena penyakit atau kata pembunuhan,"
Kepala Farrel menunduk dalam dalam di samping Biru Langit, tidak ada gelengan dan tidak ada anggukan, pria itu hanya diam, mencari jawaban yang tepat untuk menjawab segala kebingungan Biru Langit.
"Biru laut itu siapa?"
Mata Biru Langit memanas hingga tanpa sadar air mata itu jatuh membasahi pipinya, dada nya berdetak cukup kuat dengan deru nafas yang mengebus berat.
"Selama aku hidup, aku emang ga pernah cari tau tentang itu, tapi saat aku denger sebagian cerita tentang ayah, aku penasaran. Aku pengen tahu banyak hal, begitu tentang ibu, yang kepergian nya benar benar tidak jelas," papar Biru Langit terdengar menusuk.
Dokter Farrel kembali duduk dengan tegak, ia lalu menoleh kepada Biru Langit yang memasang wajah datar, tidak ada ekpresi di rawut itu, tapi Dokter Farrel bisa membaca, jika Biru Langit kebingungan, biru langit merasa tengah di permainan dengan tingkah laku manis seorang Arkatama.
"Dokter tau apa yang paling menyakitkan, tidak tau apa apa, dan memganggap semua yang orang kasih itu adalah sebuah fakta," ungkap Biru Langit pundak lelaki itu terlihat tegar, meski sebenarnya lelaki itu ingin marah.
"Lebih baik tau sendiri dari pada tahu dari orang lain," tuntas Dokter Farrel setelah mati kutu di tempat.
"Ayah baik kan?" tanya Biru dengan suara kecil.
"Ayah mu akan selalu baik di mata mu, tapi tidak di mata orang orang yang tau masa lalunya,"
Dokter Farrel melangkah pergi meninggalkan Biru Langit sendiri, menyudahi percakapan yang penuh dengan sesak dan emosi itu. Sedangkan Biru Langit, hanya diam dengan miliyaran pertanyaan di kepalanya.
"Kalo ayah bikin kamu terluka, apa kamu akan membenci ayah?"
Biru Langit menengadahkan pandangannya ke atas, menatap langit langit rumah sakit yang terasa kosong ini, menghembuskan nafas nya dalam dalam ketika kalimat yang terucap di bibir Arkatama beberapa hari lalu itu, tertayang kembali dalam pikiran nya.
"Tidak, tidak akan pernah membenci mu, aku hanya kecewa, jika kata orang orang itu benar, Ayah," ucap Biru Langit, terdengar seperti bisikan.
Kaki jengjang yang akan memasuki ruangan itu terpaksa berbelok lagi, saat matanya melihat Biru Langit yang menangis dengan tatapan kebingungan nya, saat telinga mendengar segala pertanyaan yang ia lontarkan ke seorang Dokter, yang merupakan teman dekatnya. Pria itu memilih untuk pergi, dengan segenggam rasa sakit yang menyelinap masuk kedalam ribuan rasa benci.
Arkatama tersenyum pedih di sana.
"Biru Langit akan tetap menjadi anak ayah."
∘₊✧──────✧₊∘
Terimakasih sudah mampir.
Mohon untuk krisarnya 💕
Kalo ada typo harap di tandain. Ini cerita kedua aku yang masih benar benar jauh dari kata sempurna.
Oke segininya, jangan lupa tinggalkan jejak kalian berita Vote dan Komen, biar aku semangat nulisnya..
See you di kejutan kejutan yang akan hadir menemani muu....
Di tulis. (1062 kata )
Karawang 2024 Juni 12 .
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRULANGIT | END |
Teen FictionCerita singkat, tentang rahasia besar seoarang Arkatama yang menjadikanya kehilangan sosok yang ia anggap sebagai rumah itu. "Ayah sendiri yang meruntuhkan rasa percaya Biru." ˏ⸉ˋ‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩̥̩‿̩̩̽‿̩͙‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩̥̩‿̩̩̽‿̩͙'⸊ˎ #keluarga #a...