BAB 15 :KITA DULU SAHABAT.

12 1 0
                                    

"Di setiap perubahan memiliki alasan,Biru Langit,"_Alaska Pranatha

∘₊✧──────✧₊∘

"Gue terima,"

Alaska tersenyum Menyeringai saat mendengar jawaban dari Biru Langit, tidak lama kemudian lelaki itu lalu berjalan memasuki area balapan yang penuh dengan manusia, ada sekitar lima Geng Motor yang berbaris rapi di pinggir jalanan.

"Yo! Balapan ini akan di tutup, dengan Alaska dan Tamu tak di udang kita," Suara teriakan itu menggema menghampiri mereka.

Langit hitam di atas semakin pekat, posisi bulan pun terlihat sudah berada di tengah dengan cahaya yang menjadi satu satunya lampu untuk tempat yang begitu senyap ini. Biru Langit menghentikan motornya tepat di samping motor Alaska, sekarang mereka sudah berada di depan garis Star untuk melakukan balapan hebat di antara keduanya, detak jantung Biru Langit berdetak cukup kuat, dengan mata yang mulai menatap lurus ke jalan yang terlihat gelap itu.

"Ini tamu tidak udang kita? Biru Langit,"

Matanya melirik ke siluet lelaki yang tidak asing, orang itu pernah bertemu dengan nya saat ia di kejar kejar oleh Alaska karena merebut topi milik Alaska.

Kenzo Arkanata.

"Iya, kenapa lo kaget? Ketua lo yang mau," jelas Lelaki asing yang tadi menghampiri Biru Langit.

Kenzo terlihat mengangguk, lalu menoleh ke arah Biru Langit, tatapan mereka bertemu, dengan Kenzo yang menatap dengan tatapan tidak suka, terlihat jelas bagaimana ekpresi menyebal kan itu terpasang di sana.

"Apa kalian mau melihat nya!" seru lelaki Asing yang benar benar membuat Biru Langit penasaran, Siapa lelaki berslayer biru tua itu.

Tepukan tangan yang berisik itu mengudara di atas mega yang benar benar gelap, hawa dingin yang mendominasi membuat suasana di sirkuit ini terbilang mencengkam.

"Ini teman lo itu? Gue gak yakin dia bisa menang lawan lo, sebab dia bukan anak geng,"

Biru Langit menandahkan pandangannya kedepan, melihat seorang lelaki datang menghampiri Alaska. Jaket mereka berbeda, dari sorot matanya Biru Langit sudah bisa menebak jika itu adalah musuh dari Geng yang di pimpin oleh Alaska.

"Gue dan dia lawan yang seimbang,"

Ya, Biru Langit setuju dengan perkataan itu, sebab jujur dulu mereka pernah mencoba balapan di tengah hari bolong, saat pulang sekolah SMP. Bertanding untuk siapa yang lebih dulu datang ke rumah. Dan di waktu itu pemenangnya mereka berdua.

Lelaki dengan jaket yang berbeda itu hanya mengangguk ia lalu mendekat ke arah Biru Langit.

"Semoga beruntung," katanya terkesan meremehkan.

"Gue selalu beruntung." Lelaki itu refleks tertawa dengan ekspresi meledek.

"Udah udah, kita mulai!" sahut Lelaki Asing yang tadi, berdiri di antara mereka.

"Siap?" tanya nya dan di balas oleh deruman kencang dari kedua motor besar itu.

"GO!"

DOR!

Tepat saat peluru dari pistol itu di layangkan ke udara, dua motor ninja dengan warna berbeda melaju cepat membelah kota bandung yang sepi. Sorakan pendukungnya dari Alaska dan Biru Langit mulai berkoar di sana, mendukung satu satu pembalap yang sekarang tengah bertarung merebut kemenangan.

Bumi melihat bagaimana motor itu melesat cepat bak cahaya, menerabas gelapnya jalan dan dingin ya malam  saat ini, lelaki itu masih tidak lepas dari arah jalan yang baru saja di lewati oleh Biru Langit dan Alaska.

Bumi memang tidak mengenal siapa Alaska dan dia tidak tau jika Biru dan Alaska adalah seorang sahabat, Bumi hanya tau jika Alaska itu adalah orang yang suka cari masalah dengan Biru Langit.

"Semoga mereka baik baik aja," kata Bumi kecil, namun terdengar oleh salah satu angggota Geng motornya.

☁☁☁

Lima belas menit berlalu, gadis finis itu sudah ada di depan mata, mereka terlihat lebih bersemangat saat kedua orang yang tengah balapan itu kini berada di depannya, keduanya terlihat begitu serius dalam merebut kemenangan.

"Apa yang membuat lo jadi kayak gini Ska?"

Di sela sela memperhatakan garis finish yang jaraknya mungkin terbilang aga jauh, itu tanpa sadar Biru langit bercakap tentang masa lalu.

"Lo beda, kenapa lo jadi kayak gini?"

Biru Langit tidak gentar, lelaki itu terus memberikan Alaska ribuan pertanyaan yang membuat lelaki itu murka, Biru Langit dapat melihat nya dari bagaimana lelaki itu memegang kuat stang motornya.

"Jawab gue Pranatha," Suara Biru Langit menjadi dingin.

Alaska tidak tuli, sejak tadi ia mendengar nya, mendengar segala pertanyaan yang keluar dari mulut orang yang tengah bertanding dengan nya sekarang. Tapi rasanya, itu semua tidak berarti lagi, Alaska benar benar membenci pertanyaan itu, hingga lelaki itu memilih menyelip. Menerabas garis finish itu dengan segumpal emosi yang memuncak.

Mata Bumi terbelalak, saat rupanya Alaska yang memenangkan balapan terakhir kali ini, dan Biru Langit terlihat santai dan tidak memperdulikan itu, karena dia di sini hanya tamu tidak di undang, dan juga tidak berharap untuk menang.

Kenzo berjalan kepada Alaska yang terlihat tidak baik baik saja, dada lelaki itu berdetak kuat dengan pundak nya yang naik turun, membuat Anggota inti dari Geng yang ia pimpin menghampiri nya dengan rawut wajah khawatir.

"Lo gak apa apa? Gak biasanya lo setegang ini," kata Kenzo kepada Alaska, yang masih mengatur ritme nafasnya.

"Lo apaain sahabat gue hah!" tegur lelaki berjalan menghampiri Biru Langit, yang baru saja sampai di garis finish.

Alaska menoleh ke arah Biru Langit, lelaki itu melepas helm nya dan lalu turun dari motor nya, berjalan menghampiri Biru Langit dengan tatapan yang begitu tajam, seolah tatapan itu ingin membunuh nya di detik itu juga.

"Lo mau tau jawaban gue?" Biru Langit mengangguk.

"Lo cari jawabannya sendiri bir," katanya terdengar seperti bisikan.

Biru Langit mengerutkan keningnya, ia menatap Alaska, menatap mata tajam itu dengan begitu dalam. Hingga tanpa sadar, seutas rasa benci kembali hadir saat mata Biru Melihat wajah Alaska.

"Kita dulu sahabat kan? Apa salah kalo gue minta jawabannya dari lo," jelas Biru Langit hanya mampu di dengar oleh Alaska.

Semua orang di sana terlihat berdiam, mereka saling pandang meminta penjelasan tentang apa yang tengah keduanya bicarakan. Sampai tidak lama kemudian Alaska tiba tiba melempar helm nya ke arah Biru Langit.

"Lo kenapa sih Ska, tiba tiba lempar helm lo, kalo Biru kenapa napa? Lo mau tanggung jawab?" sosor Bumi yang berjalan menghampiri mereka.

Biru Langit melirik sekilas ke arah Bumi, lalu kembali menoleh ke arah Alaska berdiri.

"Di setiap perubahan akan ada alasan, Biru Langit," tuntas Alaska melangkah pergi menghampiri Gengnya, dan mereka lalu melaju cepat meninggalkan Sirkuit yang masih ramai.

∘₊✧──────✧₊∘

Di ketik : 999 kata
Jam : 00.47
Tgl : 08 Juni 2024 karawang.

Oke silahkan komen dan vote ya makasih udah mampir.

Kalian kalo ga bisa tidur ngapain?

Selalu jaga kesehatan

See you!

Rame ga sih?

BIRULANGIT | END | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang