Night

4.5K 67 0
                                    

Happy reading 😘

Alina membuka matanya saat mendengar ponselnya berdering berulang kali,ia segera meraba nakas yang ada disebelah tempat tidur dengan mata yang masih terpenjam,tapi ia tak menemukan apapun.

Akhirnya perlahan ia mencoba membuka matanya,kepalanya terasa berat dan tubuhnya terasa sangat sakit.sampai beberapa saat ia baru sadar akan sesuatu.

Tadi malam ia menghadiri After party teman kantornya disalah satu hotel berbintang,dirinya sempat meminum satu slot minuman beralkohol,padahal ia tau dirinya tidak bisa meminum itu. Alina memukul kepalanya mengingat akan kebodohanya tadi malam.

Tadi malam kepala Divisi tempat ia bekerja yang bernama Ryo mengajaknya pulang  bersama,tapi Alina tidak mau,ingatannya berhenti saat istri dari Ryo melabraknya dan menuduhnya sebagai pelakor,padahal Ryo lah yang selalu menggodanya sejak awal ia bekerja.

Seharusnya ia langsung pulang.

Kenapa ia harus melampiaskan rasa sakit hatinya dengan minum?kandasnya hubungan Alina dengan Deon yang sudah terjalin 2 tahun membuatnya hilang akal. Alina tak henti-hentinya menggerutu pada dirinya sendiri.

Alina mengangkat panggilan dari Bella, sahabatnya sekaligus teman satu kantornya.

"Al_ lo dimana sih,Fariz marah-marah di apart gue katanya lo gak pulang!lo dimana?"

"Gue masih dihotel Bel,tolongi gue, jemput gue sekarang!"

"Apa?!kok bisa? Bukannya lo pulang sama pak Ryo?"

"Ceritanya panjang,jemput gue sekarang Bel!"

"Iya, iya gue otewe."

Alina segera bergegas dari tempat tidur tapi gerakannya terhenti saat merasakan sakit dibagian kewanitaanya. ia mencoba menyingkap sprei dan seketika ia terkejut lalu berteriak.

"Aaaakkk_"terdapat noda darah tepat diarea kasur yang ia tiduri, ia segera memegang kewanitaannya yang terasa perih.

"BERISIK!kenapa teriak-teriak sih!"

Alina makin berteriak saat melihat seorang pria dibalik selimut yang ada disebelahnya.

"Siapa lo?bangsat!"Alina membungkus dirinya dengan selimut dan terus memaki pria yang ada disebelahnya.

"Stop,stop!kamu kenapa marah-marah sih, saya tau ini pengalaman pertama kamu melayani pria,tapi tenang aja saya akan kasih tambahan uang ka_"

Plaak

Satu tamparan mendarat dipipi pria yang sama sekali tidak Alina kenal.

"Lo pikir gue apa?pelacur?!"Alina mengutipi pakaiannya lalu segera masuk kedalam kamar mandi,walaupun sakit dan sedikit kesusahan, karena ia membawa serta selimut untuk menutupi tubuhnya.

Drrtt

"Halo Ghan, halo Ghani!"

"Apa sih?!" Sahut Ghani yang masih kesal karena perempuan yang kini sedang berada didalam kamar mandi.

"Gue cuma mau bilang, uang yang lo kasih udah gue balikin!maaf perempuan yang sesuai keinginan lo gak ada,gue gak nemu."

"Ma-maksud lo?!perempuan yang gue minta gak ada dihotel yang tadi malam gue datangi?!"Ghani menelan ludahnya susah payah.masih teringat dalam benak Ghani bagaimana sulitnya ia memperawani wanita yang baru saja ia tuduh pelacur.

"Iya,gue udah chat elo tadi malam, lo sempet kehotel?sorry Ghan besok gue coba cari lagi deh."

"Gak usah!"

Ghani segera memakai pakaiannya lalu menunggu Alina didepan pintu kamar mandi.ia menunggu gelisah bagaimana mungkin ia berpikir seorang pelacur masih perawan.

Cekleek

Alina menyilangkan tangannya didada dan menatap tajam pria brengsek yang telah menidurinya dan menuduhnya seorang pelacur.

"MAU APA LO?!"Alina langsung memekik kala melihat pria brengsek di depannya, ia segera bergegas bersiap untuk pergi.

"Sa-saya mau minta maaf."mohon Ghani sambil mengikuti Alina dibelakangnya.

Alina hanya diam,ia tak perduli dengan ucapan Ghani!pikirannya hanya harus segera pergi dan bersumpah tak ingin melihat pria brengsek ini lagi.

"Tunggu! kamu gak denger saya bilang apa?saya minta maaf."ucap Ghani sedikit meninggikan suaranya.

Alina tersentak!ia mendekat pada Ghani dan menatapnya tajam."Lo bilang apa?maaf? setelah apa yang lo lakuin sama gue?lo bilang maaf!"

"Saya beneran gak tau,saya pikir kamu wanita panggilan yang saya pesan. Kamu mabuk dan ada didepan kamar saya, Siapa pun pasti akan berpikir sama seperti saya."

"Siapa?siapa yang berpikir seperti itu?itu cuma pikiran lo."Alina melangkah ke arah pintu dan bersiap akan pergi tapi Ghani menarik tangannya.

"Apalagi bangsat?!"Alina memekik dan mencoba melepaskan cengkraman Ghani.

"Saya akan bertanggung jawab."ucap Ghani penuh dengan keseriusan.

Alina menatap horor pria yang sudah menganggapnya pelacur dan sekarang ingin bertanggung jawab,bagaimana mungkin seorang pria bajingan yang ada didepannya akan menjadi suaminya.Menikah bukanlah fokusnya saat ini.

"Gak perlu!anggap saja kita gak pernah ketemu."ucap Alina dengan penuh penekanan.

Ghani menatap Alina bingung,bukankah seorang wanita akan meminta pertanggung jawaban saat seorang pria mengambil perawannya."Apa kamu menganggap apa yang terjadi sama kita, adalah hal yang biasa kamu lakukan."

"Hah_ setelah menganggap gue pelacur sekarang lo merendahkan gue!"sahut Alina tak terima.

"Bu-bukan itu maksud saya."

Alina mendorong dada Ghani,sehingga pria itu tersentak mundur selangkah."Gue udah ngelakuin satu kesalahan yang Fatal!apa gue juga harus menanggung seumur hidup sama pria brengsek kaya lo! hah_  jawab?"

"Jangan pernah muncul lagi dihadapan gue dan anggap kita gak pernah ketemu."tegas Alina lalu memegang knop pintu tapi sebelum ia membukanya,Alina kembali menatap Ghani. "Satu lagi,apa yang terjadi hari ini anggap tidak pernah ada."tambahnya lagi lalu pergi meninggalkan Ghani dalam keterdiaman.

Ghani mengacak rambutnya,bisa-bisa wanita itu menolak pertanggung jawabannya.setiap wanita pasti akan mencecar seorang pria yang telah mengambil kesuciannya. tapi,wanita itu justru meninggalkannya dan memintanya melupakan apa yang terjadi.

Ghani memakai kemejanya lalu mengambil barang-barangnya,tapi tiba-tiba saja ujung matanya melihat kartu nama yang tergeletak dilantai kamar hotel.

"Wisco company."Ghani mencoba mengingat nama perusahaan yang sama dengan kartu nama yang ia pegang.

Sebelum meninggalkan hotel, Ghani terlebih dulu ke meja resepsionis untuk meminta data dan juga rekaman cctv dan syukurnya pihak hotel mengizinkan.

Satu hal yang membuat Ghani memaki dirinya sendiri adalah dirinya tak menanyakan nama wanita tersebut. Dirinya juga lupa memberikan kartu nama untuk wanita itu.

Saat dirumah Ghani menghubungi Theo, orang yang bisa ia andalkan untuk mencari tau informasi tentang seseorang.

Setelah menunggu 2 jam lebih,Theo menghubunginya lagi untuk memberikan informasi tentang Wanita yang bersamanya semalam.

Ghani menyeringai setelah menutup panggilan dari Theo,pria itu memang sangat bisa ia andalkan dalam hal semacam ini.tidak sia-sia Ghani membayarnya cukup mahal untuk ini.

"Alina Adnan, nama yang bagus."

Tbc....

Terjebak semalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang