Chapter 53 (end)

426 42 2
                                    

Happy reading😘

Semakin hari, Alina semakin dibuat bahagia karena putrinya tumbuh sehat dan bertambah gembul. Walaupun cukup melelahkan tapi ia tidak begitu stress karena suami dan mama mertuanya turut serta membantu menjaga dan merawat Kyra.

Usia Kyra sudah menginjak 10 bulan, bayi itu sedang aktif-aktifnya mengoceh dan memasukkan apapun kemulutnya setiap kali memegang sesuatu. Untungnya Alina memiliki mertua seperti Sarah yang ahli dalam memasak. Mama mertuanya itu selalu membuat camilan sehat untuk Kyra.

Seperti pagi ini Kyra sudah di bawa Sarah keluar dari kamar untuk berjemur matahari pagi, selagi Kyra di bawa oleh Omanya, Alina segera menyiapkan pakaian dan keperluan Ghani ke kantor.

"Kyra mana, sayang?" tanya Ghani saat tak mendapati putrinya di kasur.

"Udah di bawa mama berjemur." Alina mulai mengancing kemeja Ghani dan memakaikan suaminya dasi, tak lupa menyemprotkan parfum.

Ghani sendiri hanya diam sambil memegangi pinggang Alina, istrinya saat ini sedang menata rambutnya dan juga merapikan tampilannya. "Sayang, nanti siang mas jemput ya?"

"Mau kemana?"

"Ada rekan kerja mas ngadain acara wedding, dan wedding cukup mewah nanti mas panggil beberapa orang stylist buat bantuin kamu."

"Hah_" Alina mengeryitkan dahinya, untuk apa harus memanggil stylist segala, pikirnya. "Gaun aku masih banyak mas, alat make up aku juga masih lengkap, kenapa_"

"Ini tuh special sayang, pokoknya kamu tunggu dirumah aja. nanti jam 2 mas jemput."

"Terus, Kyra gimana?"

Ghani menggeleng lalu memberikan kecupan singkat di bibir istrinya. Wajah bingung Alina membuat Ghani ingin tertawa. "Ada mama, sayang. Kita titip Kyra sebentar."

"Harus banget ya aku ikut?" Semenjak memiliki bayi, Alina memang lebih suka dirumah dari pada harus pergi. Setiap kali ia menginginkan sesuatu, Alina juga selalu memesannya lewat online.

"Iya sayang, harus!" Ghani memberikan pelukan hangat untuk Alina. Mungkin istrinya terlalu lelah hingga malas untuk beraktifitas diluar. "Kamu capek ya, ngurusin anak kita? maaf ya."

"Enggak kok, aku gak capek. Mama kan selalu bantuin aku. Mas kenapa minta maaf?"

"Karena mas lebih banyak waktu dikantor."

Alina menggeleng di pelukan Ghani. "Tiap malam mas juga bantuin aku, mas gak pernah bangunin aku setiap kali Kyra minta main. Mas kerja juga bentuk tanggung jawab sebagai ayah, jadi gak pa-pa."

"Makasih sayang, udah selalu sabar dan mengerti."

Keduanya saling membalas senyuman lalu keluar dari kamar untuk memulai pagi dengan sarapan terlebih dulu. Di meja makan ternyata sudah ada Sarah yang menggendong Kyra, Ghani segera mengambil alih Kyra dari mamanya.

"Pagi-pagi udah penuh aja mulutnya." Ghani mengambil tisu lalu membersihkan mulut Kyra yang belepotan. Kyra hanya terkekeh menampilkan dua giginya yang akan tumbuh.

"Mas, sarapan gih. Kyra biar sama aku." Alina mencoba mengangkat Kyra dari gendongan Ghani tapi putrinya itu malah memalingkan muka. Ghani terkekeh melihat putrinya yang tidak mau lepas darinya.

"Diih, kok gitu!"

"Biar aja Al, mungkin Kyra masih rindu sama papanya. Kamu sarapan aja." ucap Sarah yang ikut terkekeh melihat tingkah lucu cucunya.

Alina menurut dan memanyunkan bibirnya, ia segera menyuapi Ghani sarapan dengan roti isi tuna yang ia buat tadi pagi. "Mama cemburu loh, ini." Celetuknya disela-sela menyuapi Ghani.

Terjebak semalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang