Halo halo selamat pagi semuanya. Kembali lagi nih dengan cerita Jake dan Ni-ki enha yang lokal. Sorry aku gak bisa update cepat atau double up karena aku punyai kesibukan di rl. Tapi sebisanya aku usahain untuk bisa update untuk cerita ini.
Jangan lupa votemennya ya sebelum dan sesudah baca. Selamat membaca semuanya, semoga suka
Ni-ki keluar dari mobilnya ketika mobil berhasil terparkir sempurna di garasi mobil, "Terimakasih Pak," ucap Ni-ki kepada supir pribadi Jake.
Untuk hari ini, masalah mengantar jemput Ni-ki ke sekolah maupun ketempat kelas tambahan akan di hantarkan oleh supir pribadi milik Papanya.
"Ni-ki sudah pulang?" tanya Ruby ketika melihat Ni-ki sedang melepaskan kaus kaki di ruang tamu.
Ni-ki menganggukkan kepalanya. Ia menaruh sepatunya pada tempatnya sama seperti ucapan Jake saat dirinya masih kecil tentang hal menaruh sepatu yang baik dan benar yaitu meletakkannya kembali di rak sepatu.
"Makan dulu yuk? Kamu pas-"
"Papa sudah sadar belum?"
Pertanyaan Ni-ki mampu memotong ucapan Ruby dan membuat pengasuhnya terdiam di tempat. Ruby menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, "Sadar kalau Ni-ki makan siang dulu yuk, kita makan dulu biar Papa sa-"
"Nanti aja deh bi, aku gak mau makan!" sentak Ni-ki.
Ruby hanya terdiam ditempat saat Ni-ki membentak dirinya tidak seperti biasanya. Ni-ki mengambil tas sekolahnya dan membawanya menuju kamar pribadinya. Ni-ki merebahkan badannya yang lelah ke kasur dengan kegiatan hari Senin yang cukup melelahkan.
Ni-ki mengambil ponsel miliknya dan menatap layar ponsel tersebut. Ni-ki menghela nafas kasar karena melihat sebuah notifikasi dari Jay yang mengatakan bahwa Jake belum siuman.
Pintu kamar Ni-ki diketuk hingga Ni-ki menoleh kearah pintu kamarnya. Ada sesosok Junghwan yang terpampang jelas di ambang pintu dan dibelakangnya ada Yoohwan. Junghwan berjalan masuk ke kamar Ni-ki setelah di izinkan oleh pemilik kamar.
Junghwan menatap kamar Ni-ki keseluruhan karena baru pertama kali ini ia masuk kedalam kamar sahabat kecilnya ini. Yoohwan memberikan sebuah kantung kresek yang di dalamnya ada sebuah makanan.
Ni-ki menerimanya karena merasa tidak enak jika ia menolak makanan tersebut. Ni-ki membelalakkan matanya saat melihat makanan yang ada di dalam cukup banyak hingga plastik tersebut terasa berat.
"Wihhh banyak sekali, terimakasih Mama Junghwan," ucap Ni-ki dengan senyumannya yang tampak manis dan indah.
Yoohwan mengangguk dan tangannya terulur untuk membelai rambut anak berusia 8 tahun itu, "Sama-sama, dimakan gih nasi goreng dan jajanannya biar kamu nya gak bete terus," ucap Yoohwan yang memahami suasana hati anak itu.
Ni-ki mengangguk, ia pun mengajak Junghwan untuk duduk di karpet bulu. Ni-ki memberikan sedikit jajanannya untuk Junghwan membuat sahabatnya itu mengerutkan dahinya, "Kenapa? Buat kamu," ucap Ni-ki.
Junghwan menggelengkan kepalanya dan memberikan kembali jajanan tersebut, "Gak usah, itu buat kamu aja, Mama udah beliin buat aku juga," tolak Junghwan secara perlahan.
Ni-ki mengembangkan senyumnya dan mulai memakan nasi goreng yang diberikan Yoohwan. Pintu kamar di ketuk membuat ketiga insan di kamar tersebut menoleh. Ni-ki membulatkan matanya saat melihat Om nya yaitu Heeseung kembali kesini. Ni-ki segera berlari kearah Heeseung dan mendekap Heeseung dengan sangat erat, enggan untuk dilepaskan.
Heeseung tersenyum, ia mengusap-usap rambut Ni-ki beberapa kali. Ni-ki mendongak untuk menatap kedua netra Heeseung, "Om tau kalo Papa kecelakaan?" tanya Ni-ki.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)
Roman pour Adolescents"Pa, Bunda gak sayang Ni-ki lagi ya? Kok bunda lebih milih di atas sana? Ni-ki kangen bunda, Pa. " Kisah seorang anak laki-laki yang tumbuh dewasa tanpa sesosok ibu di dalam kehidupan nya. Di dalam hidup Ni-ki hanya ada sang papa, yang selalu siap s...