044

97 9 5
                                    

Bagaimana chapter sebelumnya? Seru? Nanti setelah ini tamat author mau revisi soalnya ngerasa agak gak jelas ceritanya makin kesini, maafkeun ya teman-teman. Nanti bakalan di revisi kok. Lanjut baca yuk, jangan lupa votemennya ya, selamat membaca semuanya




















Beberapa hari pun berlalu, kini Jake tengah membantu Ni-ki untuk pertama kalinya menggunakan kruk saat dokter mengatakan bahwa kondisi kaki Ni-ki semakin membaik sehingga Ni-ki dapat menggantikan kursi roda nya dengan kruk sembari membantunya sedikit demi sedikit untuk bisa berjalan seperti semula.

"Bagaimana? Bisa?" tanya Jake sembari mengikuti Ni-ki dari belakang saat Ni-ki tengah menggunakan alat tersebut.

Ni-ki menoleh kearah Jake dan menganggukkan kepalanya, "Bisa dong, Pa. Kan dulu Ni-ki juga pakai ini pas kecil jadinya udah bisa karena udah pernah," jawab Ni-ki.

Mendengar hal tersebut membuat Jake menghela nafas lega, "Syukurlah kalau begitu, pelan-pelan ya jalannya karena kaki mu gak sepenuhnya sembuh," ujar Jake.

Ni-ki menganggukkan kepalanya, "Siap Pa! Berarti abis ini Ni-ki boleh sekolah sama latihan dong?" tanya Ni-ki.

Jake pun spontan mencubit pipi Ni-ki dengan gemas, "Pertanyaan macam apa itu? Kalau latihan pastinya belum dong, kalau sekolah boleh aja tapi tunggu kamu pake itu semingguan dulu baru boleh," jawab Jake membuat Ni-ki mengerucutkan bibirnya.

"Yahh Pa, Ni-ki udah kangen main sama Junghwan di sekolah loh," ucap Ni-ki dengan wajah memelas nya.

Mendengar ucapan anaknya itu pun membuat Jake tertawa dengan lepas, "Main sama Junghwan atau main sama Haerin?" tanya Jake dengan alisnya yang turun naik.

Ni-ki pun memasang wajah marah di depan Papanya itu tetapi membuat Jake gemas melihat anaknya itu, "Ish Papa! Apa sih?! Enggak ya, mana ada," jawab Ni-ki dan memalingkan wajahnya yang memerah layaknya udang rebus.

Jake pun tertawa dengan lepas kembali karena berhasil menjahili anak semata wayangnya itu, "Ciee mukanya langsung merah begitu," ledek Jake lagi.

"IHHHHHH PAPAAA!"

• • •

"Permisi permisi, paket."

Suara seseorang beserta dengan suara ketukan pintu berhasil membuat atensi Jake teralihkan. Jake yang sedang berada di ruang tamu sambil membaca majalah pun langsung membukakan pintu untuk seseorang yang tak asing bagi dirinya.

"Eh Junghwan, kok jam segini udah pulang?" tanya Jake sambil mempersilakan Junghwan untuk masuk.

Junghwan melepas sepatu sekolahnya setelah diizinkan untuk masuk kedalam. Ia menaruh sepatunya di rak sepatu depan, "Pulang cepet, gurunya ada keperluan katanya jadi jam segini udah pulang," jawab Junghwan.

Jake menganggukkan kepalanya, "Yaudah ayo duduk du-"

"Junghwan?"

Junghwan dan Jake pun lantas menoleh secara bersamaan kearah sumber suara yang berada di dekat pintu dekat ruang tamu. Ternyata itu Ni-ki, ia keluar dari kamar sementaranya setelah mendengar suara temannya itu masuk ke dalam rumahnya.

Ni-ki dengan perlahan menggerakkan kruknya untuk mendekati Jake dan Junghwan, "Kamu ngapain kesini?" tanya Ni-ki karena tidak biasanya sahabatnya ini datang kerumahnya.

Junghwan tersenyum lebar hingga deretan gigit putihnya dapat di lihat oleh Jake maupun Ni-ki, "Mama ku lupa bilang. Mama ku ke luar kota hari ini karena mau liat keluarga ku yang sakit. Tapi karena akunya sekolah besok dan seterusnya jadi Mama bilang aku nginep di rumah kamu aja, boleh kan?" tanya Junghwan sambil menoleh kearah Jake dan Ni-ki secara bersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang