038

89 9 5
                                    

Nih nih chapter kelanjutannya biar kalian gak penasaran. Maaf ya kalo agak aneh di chapter ini, niatannya aku kepengen cerita ini sampe 45 chapter aja dan bakalan aku revisi nanti setelah tamat. Doakan semoga lancar dan setelah direvisi ceritanya makin cakep kayak member enha hehehe. Lanjut aja yuk baca ceritanya, jangan lupa votemennya ya, selamat membaca teman-teman semuanya.























"Udah mulai belum?"

Ni-ki yang fokus menatap layar televisi di depan pun seketika menoleh kearah Jake yang membawa minuman dan cemilan untuk menemani mereka menonton acara sepak bola di tengah malam ini.

Ni-ki menggelengkan kepalanya dan membantu Jake menaruh cemilan dan makanan tersebut ke atas meja, "Belum, masih siap-siap tuh," jawab Ni-ki sambil menunjuk kearah layar televisi yang belum menunjukkan tanda-tanda akan di mulainya pertandingan sepak bola tingkah internasional itu.

Jake mengangguk paham dan menduduki tubuhnya di samping sang anak. Ni-ki mengambil ponselnya sambil menunggu pertandingan sepak bola itu di mulai karena sejak tadi ponselnya terus menerus berbunyi pertanda ada pesan yang masuk.

Keheningan terjadi beberapa saat karena Ni-ki yang fokus bermain ponsel dan Jake fokus menatap layar televisi. Jake menoleh kearah kanan tepatnya untuk melihat Ni-ki yang asik mengetik pada ponselnya, "Dari siapa sih? Dari Haerin ya?" ledek Jake karena sejak tadi ia melihat Ni-ki mengetik untuk membalas pesan dari seseorang sambil tersenyum.

Ni-ki yang mendengar hal itu pun langsung mematikan ponselnya dan menatap Jake yang sejak tadi memasang wajah meledeknya, "Enggak! Tadi Junghwan kirim foto lucu jadinya Ni-ki senyum," jawab Jake gugup.

Suara reporter dari televisi pun mampu membuat Jake maupun Ni-ki menoleh serentak. Acara pertandingan sepak bola pun terlihat akan di mulai dan waktu sudah menunjukkan tengah malam. Lampu dimatikan, beberapa cemilan, dan minuman yang di buat oleh Jake mampu membuat suasana mencekam menonton bertambah.

Pertandingan sepak bola itu pun di mulai, Jake maupun Ni-ki meneriakkan para idola mereka di dunia sepak bola. Saat ini, atlet sepak bola Korea Selatan melawan negara dengan negara tirai bambu, yaitu jepang.

"YAHHH! DIKIT LAGI!" teriak Ni-ki geram karena salah satu pemain sepak bola tersebut hampir saja membobol gawang lawan namun dengan cepat salah satu pemain lawan mengambil bola tersebut.

Jake pun ikut geram karena terlihat urat-urat di lehernya ikut mengeras seperti sang anak. Ni-ki mengambil minumannya untuk menenangkan dirinya sambil menatap layar televisi dengan tatapan yang fokus.

"Shit! Malah gol," umpat Ni-ki.

Jake mendengar umpatan sang anak pun langsung menatap Ni-ki di detik itu. Merasa di tatap oleh Jake karena ucapannya pun membuat Ni-ki menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal sambil tertawa kecil, "Maaf Pa. Keceplosan tadi," ucap Ni-ki kepada Jake.

Jake menganggukkan kepalanya karena dia hanya kaget bukan ingin memarahi Ni-ki karena ucapannya tadi. Mereka pun kembali menonton pertandingan sepak bola antar negara itu dengan sedikit teriakan dari kedua insan tersebut.

Waktu berjalan sangat cepat dan tak terasa bahwa pertandingan sepak bola antar negara itu telah selesai. Kemenangan pun berhasil di raih oleh negara mereka yaitu Korea Selatan meskipun sempat tertinggal point'. Ni-ki menoleh kearah Jake yang tertidur di sofa karena sudah terlalu lelah dan berakhir tertidur di sofa. Ni-ki menatap sekitarnya yang gelap gulita dan matanya tak sengaja menatap seseorang yang tengah berdiri di dekat tangga. Ni-ki membulatkan matanya karena baru pertama kali melihat sosok hantu selama hidupnya ini.

"Bunda?" ucap Ni-ki setelah menatap sosok itu beberapa saat.

Sosok itu nampak seperti Bundanya karena sangat mirip dengan Bundanya yang telah tiada. Ni-ki menggelengkan kepalanya sambil menepuk-nepuk pipinya untuk memastikan bahwa ia tidak sedang bermimpi juga seperti Jake.

My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang