016

132 17 9
                                    

Udah baca chapter sebelumnya? Mau lanjut lagi? Boleh boleh. Ayo langsung baca aja, maaf ya kalo agak gak jelas. Jangan lupa votenya sebelum baca. Happy reading!













"Ayah, katanya Ni-ki di culik ya? Sama siapa? Kok bisa sih yah?"

Sunghoon memejamkan matanya karena mendengar ucapan Sunoo sang anak yang panjang lebar menanyakan Ni-ki kepadanya.

"Ihh Ayah jawab dong! Sunoo kan mau tau," lanjut Sunoo sembari menggoyangkan tangan sebelah kanan Sunghoon.

Sunghoon menghela nafas panjang kemudian menatap dua mata rubah Sunoo. Ia mengusap pipi anaknya yang tembam itu beberapa kali, "Sebentar ya? Ayah baru pulang, kamu juga kenapa gak tidur jam segini?" tanya Sunghoon.

Sunoo hanya tertawa kecil dan tidak menjawab pertanyaan Sunghoon. Seorang wanita cantik menghampiri mereka yang berada di ruang tamu, "Sunoo sayang, tidur lagi yuk, besok sekolah lagi," ucap Seoyoon.

Sunoo mencebikkan bibirnya, ia pun berjalan menuju kamarnya karena takut Ibunda nya memarahinya saat ini. Seoyoon tersenyum dan menoleh kearah kearah Sunghoon, "Kamu juga, sekarang kamu bersih-bersih terus istirahat."

"Eungh," Ni-ki membuka matanya ketika dirinya sudah sadar dari obat bius tadi.

Ni-ki mengerjapkan matanya berulang kali dan menatap ke sekelilingnya. Di sekelilingnya di penuhi oleh pria berotot yang jumlahnya tidak sedikit. Pria-pria tersebut tertidur nyenyak di lantai dan tidur saling menumpang tindih. Ni-ki sedikit meregangkan badannya karena merasa tangannya sangat pegal akibat diikat terlalu kencang.

"Aduh gimana ini," monolog Ni-ki dengan suara yang cukup pelan hingga hanya dia saja yang mampu mendengar nya.

Seketika perut Ni-ki terasa lapar, dikurung diruangan ini dalam waktu yang cukup lama membuat perutnya merasa sangat lapar. Cacing yang ada di dalam perut nya membutuhkan sebuah asupan. Ni-ki berusaha untuk membuka ikatan pada tangannya namun ikatan tersebut terlalu kuat. Ni-ki berusaha membuka ikatan tersebut secara kasar dan menimbulkan suara grasak-grusuk. Salah satu pria berotot kekar itu pun terbangun karena ulah Ni-ki. Ni-ki meneguk air liurnya saat pria tersebut menghampiri nya.

"Lo ngapain? Berisik," ucap pria tersebut.

Ni-ki menunjukkan kearah perutnya sebagai kode. Pria berotot itu menautkan kedua alisnya, "Maksudmu apa sih bocah? Pengen ke kamar mandi?" tanya pria tersebut.

Ni-ki menggelengkan kepalanya, ia kembali menunduk perutnya dengan cara menundukkan kepalanya, "Apa sih? Yang jelas dong kalo ngomong, punya mulut kan?" lanjut pria tersebut merasa sudah geram dengan Ni-ki.

"Ngapain sih lo? Berisik bener," ucap sala satu pria yang lain.

Pria yang berada di hadapan Ni-ki pun menunjuk kearah Ni-ki, "Nih, bocah ingusan satu. Gak jelas banget minta apaan, coba lo aja yang nanya," jawab pria tersebut.

Seorang pria yang sempat terbangun itu pun berdiri dan menghampiri Ni-ki dan teman nya itu. Pria botak tersebut menatap tajam kearah Ni-ki, "Lo butuh apa sih bocah? Bilang jangan nyusahin orang," ketus pria botak tersebut.

"Apa sih om? Marah-marah mulu, pantes rambutnya botak begitu, gampang rontok karena demen marah-marah," ledek Ni-ki karena pria botak tersebut selalu memarahinya sejak tadi.

Pria botak tersebut pun berdecak dan amarahnya memuncak untuk menghadapi bocah iseng dan jahil seperti Ni-ki ini, "Banyak bacot! Cepet lo mau apa bocah?" tanya pria botak itu lagi.

Ni-ki menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya kearah yang lain, "Males, marah-marah mulu. Papa aja gak suka marah-marah tuh kayak om botak, huuuu," ledek Ni-ki lagi sembari menjulurkan lidahnya kedepan.

My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang