Halo halo halo semuanya. Gimana nih kabarnya? Semoga kalian selalu sehat dan semoga yang sakit cepat sembuh ya. Kembali lagi nih dengan cerita dede iki yang penuh dengan kejutan. Sebelum baca jangan lupa votemennya ya temen-temen. Langsung aja yuk baca ceritanya, selamat membaca semuanya.
3 tahun pun berlalu.
Ni-ki membawa sebuah kertas putih di tangannya dengan mata yang mencari-cari seseorang di rumahnya siapa lagi kalau bukan Jake. Ni-ki mencari Jake ke seluruh penjuru rumah nya yang semakin lebar ini. Atas hasil kerja keras yang Jake dapatkan, rumah ini di renovasi oleh Jake supaya semakin lebar agar sang anak lebih betah di rumah dibandingkan diluar rumah.
Ni-ki membulatkan matanya dan tersenyum lebar saat melihat Jake yang tengah menyiram tanaman dihalaman belakang. Bocah berumur 10 tahun itu pun berlari menghampiri Jake.
"PAPA!"
Jake terkejut mendengar teriakan dari sang anak hingga membuat selang air untuk menyiram tanaman jatuh kelantai. Jake menoleh kearah belakang yang terdapat anak semata wayangnya. Ni-ki hanya tersenyum dengan kekehan kecilnya saat Jake menggelengkan kepalanya, "Kenapa? Bikin Papa kaget aja kamu," omel Jake, ia mematikan keran dan melilitkan kembali selang yang sempat ia gunakan.
Tanpa berlama-lama lagi, Ni-ki memberikan kertas berwarna putih itu kepada Jake, "Ini, Pa. Kata pelatih ku suruh dibaca dulu," ucap Ni-ki.
Jake mengerutkan dahinya. Ia mengelap tangannya yang basah terlebih dahulu menggunakan celana yang ia gunakan lalu mengambil kertas itu saat tangannya sudah tidak basah lagi. Jake membaca isi keseluruhan dari kertas tersebut, "Pertandingan sepak bola tingkah kota?" tanya Jake setelah membaca kertas yang merupakan formulir pendaftaran.
Ni-ki menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar, "Iya Pa. Kata pelatih ku, Ni-ki udah dibolehin ikut pertandingan karena kemampuan tim Ni-ki juga sudah semakin keren. Kertas itu Papa isi dan Papa kasih tanda tangan biar membuktikan Papa mengizinkan Ni-ki ikut pertandingan," jawab Ni-ki dengan hati yang senang.
Mendengar ucapan Ni-ki pun Jake ikut tersenyum lebar sambil menatap formulir tersebut. Jake merentangkan tangannya memberi pertanda supaya Ni-ki mendekat dan berpelukan bersama. Ni-ki yang peka dengan maksud Jake pun langsung memeluk sang Papa dengan erat. Tinggi badan Ni-ki sudah seperut Jake, anak itu tumbuh dengan baik.
Jake mengusap-usap rambut Ni-ki dengan senyuman yang tak luntur sejak tadi disana. Setelah melakukan latihan berkali-kali dengan sungguh-sungguh dan tekun, pelatih Ni-ki mempercayakan tim Ni-ki untuk bertanding pertama kalinya di tingkat kota. Meskipun hanya tingkat kota atau belum sampai ketingkat nasional, menurut Jake ini adalah pencapaian luar biasa untuk sang anak. Karena, untuk melakukan pertandingan di sebuah pertandingan olahraga sungguh sulit karena harus menyiapkan fisik dan mental yang cukup. Dengan adanya kepercayaan dari sang pelatih, Jake yakin jika tim Ni-ki ini sudah siap secara fisik maupun mental, jika belum pasti pelatih nya itu akan terus melatih anak didiknya sampai siap secara dua hal itu, bukan?
"Coba ambilkan Papa pulpen," ujar Jake setelah menatap kertas tersebut cukup lama.
Wajah Ni-ki langsung berseri mendengar ucapan dari Papanya itu. Ia pun dengan cepat berlari menuju kamarnya untuk mengambil pulpen. Jake yang melihat anaknya berlari cukup kencang pun terkejut, bagaimana bisa sang anak mengambil pulpen dilantai dua dengan berlari sekencang itu? Apakah anaknya memiliki kekuatan seperti Boboiboy halilintar?
Tanpa berlama-lama lagi pun Jake segera mengisi pernyataan bahwa ia setuju Ni-ki mengikut pertandingan tersebut dan menandatangani diatas materai. Ni-ki yang melihat Jake menorehkan pulpen diatas kertas itu pun tak habis-habisnya tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)
Roman pour Adolescents"Pa, Bunda gak sayang Ni-ki lagi ya? Kok bunda lebih milih di atas sana? Ni-ki kangen bunda, Pa. " Kisah seorang anak laki-laki yang tumbuh dewasa tanpa sesosok ibu di dalam kehidupan nya. Di dalam hidup Ni-ki hanya ada sang papa, yang selalu siap s...