Bagaimana untuk chapter sebelumnya? Seru? Kalo seru boleh dong votemennya sebagai dukungan kalian untuk cerita ini. Lanjut saja yuk untuk baca kelanjutannya, selamat membaca semuanya
"Nishimura Riki? Kemana dia?"
"DISINI!"
Teriakan anak berusia 14 tahun itu pun dapat membuat pelatih dan teman-temannya Ni-ki menoleh. Ni-ki berlari kearah pelatih dan teman-temannya dengan headband yang berada di kepalanya supaya rambutnya itu tidak menutupi wajahnya meskipun rambutnya tidak terlalu panjang, katanya sih ini cuman meningkatkan rasa keren nya saja.
Ni-ki tersenyum kearah teman tim dan pelatihnya setelah berlari dari tribun penonton ke pinggir lapangan bola. Setelah meminta restu serta doa dari keluarga yang ia cintai dan mendengar namanya di sebut membuat Ni-ki menghampiri mereka semua.
"Kamu sudah tidak demam lagi?" tanya Yong Hoon setelah mengabsen anak didiknya.
Ni-ki menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Udah enggak dong! Demam nya hilang setelah Papa berdoa sama yang diatas," jawab Ni-ki.
Yong Hoon dan teman-teman tim Ni-ki menghela nafas lega karena ketua tim mereka sudah pulih seperti sedia kala dan ini tandanya Ni-ki akan bersinar kembali seperti kemarin meskipun ia tidak tahu untuk hasil di akhir pertandingan nantinya.
Ni-ki menoleh kearah tempat dimana para lawannya berada. Ia dapat melihat lawannya tengah mengobrolkan sebuah teknik untuk mengalahkan tim Ni-ki. Meskipun terlihat seperti tim yang sudah berpengalaman untuk mengikuti pertandingan, Ni-ki sebagai ketua dari tim nya ini tak takut dengan hal itu. Ia sudah berlatih dengan sungguh-sungguh, jatuh bangun berulang kali dan meminta doa kepada Tuhan itu sudah cukup menurut Ni-ki untuk memenangkan pertandingan kali ini.
"Kamu yakin kita bakalan menang? Tuh liat lawannya keliatan jago-jago semua," ucap salah satu teman Ni-ki yang menempati posisi menjadi penjaga gawang di timnya.
Ni-ki menggelengkan kepalanya dengan tatapan terus menatap muka dari lawannya satu persatu, "Enggak biasa aja. Karena aku yakin kali ini kita yang menang," jawab Ni-ki dengan sangat percaya diri.
"Kata siapa kita bakalan menang? Perasaan aku gak enak soalnya," sahut Ilyoung.
Ni-ki dan temannya itu langsung menoleh kearah Ilyoung yang berada dibelakang tubuh mereka dengan raut wajah khawatir nya. Ni-ki menggelengkan kepalanya untuk membuang jauh-jauh pikiran jelek Ilyoung itu, "Gak boleh gitu. Percaya diri aja kalo kita itu bisa. Kita harus yakin kalo kemenangan untuk kita pasti ada nantinya," jawab Ni-ki dan mengalihkan pandangannya kearah keluarga nya yang asik berbincang satu sama lain kecuali Jake yang masih menatap dirinya dan teman-temannya.
Disana juga ada Hyunjae yang tengah berada di tribun penonton bersama anggota keluarga nya yang lain. Tuan Lee, Nyonya Lee, dan keluarga Heeseung juga rela datang jauh-jauh dari negeri seberang hanya untuk melihat pertandingan sepak bola Ni-ki yang entah akan dimenangkan oleh siapa untuk saat ini.
Hyunjae yang merasa ditatap oleh seseorang pun langsung menoleh kearah pinggir lapangan. Hyunjae membuat bahasa isyarat untuk Ni-ki yang dapat diartikan sebagai 'semangat, kamu pasti bisa kok'
Ni-ki tersenyum lebar melihat bahasa isyarat yang dapat ia pahami itu. Ia pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Beberapa menit pun berlalu, kedua tim di minta untuk memasuki lapangan. Ni-ki berjalan lebih dulu di depan teman-temannya yang lain sebagai pertanda ia adalah kapten tim dari tim nya ini.
Saat sesi bersalaman dilakukan, ketua tim lawannya itu membisikkan sesuatu, "Ternyata ini lawan ku. Btw selamat tanding ya, aku agak kaget kalo tau tim kamu yang main," bisik kapten lawannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)
Ficțiune adolescenți"Pa, Bunda gak sayang Ni-ki lagi ya? Kok bunda lebih milih di atas sana? Ni-ki kangen bunda, Pa. " Kisah seorang anak laki-laki yang tumbuh dewasa tanpa sesosok ibu di dalam kehidupan nya. Di dalam hidup Ni-ki hanya ada sang papa, yang selalu siap s...