035

81 7 0
                                    

Halo halo halo semuanya. Gimana nih kabarnya? Semoga selalu sehat ya. Mian aku baru up lagi soalnya aku lagi sibuk sama sekolah. 2 Minggu kemarin banyak tugas, tugas harian, dan ada pensi di sekolah jadi gak sempat lanjutin dan mikirin alur ini agak susah memang jadi aku minta votemennya ya buat bentuk dukungan dari kalian untuk ku. Udah yuk langsung baca aja, semoga suka ya, selamat membaca semuanya




















Jake memasuki rumah dengan langkah tergesa-gesa namun langkahnya terhenti kala anak semata wayangnya itu melemparkan sebuah pertanyaan kepada dirinya.

"Papa tadi kerumah sakit ngapain?"

Pertanyaan itulah yang mampu membuat langkah besar Jake terhenti secara tiba-tiba. Jake terdiam diri dengan badannya yang membelakangi tubuh sang anak.

Jake menghirup oksigen karena merasa dadanya terasa sesak, "Papa cuman cek kesehatan bulanan aja kok," jawab Jake dan kembali berjalan menuju kamarnya dilantai dua.

Ni-ki menggelengkan kepalanya seakan ucapan Jake itu hanyalah bualan semata, "Bohong, cek kesehatan bulanan Papa itu Minggu depan bukan hari ini," jawab Ni-ki yang lagi lagi membuat langkah Jake terhenti.

Jake mati kutu ditengah anak tangga. Ia menoleh kearah sang anak sekilas yang tengah menatapnya itu, "Papa beneran sakit kan? Makanya cek kesehatan bulanan nya di percepat?" tanya Ni-ki saat Jake ingin mengeluarkan jawaban untuk pertanyaan anaknya beberapa menit lalu.

Jake menatap Ni-ki tanpa menjawabnya dengan kata-kata. Ia justru terdiam di tengah anak tangga sambil menatap wajah Ni-ki lalu ia beranjak dari sana dan memilih untuk pergi ke kamarnya. Ni-ki menghela nafas karena Papanya itu tidak mengatakan dengan jujur alasan Jake kerumah sakit selain untuk mengecek kesehatan bulanan.

Ni-ki berdiam diri sejenak sebelum ia keluar dari rumah untuk menghampiri supir pribadi Jake yang berada di post jaga bersama satpam rumah.

"Pak, Papa ku kerumah sakit tadi ngapain aja? Papa beneran sakit ya?" tanya Ni-ki saat sudah berada di belakang supir pribadi dan satpam rumahnya.

Supir pribadi Jake yang tengah meminum kopi buatan pembantu rumah pun langsung menoleh kearah belakang karena mendapati anak dari majikannya itu, "Eh kamu Ni-ki, Papa mu cuman cek kesehatan bulanan di rumah sakit. Jadwalnya dipercepat soalnya dokternya ada urusan minggu depan," jawab supir pribadi Jake itu yang berbohong.

Ni-ki mengerutkan dahinya dan menaikkan satu alisnya keatas, "Beneran? Bapak gak bohong kan? Jujur aja ke Ni-ki kalo Papa itu sakit," ucap Ni-ki dengan wajah khawatir nya.

Supir pribadi Jake itu pun menaruh gelas kopinya diatas meja dan menatap satpam rumah Jake itu untuk beberapa saat. Supir pribadi itu pun menganggukkan kepalanya sambil menatap kedua netra milik Ni-ki, "Benar kok, saya gak bohong. Tuan Jake memang meminta saya untuk menghantarkan nya ke rumah sakit karena hal itu, bukan karena hal yang lain," jawab supir pribadi tersebut dan kembali menyesap kopi yang sudah mulai sisa setengah.

Mendapatkan jawaban itu pun hati Ni-ki terasa tenang walaupun hanya sedikit. Anak berumur 14 tahun itu pun masuk kedalam rumahnya dan menduduki bokongnya di sofa ruang tamu yang empuk. Ni-ki berdiam diri di ruangan yang sunyi dan sepi itu sambil memandangi tangga yang menghubungi lantai utama dengan lantai dua rumahnya.

Rumahnya yang luas dan megah ini akan selalu tampak sepi karena hanya di isi oleh Jake, Ni-ki, dan satu orang pembantu meskipun ada satu penjaga rumah dan satu supir pribadi mereka yang berada di rumah tetap saja rumah itu terlihat sepi di dalam nya.

"Jadi kepikiran tanding nanti," monolog Ni-ki yang secara tidak sengaja mengingat pertandingan nya yang akan diadakan 1 Minggu lagi tepat saat ia bertambah umur.

My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang