Halo halo halo semuanya. Gimana nih kabarnya? Baik? Semoga kalian semua sehatnya dan untuk yang sedang sakit semoga cepat sembuh. Kembali lagi nih dengan cerita dede iki, cerita yang kalian tunggu-tunggu dari kemarin. Mumpung aku free untuk lanjutin jadi aku up sekarang ya seperti biasa, jangan lupa votemennya ya. Langsung aja yuk baca ceritanya, selang membaca semuanya
"Panas sekali badannya."
Jake mengatakan hal itu dikarenakan ia baru saja menaruh telapak tangannya di kening Ni-ki. Wajah Ni-ki merah layaknya udang rebus. Jake beranjak dari tempat duduk untuk pergi menuju dapur. Sesampainya ia di dapur, ia mengambil baskom kecil dan mengisinya dengan air keran. Kemudian, ia mengambil handuk kecil dari kamar pribadinya.
Jake membawa baskom kecil itu ke kamar sang anak. Ia duduk di samping Ni-ki yang masih tertidur dengan nyenyak meskipun wajahnya yang memerah dan wajahnya di guyur oleh keringat. Jake memeras handuk kecil yang sempat ia masukkan ke air lalu menempelkan nya ke kening sang anak. Ia sedikit menekan handuk kecil itu.
"Bunda ...."
Jake yang sedang termenung sembari menatap wajah tampan anaknya itu pun tersadar karena mendengar Ni-ki yang tengah mengigau. Kedua alis Ni-ki bertautan dan anaknya itu tampak gelisah.
"Bunda jangan pergi ...."
Jake tercekat ketika Ni-ki melanjutkan ucapannya meskipun matanya masih terpejam. Jake mengigit bibirnya dengan kuat ketika mendengar anaknya itu terus menerus menyebutkan istrinya yang sudah tiada.
Ni-ki menggelengkan kepalanya dengan cepat, "ENGGA BUNDA! JANGAN PERGI!" teriak Ni-ki dan detik itu juga ia membuka matanya.
Jake sempat terkejut mendengar teriakan dari anaknya itu. Jake mengusap-usap pipi Ni-ki meskipun matanya sedang menahan untuk tidak menangis, "Hey, kamu kenapa? Kok teriak-teriak begitu?" tanya Jake.
Ni-ki menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk mencari sesuatu. Merasa yang ia cari tak kunjung ia temukan, Ni-ki pun beralih menatap wajah sang Papa, "Pa, tadi Bunda ada disini. Bunda kemana?" tanya Ni-ki.
Jake tercekat mendengar pertanyaan tak masuk akal dari Ni-ki. Sudah jelas jelas disini hanya ada dirinya dan Ni-ki yang tertidur sejak tadi, bagaiman bisa istrinya tiba-tiba berada disini?
Jake tersenyum tipis dan mengecup pipi anaknya itu, "Kamu kayaknya mimpi buruk ya? Bunda gak ada, nak," jawab Jake.
Ni-ki menatap Papanya itu hingga tak berkedip sekalipun karena baru mengingat fakta bahwa Bundanya itu sudah tiada sejak ia lahir ke dunia ini.
"Tadi Ni-ki mimpi ada Bunda disini. Bunda suapin Ni-ki terus kasih Ni-ki obat. Terus tadi juga Ni-ki curhat ke Bunda kalo Ni-ki mau ada pertandingan nanti," ujar Ni-ki dengan raut kecewanya.
Jake tak kuasa untuk tidak menangis di depan sang anak. Dengan cepat ia memalingkan wajahnya dan menghapus jejak air mata yang sempat turun ke pipinya, "Bunda ada bilang sesuatu ke kamu?" tanya Jake.
Ni-ki menganggukkan perlahan, "Katanya Ni-ki harus semangat. Ni-ki dimarahin sama Bunda karena Ni-ki jarang minum vitamin karena kelupaan jadinya gampang sakit begini padahal kan Ni-ki mau ada tanding sepak bola nanti," jawab Ni-ki.
Jake terkekeh kecil melihat reaksi Ni-ki yang mengatakan anaknya itu dimarahi oleh istrinya dari alam bawah sadar.
Ni-ki menatap kedua netra Jake yang akan menurunkan air mata kembali, "Papa jangan nangis. Kata Bunda, Papa itu harus kuattt. Bunda juga bilang jangan sedih kalo inget Bunda," ucap Ni-ki namun tanpa anak itu sadari, ia juga tengah menahan air mata untuk tidak turun dari kedua matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)
Teen Fiction"Pa, Bunda gak sayang Ni-ki lagi ya? Kok bunda lebih milih di atas sana? Ni-ki kangen bunda, Pa. " Kisah seorang anak laki-laki yang tumbuh dewasa tanpa sesosok ibu di dalam kehidupan nya. Di dalam hidup Ni-ki hanya ada sang papa, yang selalu siap s...