Halo halo halo semuanya. Gimana nih hari liburnya? Sembari mengisi hari libur kalian, cerita dede iki kembali update nih. Sebelum baca jangan lupa tinggalkan votemennya ya teman-teman, karena votemen dari kalian berguna banget buat numbuhin rasa semangat aku untuk terus nulis. Selamat membaca semuanya
Waktu berjalan begitu cepat, sekarang Ni-ki dan teman-teman seangkatannya di tugaskan oleh guru pembimbing mereka untuk membuat sebuah video ataupun puisi yang bertemakan tentang keluarga.
"Baik anak-anak, tugas kalian Ibu minta kalian membuat video ataupun puisi yang bertemakan tentang keluarga kalian. Dan akan kalian presentasikan di aula sekolah pada saat acara sekolah yang akan di laksanakan beberapa bulan lagi. Jadi harap buat video atau puisi yang bermakna ya, soalnya nanti orang tua kalian akan melihat hasil karya kalian ini," ujar guru Ni-ki yang tengah menjelaskan tugas yang di berikan oleh kepala sekolah untuk seluruh angkatan anak-anak muridnya di sekolah tersebut.
Ni-ki yang sejak tadi tengah menggambar di belakang buku tulisnya pun terhenti karena mendengar sebuah tugas yang menurutnya sedikit berbeda di bandingkan biasa. Tugas yang menunjukkan kepiawaiannya murid-murid sekolah tersebut dalam menunjukkan rasa sayangnya, kepintarannya dalam membuat video atau puisi dan berbicara di depan umum.
Ni-ki menatap tulisan yang berada di papa tulis mengenai tugas yang gurunya bicarakan tadi. Setelah menuliskan persyaratan dari pembuatan video dan puisi tersebut guru kelas Ni-ki kembali berujar, "Buat video dan puisinya yang berkesan ya. Kalau perlu buat dari hati kalian yang paling dalam. Bikin satu aula nantinya nangis karena lihat hasil video atau puisi yang kalian buat. Untuk videonya durasi minimal nya 5 menit dan bebas mau gimana konsep videonya. Mau itu kalian ceritakan suasana keluarga kalian dari kalian lahir sampai sekarang juga tidak masalah. Atau kalian ingin menyampaikan pengalaman terpenting saja yang kalian alami bersama keluarga juga tidak masalah."
Ni-ki menganggukkan kepalanya dan mencatat beberapa persyaratan dari tugas tersebut di dalam buku tulisnya. Setelah menjelaskan tugas kepada murid-muridnya, guru Ni-ki pun langsung meninggalkan kelas Ni-ki karena waktu istirahat sudah tiba. 5 menit bel istirahat berbunyi namun Ni-ki masih terdiam sambil memikirkan tugas yang diberikan beberapa waktu lalu. Ni-ki kebingungan karena ia sendiri pun tidak ahli dalam mengedit maupun membuat puisi. Untuk hal seperti itu, Ni-ki bisa saja menyerahkannya kepada Jake, Papanya. Namun, ia ingin memberikan kejutan kepada Papa kesayangannya itu di aula nantinya.
"Oy Ni-ki!"
Panggilan dari seseorang di depan pintu kelasnya pun membuat Ni-ki hampir saja terhuyung kebelakang karena ia yang melamun hanya karena tugas sekolah. Ni-ki mengisyaratkan orang tersebut untuk duduk di sampingnya. Siapa lagi kalau bukan Junghwan, sahabat kecilnya yang sejak dulu selalu dekat dengan Ni-ki. Layaknya magnet itulah persahabatan mereka yang tak dapat di pisahkan meskipun terhalang oleh jarak ataupun apapun itu.
"Dikasih tugas buat video gak? Yang bakalan di tampilin di aula?" tanya Junghwan sambil memainkan ponsel pintarnya.
Ni-ki menganggukkan kepalanya lalu menyandarkan punggungnya ke kursi, "Ya iyalah disuruh. Ini aja tugas buat semua murid yang sekolah disini. Kalo gak di suruh berarti bukan murid sekolah ini," sindir Ni-ki dengan tangannya yang ia lipat di depan dada sambil menatap Junghwan yang masih berkutat dengan ponsel pintarnya itu.
Junghwan menyipitkan matanya untuk menatap sahabatnya itu yang sedang memasang wajah kebingungan, "Kenapa coba? Bingung sama tugasnya kayak gimana? Kek gak ada keluarga yang bisa di ceritain aja," sindir Junghwan tak mau kalah.
Ni-ki mengambil buku catatannya dan memukul muka Junghwa hingga sang pemilik wajah memekik kesakitan, "Sakit! Santai dong!" omel Junghwan sambil mengusap-usap wajahnya yang terkena pukulan maut dari Ni-ki.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)
Novela Juvenil"Pa, Bunda gak sayang Ni-ki lagi ya? Kok bunda lebih milih di atas sana? Ni-ki kangen bunda, Pa. " Kisah seorang anak laki-laki yang tumbuh dewasa tanpa sesosok ibu di dalam kehidupan nya. Di dalam hidup Ni-ki hanya ada sang papa, yang selalu siap s...