Halo halo, ketemu lagi nih. Bagaimana chapter sebelumnya? Seru gak? Chapter ini gak kalah serunya. Oh ya sebelum itu makasih yang udah mau baca cerita ini dan dukung aku dengan cara vote dari kalian. Makasih banyak readers kesayanganku. Aku bakalan berusaha untuk double up ya. Udah yuk jangan lama-lama, langsung baca ceritanya aja. Happy reading all
Setelah dari GOR untuk melaksanakan pertandingan. Ni-ki beserta keluarganya berniat untuk datang ke toko roti milik Hyunjae yang tak jauh dari GOR tersebut.
Jake yang tengah menyetir fokus ke jalan di hadapannya, Tuan Lee sedang sibuk bermain ponselnya sementara itu Ni-ki dan Nyonya Lee tengah mengobrol dibangku belakang. Sedangkan Heeseung dan keluarganya? Mereka pulang lebih dulu karena anak-anak Heeseung telah kelelahan untuk menunggu Ni-ki selesai bertanding.
"Grandma tau gak? Tadi teman Ni-ki lucu deh, masa dia nangis sampe hidung dan pipinya merah," ledek Ni-ki.
Nyonya Lee yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepalanya, "Sama seperti mu itu. Kalo nangis hidung dan pipi mu merah," ucap Nyonya Lee.
Ni-ki terdiam. Benar juga apa yang dikatakan oleh Nyonya Lee bahwasanya Ni-ki sama halnya dengan temannya itu ketika menangis.
"Hehehehe iyaa sih," jawab Ni-ki sambil terkekeh.
Jake yang mendengar dari kursi depan ikut terkekeh karena tak sengaja mendengar perbincangan Ni-ki dan Ibunya di kursi belakang meskipun ia sibuk menyetir. Tuan Lee menghela nafas panjang membuat Jake yang berada di sampingnya kebingungan, "Kenapa yah? Ada masalah di kantor?" tanya Jake.
Tuan Lee mengangguk kecil. Jake membulatkan mulutnya karena memahami maksud dari gerak gerik sang Ayah, "Sepertinya saya harus balik lagi ke sana untuk mengurus hal ini," jawab Tuan Lee.
"Masalah apa?"
"Grandpa Samma grandma mau pulang sekarang?"
Deretan pertanyaan-pertanyaan itu pun membuat Tuan Lee menoleh kearah belakang. Tuan Lee mengangguk untuk menjawab pertanyaan sang istri, "Iya, besok kita pulang ya, ada suatu hal yang ingin saya selesaikan disana," jawab Tuan Lee sambil menatap Nyonya Lee.
Nyonya Lee mengangguk paham dengan ucapan suaminya itu. Tuan Lee pun menoleh kearah Ni-ki yang entah sejak kapan mengerucutkan bibirnya seperti bebek,"Maaf ya Grandpa dan Grandma harus pulang besok. Nanti Grandpa kasih hadiah karena kamu udah keren hari ini," ucap Tuan Lee kepada Ni-ki.
Ni-ki menggelengkan kepalanya seakan ia tidak ingin hadiah tersebut melainkan ingin kedua kakek dan neneknya berada di rumahnya, "Gak mau ... Ni-ki mau kalian di rumah Ni-ki aja jangan pulang," jawab Ni-ki dengan muka sedihnya.
Tuan Lee tercekat dengan ucapan Ni-ki tadi. Bagaimana ini? Apakah mereka harus menuruti keinginan Ni-ki?
Jake menggelengkan kepalanya, "Nak, jangan begitu. Grandpa dan Grandma pulang juga karena ada keperluan disana. Jadi, gapapa ya mereka pulang? Nanti mereka kesini lagi kalo masalah di kantor Grandpa sudah selesai semua," sahut Jake untuk memberikan wejangan kepada Ni-ki.
Ni-ki semakin mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan dari Jake, "Terserah deh," jawab Ni-ki dan mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.
Tuan Lee duduk dengan nyaman lagi di kursi depan. Jake menggelengkan kepalanya melihat anaknya merajuk, "Yah, nanti Jake bantu ngomong sama Ni-ki. Kayaknya dia kecapean jadi emosional nya meningkat."
Tuan Lee menganggukkan kepalanya dan kembali menatap layar ponsel. Sedangkan Nyonya Lee dan Ni-ki kembali mengobrol untuk mencairkan suasana di kursi belakang.
Sesampainya di rumah dan mobil sudah terparkir sempurna di garasi mobil. Jake, Tuan Lee, Nyonya Lee dan Ni-ki keluar bersamaan dari mobil hitam yang sempat mereka naiki. Tuan Lee mengerutkan dahinya saat melihat sebuah mobil berwarna abu-abu terparkir sempurna di garasi depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)
Teen Fiction"Pa, Bunda gak sayang Ni-ki lagi ya? Kok bunda lebih milih di atas sana? Ni-ki kangen bunda, Pa. " Kisah seorang anak laki-laki yang tumbuh dewasa tanpa sesosok ibu di dalam kehidupan nya. Di dalam hidup Ni-ki hanya ada sang papa, yang selalu siap s...