018

143 17 2
                                    

Bagaimana bagaimana untuk chapter sebelumnya? Seru? Boleh atuh votenya kalau seru supaya author nya semangat buat nulis. Untuk chapter ini tidak terlalu panjang ya tapi aku akan lanjutkan besok seperti biasa yaitu double up. Langsung aja yuk baca, jangan lupa votemennya tema-tema semua.













Ni-ki mengerjapkan kedua mata mungilnya. Ia tak sengaja menggeser kaki kanannya yang terluka akibat terdapat luka di sana. Ni-ki menatap kakinya itu yang sudah diperban entah dari kapan itu. Hyunjae masuk kedalam kamar sambil membawa setumpuk baju bersih, "Eh udah bangun?" tanya Hyunjae.

Ni-ki mengangguk gemas untuk menjawabnya. Hyunjae tersenyum dan menaruh bajunya di lemari pakaian yang sudah agak rusak. Hyunjae memberikan segelas air minum kepada Ni-ki, "Ini minum dulu," ujar Hyunjae.

Bocah berumur 7 tahun itu pun menerimanya sambil menundukkan kepalanya, "Terimakasih banyak," jawab Ni-ki.

Ni-ki meminum air yang berada di gelas tersebut hingga tandas tak bersisa di dalamnya. Ni-ki menaruh gelas itu diatas meja kecil di samping ranjang. Ni-ki menatap kakinya yang diperban itu sambil mengerucutkan bibirnya. Hyunjae mengusap rambut Ni-ki perlahan, "Kata kakak saya kaki mu patah. Itu kakak saya beri penangan untuk kamu tadi malam, jangan terlalu digerakkan okey? Kamu istirahat saja dulu disini," ucap Hyunjae.

Mendengar penuturan kata Hyunjae, Ni-ki langsung menoleh dan menatap kedua mata remaja laki-laki itu. Hyunjae bangkit dari kasur dan mengambil topi di dalam lemarinya, "Kamu saya tinggal dulu disini gapapa kan? Saya mau jualan roti dulu."

Kepala kecil Ni-ki mengangguk kepalanya dengan senyuman manisnya, "Gapapa kok kak, gak masalah," jawab Ni-ki.

Hyunjae menghela nafas lega, ia mengacak rambut Ni-ki berulang kali karena gemas dengan bocah ini, "Yasudah kamu dirumah yang baik ya? Kamu boleh gerakkin kaki mu tapi pakai tongkat dan jangan terlalu lama berdirinya. Oh ya sebentar, saya ambilkan nasi goreng buatan saya dulu buat sarapan kamu," Hyunjae pun keluar dari kamar untuk pergi menuju dapur.

Hyunjae kembali kedapur dengan sebuah piring berisikan nasi goreng spesial untuk Ni-ki. Ni-ki pun menerimanya dan mencium aroma makanan ini. Aromanya sangat lezat dan makanannya terlihat enak. Ni-ki jadi rindu dengan Jake, jika saat Ni-ki sudah dapat bertemu dengan Papanya, Ni-ki akan mengatakan kepada Jake untuk membalas budai Hyunjae meskipun remaja itu tidak meminta balas budi sama sekali. Senyuman Ni-ki melebar sempurna di sudut bibirnya, "Terimakasih Kak," ucap Ni-ki.

Hyunjae mengangguk dengan senyuman simpulnya, "Saya berangkat kerja dulu ya? Saya pulang nanti sore kalau rotinya sudah laku terjual," ucap Hyunjae.

"Kalau tidak habis?" tanya Ni-ki.

Hyunjae tersenyum tipis kearah Hyunjae, "Mungkin sampai tengah malam. Intinya jangan keluar rumah saat saya kerja okey? Banyak orang jahat di sekitar sini. Dan untuk makan malam dan makan siang nya sudah saya masak tadi untuk kamu. Untuk makan malamnya kamu makan duluan aja, saya takut dagangan saya belum habis," jawab Hyunjae.

Ni-ki mengangguk paham. Hyunjae pun keluar dari rumah itu bersama dengan sepeda tua kesayangannya. Ni-ki menyantap makanan buatan Hyunjae, matanya membulat saat menikmati makanan Hyunjae yang sangat lezat. Ni-ki pikir makanan resto akan kalah dengan makanan buat Hyunjae ini. Ni-ki pun dengan cepat menghabiskan nasi goreng itu tanpa menyisakan satu nasi pun di atas piring.

"Makanannya enak, kenapa dia gak ke  kota untuk jadi koki? Padahal kan banyak lowongan kerja untuk itu," cicit Ni-ki saat suap terakhir masuk kedalam mulutnya.

Ni-ki mengambil tongkat yang Hyunjae taruh di samping badannya. Ni-ki sedikit berjalan keluar kamar menggunakan tongkat itu meskipun kakinya masih terasa sakit. Ni-ki berhasil berjalan menuju dapur untuk menaruh piring kotor itu. Ia menatap sekitarnya, rumah Hyunjae terlihat rapih dan bersih. Seperti nya Hyunjae membersihkan rumahnya terlebih dahulu sebelum berangkat bekerja. Ni-ki mengarahkan tongkat nya menuju ruang tamu yang kecil untuk mengintip di jendela. Ni-ki mengintip dengan kedua matanya untuk melihat kondisi diluar yang lebih sepi dibandingkan kondisi di sekitar rumah Ni-ki yang akan ramai pada pagi hari karena hari ini masih jam sekolah. Ni-ki menepukkan dahinya saat teringat seragam sekolahnya, ia pun berjalan menuju kamar Hyunjae untuk mencari seragam putih sekolahnya yang ia kenakan kemarin.

My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang