025

115 13 4
                                    

Halo halo halo semuanya. Gimana nih kabarnya? Kembali lagi nih dengan aku. Maaf ya, kemarin-kemarin aku gak up karena ada kesibukan bukan mau ghosting kalian bukan. Sekarang aku up seperti biasa yaitu double up. Vote dulu yuk buat semangatin aku untuk berkarya lebih baik lagi dan bikin aku semangat. Langsung aja yuk baca ceritanya. Happy reading all
















"Pa, Ni-ki gak sabar mau tanding nanti."

Jake menutup majalah yang sempat ia baca saat Ni-ki mengucapkan kata-kata yang baru saja di ucapkan anaknya tadi. Jake menatap Ni-ki dan mengusap-usap rambut sang anak, "Papa juga gak sabar liat kamu tanding sepak bola untuk pertama kali nanti, semangat ya," ucap Jake.

Waktu terus berjalan hingga tak terasa bahwa pertandingan sepak bola Ni-ki pertama kalinya akan di adakan beberapa hari lagi. Tentu saja Ni-ki dan Jake akan menyambut hari itu dengan senang hati. Namun, di satu sisi Ni-ki takut jika ia tak dapat melakukan kemampuannya dengan baik di lapangan nanti. Ni-ki takut jika Papanya akan kecewa jika ia tidak dapat menunjukkan yang terbaik nanti.

Semua hal-hal itu membuat Ni-ki termenung dan membuat Jake mencubit pipi sang anak untuk menyadarkan lamunannya, "Kenapa malah melamun begitu?" tanya Jake.

Ni-ki mengusap-usap pipinya yang sempat di cubit oleh Jake sedikit keras untuk membuyarkan lamunannya. Ni-ki menggelengkan kepalanya dengan tangannya yang masih mengusap-usap pipi tembam nya, "Gapapa Pa. Jangan di cubit ish! Sakit tau Pa pipi Ni-ki nya," omel Ni-ki.

Jake menggelengkan kepalanya sembari tertawa kecil, "Maaf maaf ya jagoan. Kamu mikirin apa sampe melamun seperti itu? Mikirin tanding nanti? Takut kalah?" tanya Jake yang tepat sasaran.

Ni-ki membeku ditempatnya seakan Jake mampu membaca pikirannya sendiri. Ni-ki mengangguk untuk menjawab pertanyaan Jake tadi, "Iya Pa. Kalo Ni-ki kalah gimana? Kalo Ni-ki gak bisa lakuin yang terbaik gimana?" tanya Ni-ki sambil mencebikkan bibirnya.

Jake menggelengkan kepalanya beberapa kali, "Jagoan dengerin Papa. Di dalam sebuah pertandingan atau perlombaan, kamu tidak boleh mematokkan diri kamu untuk selalu menjadi pemenang. Maksud Papa, kamu gak boleh maksain diri kamu jadi pemenang karena kalau Tuhan tidak memberi kemenangan untuk kamu hari ini, bisa jadi kemenangan itu kamu dapatkan dilain hari yang jauh lebih baik daripada besok," ucap Jake sambil mengusap rambut Ni-ki.

Jake pun menunjukkan senyum andalannya, "Kenapa Papa bilang gitu? Karena Tuhan lagi melihat seberapa kuat dan tangguhnya kamu di sebuah pertandingan. Kalau mau jadi orang sukses itu harus mampu mengalami jatuh bangun dalam sebuah proses. Jadi, kalo kamu gagal atau kalah di pertandingan ini, jangan sedih. Tuhan masih merencanakan hal yang lebih baik dibandingkan hari esok untuk hari yang akan datang entah itu minggu depan, bulan depan, tahun depan, atau bahkan beberapa tahun kemudian. Rencana Tuhan itu lebih baik dibandingkan rencana pengikut agamanya," lanjut Jake.

Ni-ki mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut Jake pun menghangat di dalam hatinya. Ia tersenyum karena senang mempunyai seorang Ayah seperti Jake yang tidak harus membuat anaknya menjadi seorang pemenang. Karena bahwasanya, Jake lebih suka anaknya jatuh dan bangkit lagi dalam sebuah proses menggapai tujuannya seperti ia waktu dulu yang dari menjadi pemain figuran hingga menjadi pemain utama dalam sebuah drama Korea.

Ni-ki menatap kedua mata Jake dengan mata yang berkaca-kaca, "Jadi kalo Ni-ki kalah gapapa kan, Pa?" tanya Ni-ki.

Jake mengangguk sembari mengulas senyum. Ia mengecup pipi Ni-ki dengan lembut, "Iyaa gapapa. Itu namanya proses. Papa gak memaksa kamu untuk selalu jadi pemenang di setiap pertandingan karena jika kamu kalah maka disitu kamu paham artinya lapang dada menerima kekalahan dalam suatu permainan atau pertandingan," jawab Jake

My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang