Halo halo halo, bagaimana kabarnya nih? Kemarin siapa yang minta aku buat gak menunda update? Nih aku update lagi, aku harap kalian suka ya. Jangan lupa votemennya teman-teman, selamat membaca
Ni-ki berdiri dan merangkul ranselnya kembali. Ia menatap sekitarnya yang sepi, gelap, dan sunyi. Tidak ada satu orang dan kendaraan pun melalui dirinya di tempat ini. Ni-ki sesekali meringis kesakitan kala merasa kakinya sakit kembali ketika ia membawa dirinya untuk berjalan. Ia harus segera menjadi jalan lain untuk mencari keramaian supaya dapat membawanya pulang kerumah.
Bulu kuduk Ni-ki merinding karena merasa hawa di tempat ini sangat menakutkan. Ni-ki menggelengkan kepalanya dengan cepat untuk menangkis bisikan-bisikan setan yang ada di telinganya, "Paling itu cuman kucing," cicitnya sembari menoleh kearah semak-semak yang bergerak.
Ni-ki pun mulai berjalan kembali mengikuti jalan yang entah akan membawanya kemana, tetapi Ni-ki harap jalan ini akan membawanya ketempat yang ramai dengan kendaraan manusia yang melintas. Ni-ki membulatkan matanya saat menoleh ke kanan dan mendapati tulisan 'pemakaman umum'. Ni-ki menatap pada gerbang pemakaman umum tersebut dan membuat Ni-ki dengan cepat menjauh dari tempat itu.
Disaat berjalannya mencari tempat yang pasti, perut Ni-ki merasa sangat lapar. Ia terakhir diberi makan seminggu yang lalu dan itu pun cuman sedikit oleh para pria-pria berotot itu, "Aduh Ni-ki lapar lagi," keluhnya sembari mengusap-usap perutnya yang keroncongan.
Ni-ki memaksakan kakinya yang sudah membengkak dan sakit itu untuk berjalan. Ia terjatuh karena tak kuasa untuk membawa kakinya mengikuti jalan yang menurut hatinya adalah jalan yang tepat. Ni-ki menatap kakinya yang membiru dan mengusap kakinya berulang kali. Kedua netranya tak sengaja menatap cahaya lampu yang tak jauh dari dirinya. Ia pun segera bangkit dan berjalan menuju cahaya lampu tersebut, siapa tau itu tempat makanan berukuran kecil yang ada di tempat sepi ini. Benar saja, cahaya lampu itu berasal dari sebuah tempat makanan kecil. Tempat itu tidak terlalu ramai, Ni-ki pun perlahan berjalan menuju tempat itu.
"P-permisi, Ni-ki boleh duduk disini?" tanya Ni-ki kepada pemilik warung.
Seorang wanita paruh baya menganggukkan kepalanya dan berbicaralah melalui bahasa isyarat. Ni-ki membungkam mulutnya karena melihat bahasa isyarat yang dilakukan oleh wanita paruh baya itu. Ni-ki menganggukkan kepalanya, ia paham dengan maksud wanita itu dan wanita itu mengatakan 'boleh nak, mau makan?'
Ni-ki duduk di samping seorang remaja laki-laki yang sedang menyantap makanan dengan lahap. Ni-ki meneguk air liurnya karena merasa makanan yang remaja laki-laki itu makan terlihat enak.
"Emm yang paling murah disini apa Bu? Soalnya saya abis di culik dan gak tau ada uang atau enggak di tas. Coba Ni-ki cek dulu," jawab Ni-ki, ia pun meraih ransel bermotif kartun itu untuk mengecek apakah ia memiliki uang simpanan atau uang sisa setelah ia jajan di sekolah.
Wanita paruh baya dan remaja laki-laki yang berada di dekat Ni-ki terkejut mendengar Ni-ki telah mengalami penculikan. Remaja laki-laki itu mengusap mulutnya yang kotor dan meneguk air dari gelas hingga tersisa setengah, "Kamu abis di culik?" tanya remaja tersebut.
Ni-ki mengeluarkan selembar uang sambil tersenyum lebar. Akhirnya, ia dapat makan meskipun di ranselnya hanya tersisa beberapa won saja. Ni-ki menoleh kearah remaja laki-laki di sampingnya, "Iya, aku abis culik. Bu, Ni-ki cuman punya uang segini, dapat apa aja gapapa kok asalkan Ni-ki bisa makan," ucap Ni-ki sambil memberikan selembar uang lecek itu.
Wanita paruh baya itu mengambil selembar uang won berjumlah 1.000 won. Wanita paruh baya itu pun tersenyum dan mulai mempersiapkan makanan untuk bocah berumur 7 tahun.
"Nama mu siapa?" tanya remaja laki-laki itu.
Ni-ki menoleh setelah menaruh ranselnya di kursi, "Nama ku Nishimura Riki, biasanya dipanggil Ni-ki," jawab Ni-ki dengan ramah sambil mengulurkan tangannya kearah pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Papa is My Hero || Jake & Ni-ki (ON GOING)
Teen Fiction"Pa, Bunda gak sayang Ni-ki lagi ya? Kok bunda lebih milih di atas sana? Ni-ki kangen bunda, Pa. " Kisah seorang anak laki-laki yang tumbuh dewasa tanpa sesosok ibu di dalam kehidupan nya. Di dalam hidup Ni-ki hanya ada sang papa, yang selalu siap s...