01. another day another runaway

1.2K 64 6
                                    

if i gave you a taste of what i do
just remember that i don't belong to you

Kesadaran Kaivan perlahan kembali. Ia bisa merasakan kasur empuk tempat tubuhnya berbaring. Matanya seakan ditusuk oleh silau sinar matahari yang menyusup ke balik celah gorden.

Pria tiga puluh tahun itu kesulitan untuk membuka mata. Namun ia tahu dirinya harus segera pergi dari manapun tempatnya sekarang.

Memaksakan diri untuk membuka mata, Kaivan perlahan bergerak untuk duduk. Ia memegangi kepalanya yang masih terasa pengar karena mabuk semalam. Tenggorokannya begitu kering tapi ia tidak punya banyak waktu. Ia harus pergi dari tempatnya sebelum wanita di sampingnya bangun.

Kaivan bahkan tidak ingat siapa nama wanita itu dan bagaimana mereka bisa berakhir di kamar ini. Sepertinya Kaivan masih berada di sebuah hotel mewah di pusat kota yang tadi malam disambanginya. Ia ingat semalam datang ke hotel ini untuk menghadiri acara dari brand yang mengundangnya.

Bergerak tanpa suara, Kaivan memakai lagi pakaiannya. Ia kemudian mencari ponsel dan kunci mobilnya. Di sela berpakaian, Kaivan melihat bekas kondom tergeletak di lantai.

Well, setidaknya ia masih tetap ingat untuk memakai pengaman meski dalam keadaan mabuk. Batinnya mendesah lega.

Kaivan selalu menyadari dan tahu pasti siapa dirinya. Sebagai seorang Nataprawira, Kaivan harus berhati-hati. Nama Nataprawira memang bukan nama keluarga main-main di dunia bisnis nasional. Grup Nataprawira adalah gurita bisnis yang menguasai hampir seluruh pasar Indonesia.

Banyak wanita di luar sana yang dengan senang hati melakukan apa pun untuk Kaivan. Namun di samping itu, banyak juga wanita yang ingin memanfaatkannya.

Maka dari itu Kaivan harus waspada. Meski dirinya sering dianggap sebagai black sheep di keluarga, tetap saja banyak orang yang coba memanfaatkannya. Kaivan memang tidak begitu suka berurusan dengan bisnis keluarga. Tapi bagaimanapun namanya tetap Nataprawira. Kakak paling sulungnya, Abiyya, selalu menekankan bahwa ia harus menjaga nama baik keluarga seburuk apa pun tingkahnya.

Sialnya Kaivan sangat memegang kalimat itu meski ia sebenarnya tidak ingin peduli.

Persetan nama keluarga. Selama ini pun Kaivan tidak pernah dianggap seperti keluarga. Batinnya mendecih.

Abiyya sejak dulu selalu menjadi kebanggaan keluarga. Sejak kecil kakak sulungnya itu seakan sudah dipersiapkan untuk memimpin perusahaan menggantikan ayah mereka. Lalu di bawah Abiyya ada Cakra. Kakak keduanya itu hanya dua tahun lebih tua dari Kaivan.

Sejak kecil, Kaivan selalu hidup di bawah bayang-bayang Abiyya dan Cakra. Sudah jelas Kaivan akan selalu kalah saing dengan Abiyya. Namun Kaivan harus menelan pil pahit bahwa ia juga kalah dari Cakra.

Cakra selalu lebih unggul dari Kaivan sejak masa sekolah bahkan hingga kini. Ketika Kaivan hidup semaunya dan tidak peduli akan masa depan, Cakra justru menjalani kehidupannya membantu Abiyya menjalankan perusahaan. Otomatis Cakra juga mendapat perlakuan yang Abiyya dapatkan. Berbanding terbalik dengan perlakuan orang-orang pada Kaivan.

Tidak jarang orang-orang membandingkan keduanya bahkan sejak mereka kecil. Awalnya, Kaivan menganggap itu sebagai tantangan. Namun lama-lama Kaivan lelah. Jika ia lebih unggul dari Cakra, usahanya tidak akan begitu dianggap. Tapi jika ia berbuat ulah, sudah pasti ia akan dibandingkan dengan kakak keduanya itu.

Sejak saat itu Kaivan memutuskan untuk tidak peduli. Ia tidak ingin lagi bersaing dengan Cakra. Ia tidak ingin lagi berusaha membuat orang di sekitarnya bangga. Kaivan hanya ingin menjalani hidup sesuai keinginannya sendiri.

Daddy I Hate HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang