11. party night

787 58 14
                                    

our secret moments in a crowded room
they have no idea about me and you

"I'm sorry I have to missed your engagement party," sesal Sahna di layar ponsel milik Arawina. "Aku masih ada kerjaan di sini dan baru bisa balik ke Indo besok."

Meski ada rasa kecewa dalam diri Arawina karena sahabat baiknya tidak bisa menghadiri acara pentingnya, tapi ia coba mengerti. Lagipula acara pertunagan yang akan digelar malam ini juga tidak sungguh-sungguh Arawina inginkan. Semuanya hanya kepalsuan demi nama keluarga.

"It's okay," gumam Arawina. "Tapi kita harus ketemu begitu kamu sampai di Indonesia. I miss you so much! Banyak yang ingin aku ceritakan pokoknya."

Sahna terkekeh pelan. "Kita hampir tiap hari video call, masa ceritamu nggak abis-abis?"

"Memang!" sahut Arawina. "Pokoknya beberapa hari ke belakang aneh banget deh."

"Kaivan?"

Arawina mengangguk. Gadis itu kemudian memutar ingatan beberapa hari ke belakang. Setelah keduanya go public di acara peluncuran produk Rianata Beauty, internet ramai memperbincangkan hubungan keduanya—bahkan semakin ramai saja setelah tanggal pesta pertunangan rilis.

Sepanjang waktu, Arawina disibukkan dengan perencanaan pesta. Hanya saja ada hal yang Arawina rasa tidak biasa. Entah mengapa setelah kesepakatan mereka, Kaivan menjadi jauh lebih...beradab?

Keduanya memang sudah membuat kesepakatan untuk bertingkah seperti pasangan sungguhan di depan orang lain. Namun Arawina tidak menyangka Kaivan benar-benar mematuhi kesepakatan mereka. Pria itu selalu menemani Arawina merencanakan pesta seperti mengujungi lokasi, memilih gaun, dan mencoba hidangan untuk para tamu nanti.

Satu minggu ini jadwal Arawina menjadi sangat padat. Ia bahkan tidak sempat untuk memperhatikan kesehatannya sendiri. Terkadang Arawina melewatkan jadwal makan dan olahraganya. Terkadang ia sampai harus tidur larut. Semua itu karena Arawina harus membagi fokus antara pekerjaannya yang sudah menumpuk dan juga merencanakan pertunangan.

Meski rasanya aneh, ia merasa bersyukur karena Kaivan turut membantu mengingat awalnya pria itu sangat tidak peduli dengan apa pun yang berkaitan dengan perjodohan ini.

"Mungkin dia udah jatuh cinta kali sama kamu!" tebak Sahna begitu Arawina selesai bercerita yang langsung disambut cibiran oleh sang gadis.

Sang gadis menggerutu, "Kaivan nggak punya sel-sel cinta dalam dirinya. Nggak mungkin lah!"

"Terus ini kamu lagi siap-siap nih?" Sahna melihat ke belakang Arawina. Terlihat sang gadis sudah berada di sebuah kamar hotel tempat acara pertunangannya.

Arawina mengecek jam tangannya. "Iya. Bentar lagi mau make-up."

"Ya udah, aku nggak akan ganggu." Sahna berkata. "Have fun tonight! I wanna say congratulation but I think you don't want that."

Arawina tertawa masam. "You know me so well."

"See you soon!" Sahna kemudian memutus sambungan telepon mereka.

"Is that Sahna?" Suara seorang pria membuat Arawina seketika berbalik badan dan melihat orang itu.

Setelah beberapa waktu sering menghabiskan waktu bersama, Arawina sudah mengenal betul suara Kaivan.

"Iya," jawab Arawina singkat. Ia kemudian balik bertanya. "Kamu ngapain di sini? Ruangan buat kamu ada di sebelah."

Kaivan angkat bahu. "Cuma mau mengecek keadaan kamu. In case kamu punya niatan melarikan diri," ujarnya tanpa ekspresi.

Daddy I Hate HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang