24. what's real?

322 45 29
                                    

he's a paradox
i'm seeing vision am i bad or mad or wise?

"If I had a dollar everytime Kaivan sings to girls, maybe I'd be a millionaire by now," ejek Naradipta.

Kaivan memberikan tatapan memicing pada sahabatnya. Keduanya ditambah Cakra kini sedang berada di kamar Abiyya, membahas sesuatu yang ditemukan Naradipta tentang Bastian Jovanka. Namun pertemuan mereka belum dimulai karena Abiyya masih ada urusan di luar.

"Lagu itu cara penyampaian perasaan paling romantis." Kaivan membela diri.

"Did you mean it, though? Every single song you ever sang?" tanya Cakra membuat Kaivan mengangkat kedua bahunya.

Entahlah. Kaivan hanya tahu jika wanita melihat pria bernyanyi untuk mereka, biasanya mereka akan tersentuh dan terharu. Naradipta benar. Hal itu seakan menjadi senjata utama Kaivan menaklukan wanita. Ini bukan kali pertama Kaivan bernyanyi untuk wanita. Naradipta sudah puluhan kali melihatnya.

Saat bernyanyi tadi pun, Kaivan melihat Arawina sangat terharu. Ia mungkin harus memastikannya lebih lanjut tapi ia yakin melihat gadis itu menangis. Namun apakah yang Kaivan nyanyikan untuk gadis itu benar-benar berasal dari dalam hatinya? Apakah lagu itu benar-benar gambaran perasaan Kaivan pada Arawina?

Mungkin iya. Mungkin tidak. Kaivan tidak bisa memastikan. Ia sendiri bingung.

Apa yang Kaivan lakukan di pantai tadi sebenarnya berasal dari pikiran spontannya. Ia merasa itu kesempatan bagus untuk memperlihatkan kepada orang-orang bahwa Arawina miliknya. Selain itu, ia ingin membuat citra dirinya sebagai playboy perlahan menghilang. Setidaknya dengan memperlihatkan usaha untuk membuat tunangannya senang di hadapan orang banyak bisa membuat orang-orang berpikir bahwa Kaivan serius dengan perjodohannya.

Melihat sikap diam sahabatnya, Naradipta angkat bicara menjawab Cakra. "Mungkin yang dulu-dulu enggak, Mas. Tapi yang barusan kayaknya serius deh," ujarnya setengah mengejek.

"Nggak usah nyari perkara!" Kaivan memprotes dengan tegas. Ia sudah hendak melayangkan tangannya ke arah Naradipta, namun Abiyya datang menghentikan obrolan mereka.

"Ada update apa, Dip?" tanya Abiyya langsung duduk di sofa menyusul ketiga orang yang sudah lebih dulu duduk di sana.

Naradipta memperlihatkan laptopnya kepada Abiyya. "As we all know, Bastian pernah terlihat dengan seorang wanita. Gue bisa konfirmasi kalau wanita itu benar Helena Murti. Terus gue lagi cari tahu tentang malam waktu Cheryl dan Kaivan...you know." Naradipta ragu-ragu untuk mengatakan istilah aslinya di hadapan Abiyya. Ia kemudian melanjutkan. "Cheryl bilang dia nggak ingat tentang malam itu dan Kaivan juga mabuk."

Abiyya dan Cakra beralih melihat ke arah Kaivan, seakan memberikan tatapan menghakimi yang membuat rahang pria itu mengeras. Kaivan berusaha tetap fokus pada layar laptop Naradipta dan tidak menghiraukan tatapan kakak-kakaknya.

Naradipta melanjutkan. "Gue menemukan bukti baru." Ia menekan keyboard dan memutar sebuah rekaman CCTV. "Di sini Cheryl keliatan dibawa ke lantai atas sama ex employee bernama Widyawati. Tapi sayangnya nggak ada CCTV lanjutan setelah ini. Sepertinya pihak hotel menghapus semua rekaman sampai ke back-up cloud. Tapi gue bakal terus cari tahu."

"Siapa Widyawati?" tanya Abiyya megerutkan kening. Ia terlihat sedang mencerna apa yang baru saja Naradipta jelaskan.

Naradipta membuka profil Widyawati di laptopnya. "Dulu pernah kerja di hotel ini. Tapi resign kurang lebih satu bulan setelah tanggal CCTV ini."

"Mungkin nggak kalau kita cari Widya? Kayaknya dia tahu lebih banyak tentang malam itu daripada dua pelakunya sendiri," tanya Cakra melirik ke arah Kaivan.

Daddy I Hate HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang