can you feel this magic in the air?
it must have been the way you kissed me
fell in love when i saw you standing there
today was a fairy tale
•"Nanti aku hubungi lagi setelah pembacaan selesai. Kamu hati-hati di jalan. Kabari aku kalau sudah sampai di tempat," ujar Kaivan di telepon dengan Arawina.
"Oke," sahut Arawina. "Aku tutup ya teleponnya."
"Nggak mau bilang 'I love you' dulu?" goda Kaivan. Ia bisa merasakan Arawina menggerutu di ujung sambungan.
"I love you, Kaivan cerewet tukang gombal!" ujar Arawina kemudian, membuat Kaivan terkekeh.
"I love you more, Vanilla. Bye," tukas Kaivan lalu memutus sambungan.
Saat sedang menyimpan ponsel ke dalam saku, Kaivan tidak sadar Cakra sudah berdiri di sampingnya. "Ugh! Dasar orang kasmaran!" cibirnya.
"Iri ya?" sahut Kaivan dengan seringai mengejek. "Makanya kalau punya cewek jangan diselingkuhin."
Tiba-tiba saja kedua bola mata Cakra melotot. "Gue nggak pernah selingkuh ya! Sembarangan kalau ngomong."
"Oke-oke!" Kaivan mengangkat kedua tangannya sebagai tanda ia tidak ingin berdebat. "Gue lagi bahagia. Jadi kalau lo mau menularkan masalah hidup lo mending ke orang lain aja."
"Sialan!" Cakra memukul bahu adiknya.
"Kenapa sih tiap gue lihat kalian itu pasti aja lagi berantem?" keluh Riani yang datang menghampiri kedua kakaknya. "Ributin apa kali ini?"
Ketiganya berada di salah satu ruang pertemuan kantor utama Nataprawira. Hari ini jadwal pembacaan wasiat mendiang ayah mereka. Tim kuasa hukum sedang dalam perjalanan sedangkan Abiyya masih ada di ruangannya.
Menjawab pertanyaan Riani, tatapan Kaivan memandang usil ke arah Cakra. "Si Cakra lagi cranky. Lo cariin dia cewek deh, Ri, biar nggak julid sama kebahagiaan orang."
"Cewek-cewek juga kayaknya susah betah sama Mas Cakra," sahut Riani. Gadis itu kemudian beralih melihat kakak keduanya. "Jadi cowok itu harus peka sedikit, Mas. Jangan gegabah dan emosian juga. Sahna itu orang paling sabar, lho. Tapi akhirnya nyerah juga sama lo."
Cakra menggebrak meja. "Ini kenapa pada nyerang gue, sih?! Kayak lo berdua udah paling sempurna aja!" omelnya.
"Tuh, kan! Bener dia emosian banget hari ini. Ada masalah apa, sih? Ayo ceritain aja nggak usah dipendam sendiri." Kaivan malah semakin jadi mengejek saudaranya.
Ganti Riani mencibir Kaivan. "Lo juga biasanya begitu. Mentang-mentang lagi jatuh cinta dunia berasa taman bunga."
Seketika Kaivan memberikan tatapan memicing pada Riani. Namun ia menahan diri. Perasaannya kini terlalu bahagia ia sedang tidak ingin marah-marah. Tidak menghiraukan celotehan Riani, Kaivan bertanya, "Dipta mana?"
Alis Riani menekuk. "Di kantor lah!"
"Nggak ikut ke sini?" tanya Kaivan lagi.
"Ngapain dia ikut? Memangnya dia bagian dari keluarga?" omel Riani.
Benar juga. Batin Kaivan.
Ia terkadang lupa bahwa temannya itu bukan bagian dari keluarga Nataprawira. Hanya saja ia merasa dirinya dan saudara-saudaranya sudah sangat dekat dengan Naradipta dan pria itu banyak membantu keluarganya. Kaivan sudah menganggapnya sebagai saudaranya sendiri.
"Gimana persiapan pernikahan lo?" Riani ganti bertanya. "Nggak akan dibatalkan lagi, 'kan?"
"Ya enggak lah, gila!" sahut Kaivan. "Minggu depan juga sebar undangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy I Hate Him
RomanceKaivan Nataprawira, playboy dari keluarga kaya Nataprawira harus dijodohkan dengan Arawina Jovanka, gadis baik-baik dan penurut dari keluarga Jovanka. Namanya juga perjodohan, apalagi dengan orang yang tidak dikenal, tentu saja kedua orang itu menol...