i never though i'd be a killer
cause there's so much to lose
•"Sebentar biar saya panggilkan," ujar salah seorang pegawai Hotel Lux yang ditemui Kaivan dan Cheryl setelah keduanya bertanya tentang keberadaan Widyawati.
Keduanya menunggu di lobi. Sementara Charlie berjaga beberapa meter tidak jauh dari mereka. Kaivan tidak bisa mengalihkan dirinya dari pengawal itu. Ia merasa seperti selalu diawasi.
"Dia memang harus diam di situ? Nggak bisa nunggu di mobil atau di tempat lain aja gitu?" tanya Kaivan yang dibalas gelengan kepala oleh Cheryl.
"Udah tugasnya kayak gitu. Malah seharusnya dia selalu ada di samping gue. Tapi karena lo risih, gue suruh dia jaga jarak," jawab Cheryl.
Kaivan memang mengeluh pada Cheryl karena merasa terus diikuti oleh Charlie. Akhirnya Cheryl membisikan sesuatu pada Charlie sehingga pria itu kini menjaga jarak beberapa meter di belakang mereka. Tapi tetap saja, Kaivan tidak fokus.
Kerisihan Kaivan pada Charlie teralihkan begitu ia melihat seorang wanita berjalan melewati mereka. Sebenarnya Kaivan tidak begitu peduli dengan wanita itu. Ia juga tidak mengenalnya. Namun Cheryl berseru dan seketika membuat Kaivan sadar bahwa wanita itu adalah Widyawati—orang yang mereka cari.
"Van! Itu orangnya!" seru Cheryl.
Wanita bernama Widyawati itu menyadari kehadiran Kaivan dan Cheryl. Segera saja wanita itu berjalan lebih cepat dan menutupi wajahnya dengan tangan. Namun terlambat. Kedua orang itu sudah mengenalinya. Cheryl segera mengejar wanita itu ke dalam hotel diikuti oleh Kaivan. Dengan sigap juga Charlie menyusul mereka.
Tidak sulit menghentikan Widyawati dengan Charlie berada di pihaknya. Hanya dengan beberapa langkah, Charlie berhasil menyusul dan menahan lengan Widyawati. Wanita itu meronta ingin dilepaskan.
"Kita cuma mau tanya sesuatu," ujar Kaivan berusaha menenangkan wanita yang mulai panik itu.
"Saya bisa teriak di sini!" ancam Widyawati masih meronta ingin melepaskan tangannya dari cengkraman Charlie.
Tiba-tiba Cheryl maju mendekat ke arah sang wanita sambil memperlihatkan sesuatu di ponselnya. "Kalau kamu teriak, saya akan melaporkan kamu ke polisi!"
Melihat gambar di ponsel Cheryl membuat Widyawati mematung. Seketika saja wanita itu terdiam. Ekspresi paniknya berubah menjadi terkejut. "Dari mana kalian dapat gambar itu?"
"Jawab pertanyaan kita atau bukti ini sampai di tangan polisi," ujar Kaivan. "Kamu akan berurusan dengan orang penting. Kamu tahu 'kan kami siapa?"
Saat Widyawati menjadi lebih lemah dan tidak lagi melawan, Charlie melepaskan tangannya. Widyawati menatap ketiga orang yang mengelilinginya secara bergantian. Ekspresinya menahan amarah namun juga ada gurat putus asa karena posisinya tersudut.
"Ikut saya ke belakang," ujar Widyawati pasrah.
Ketiganya menutur Widyawati ke area karyawan. Wanita itu membawa ketiga orang tersebut ke sebuah ruangan yang sepertinya biasa dipakai karyawan untuk beristirahat.
"Kalian mau tahu apa?" tanya Widyawati.
"Apa benar kamu yang membius saya?" tanya Cheryl.
Widyawati tidak menjawab pasti. Wanita itu hanya memandang Kaivan, Cheryl, dan Charlie bergantian dengan tatapan memicing. Rahangnya berdenyut seperti menahan diri untuk tidak berbicara.
"Bastian Jovanka yang nyuruh kamu?" Ganti Kaivan yang bertanya.
Widyawati menggeleng. "Bukan."
"Helena Murti?" sela Cheryl.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy I Hate Him
RomanceKaivan Nataprawira, playboy dari keluarga kaya Nataprawira harus dijodohkan dengan Arawina Jovanka, gadis baik-baik dan penurut dari keluarga Jovanka. Namanya juga perjodohan, apalagi dengan orang yang tidak dikenal, tentu saja kedua orang itu menol...