is it easier to stay? is it easier to go?
i don't wanna know
•"Akhirnya datang juga!" seru Kaivan begitu melihat sosok temannya—Naradipta—muncul dari pintu masuk restoran.
Naradipta menghampiri Kaivan dengan lari kecil. "Sori. Sori. Gue habis bantu Riani beresin kerjaan."
Mereka bersalaman sejenak. Setelahnya, Kaivan mempersilakan Naradipta duduk. "Lo itu bukan asistennya kali? Suruh aja dia kerjain sendiri."
Tidak menghiraukan celotehan Kaivan, Naradipta memilih memulai topik obrolan. "Gue lagi selidiki tentang Jovanka. Belum banyak yang gue temukan."
"Belum ada hal-hal yang bisa kita pakai buat nyerang balik?"
Naradipta menggeleng. "Sejauh ini masih pelanggaran ringan aja. Gue yakin hal itu nggak akan berdampak besar. I'll dig for more."
"Inget ya, Dip. Hal ini rahasia. Gue nggak mau sampai bocor."
"Of course." Naradipta menyahut. "By the way, lo tetep mau lanjut acara pertunangan?"
Kaivan menghela napas berat. "If it's up to me, tentu aja gue nggak mau," jawabnya berat. "Tapi Abiyya mengultimatum kalau gue harus ikutin permainan Jovanka."
"Bahkan sampai nanti akhirnya nikah?" tanya Naradipta.
Kaivan tidak menjawab. Ia menghembuskan napasnya berat. Tentu saja tidak.
"Maka dari itu lo bantu gue biar masalah ini cepat selesai," gerutu Kaivan. "Gue nggak mau kalau harus menikah sama cewek itu."
"Siapa sih, Van, nama cewek anaknya Jovanka ini? Gue penasaran." Naradipta mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi Instagram.
Kaivan angkat bahu. "Entahlah. Ara-ara something. Gue nggak tahu nama lengkapnya."
"Arawina?" Naradipta lalu mengetik sesuatu di ponselnya. Setelahnya ia memperlihatkan ponsel itu di depan wajah Kaivan sambil berkata, "Influencer ini, Van?"
Kaivan mengangguk malas.
"Wah gila! Cantik banget, lho, dia, Van. Lo yakin nggak mau nikah aja sama ini cewek?" seru Naradipta antusias sambil menggulirkan layar ponsel, melihat-lihat konten yang dibuat Arawina di akunnya.
Tatapan Kaivan langsung memicing melihat temannya. Dahinya berkerut, begitu juga bibirnya. "Cantik dari mana cewek kayak dia? Kayak anak kecil gitu."
"Justru ini yang jadi standar kecantikan jaman sekarang." Naradipta menjelaskan lebih jauh. Ia kembali mendekatkan layar ponselnya ke arah Kaivan. "Lihat deh. Wajahnya imut, badannya bagus, rajin olahraga juga nih kayaknya."
"Gue yakin rajin olahraga juga pasti cuma buat konten," decih Kaivan. "Jelas-jelas itu kerjaannya."
Naradipta menghela napas. "Sensi amat lo, Van. Gue 'kan cuma kasih saran aja. Daripada lo kencan nggak jelas sana-sini. Siapa tahu memang Arawina jodoh lo."
"Ya udah lo aja sana yang nikah sama dia. Kayaknya lo yang suka sama dia?!" gerutu Kaivan merebut ponsel Naradipta yang berada di dekatnya. Ia menyimpan ponsel itu di atas meja dengan gerakan kasar.
Ganti bibir Naradipta yang merengut. "Enak aja! Gue udah cukup sama Naomi."
Naomi adalah kekasih Naradipta yang sudah dikencaninya selama dua tahun ini. Berbeda dengan Kaivan, Naradipta tidak suka bermain-main dengan wanita. Kepribadian kedua pria itu memang bertolak belakang. Kaivan senang berpesta, sementara Naradipta lebih suka jauh dari keramaian. Namun perbedaan sifat itu tidak menjadi masalah. Keduanya malah bisa berteman dekat sejak kuliah hingga kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy I Hate Him
RomanceKaivan Nataprawira, playboy dari keluarga kaya Nataprawira harus dijodohkan dengan Arawina Jovanka, gadis baik-baik dan penurut dari keluarga Jovanka. Namanya juga perjodohan, apalagi dengan orang yang tidak dikenal, tentu saja kedua orang itu menol...