36. d-day

326 52 24
                                    

i see forever in your eyes
i feel okay when i see you smile

"Mas, lo nggak salah mengadakan acara minggu depan? Tanggal segitu 'kan harusnya nikahan gue sama Arawina. Lo nyari masalah aja, Mas!" Kaivan mencecar kakaknya dengan pertanyaan.

Abiyya yang sedang duduk di kursi kantornya memijat pangkal hidung. Ia memejamkan mata sambil menghela napas panjang. "Van, gue lagi banyak pikiran. Jangan nambah masalah. Buat kali ini aja lo go along with this, ya? Gue mohon dengan sangat."

Tadinya Kaivan hendak memprotes lagi. Hanya saja ia mengurungkan niat karena melihat raut wajah kakaknya yang lelah dan terlihat tidak bugar. "Lo sakit, Mas?" tanyanya dengan suara rendah.

Abiyya menggeleng. "Kurang istirahat aja," jawabnya sekenanya.

Niat Kaivan yang tadinya ingin bernegosiasi dengan Abiyya akhirnya diurungkan. Awalnya Kaivan datang ke kantor untuk memprotes tanggal gala dinner peluncuran yayasan atas nama ayahnya yang diadakan di tanggal yang seharusnya menjadi tanggal pernikahan Kaivan dan Arawina. Kaivan ingin memprotes pada Abiyya karena hal itu hanya akan menambah pembicaraan tentang dirinya dan Arawina.

Sejak tersebarnya pembatalan pernikahan Kaivan dan Arawina di media, keduanya masih bungkam. Sejauh ini awak media tidak begitu mencecar mereka karena dirasa masih dalam kondisi berduka. Namun spekulasi terus bergulir di internet. Ditambah keduanya yang mulai sering terlihat berdua selama rangkaian acara penghormatan mendiang Yudhi Nataprawira.

"Lo mending banyakin istirahat, deh," saran Kaivan. Ia memperhatikan lebih lekat wajah kakaknya. "Muka lo udah nggak presentable. Gue yang bukan rekan bisnis lo aja males liatnya. Ke dokter, gih, atau take a break with Mbak Josie ke mana gitu. Kayaknya lo butuh rehat sejenak."

Saran dari Kaivan ditolak mentah-mentah. "Kerjaan gue masih banyak, nggak bisa ditinggal," jawab Abiyya.

"Memangnya Cakra nggak bisa handle? Selama lo jagain bokap juga dia yang handle kantor," celoteh Kaivan lagi.

"Udah-udah! Jangan mikirin gue," sergah Abiyya coba mengalihkan pembicaraan. "Alasan gue mengadakan acara di tanggal itu karena pertama, Pak Gubernur dan MenSos kemungkinan bersedia datang buat meresmikan yayasan di tanggal itu. Kedua, acara itu bisa jadi tempat lo klarifikasi hubungan lo sama Arawina."

"Lho? Gue nggak mau sampai semua spotlight yang harusnya fokus ke penggalangan dana malah jadi ke gue," keluh Kaivan meragukan rencana kakaknya.

"So what?" seloroh Abiyya. "Cepat atau lambat kalian juga harus mengklarifikasi berita yang udah tersebar di media."

Kaivan terdiam, masih coba untuk mempertimbangkan.

"Lo bisa bilang pernikahan kalian ditunda karena sedang berduka, atau apa lah terserah lo. Harusnya lo yang lebih jago urusan ginian," ujar Abiyya coba menjelaskan lebih lanjut.

"Ditunda?" Alis Kaivan naik. Saat ia hendak bicara lagi, Cakra masuk ke dalam ruangan kantor.

"Mas, kabar dari humas Pak Gub katanya udah oke—eh, ada lo ternyata," ucap Cakra terpotong sejenak saat melihat Kaivan.

Kaivan hanya mengangkat alisnya menyahut pada Cakra. Ia kemudian melanjutkan lagi pembicaraan dengan Abiyya. "Gue belum ada rencana melanjutkan pernikahan sama Arawina."

"Lho, gue kira lo bakal tetap nikah sama dia? Bukannya lo berdua balikan?" tanya Cakra.

Iya, sih, balikan. Tapi cuma balik berhubungan aja, bukan artinya balik ke rencana menikah. Batin Kaivan menjawab.

Daddy I Hate HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang