09. one player game

647 57 20
                                    

trouble will find you no matter where you go
no matter if you're fast no matter if you're slow

"Lo di mana? Mas Abi nyuruh ke kantor," ujar Riani begitu telepon dijawab oleh Kaivan. Adiknya itu bahkan tidak repot-repot untuk menyapa lebih dulu.

"Di lokasi pemotretan," jawab Kaivan sekenanya. "Mau apa lagi Mas Abi?"

"Nggak tahu. Pokoknya setelah dari sana lo temuin dia," ujar Riani memberitahu. "Kalau sampai enggak, gue acak-acak apartemen lo."

"Bawel!" omel Kaivan sambil memutus sambungan teleponnya dengan Riani.

Kegiatan pemotretannya memang sudah hampir selesai. Sejak pagi ia sudah bekerja meski dengan kepala yang sedikit pengar karena sisa mabuk semalam. Tapi ia tetap berusaha profesional.

Pikirannya menduga-duga apa lagi yang ingin dibahas dengan kakakknya kini? Apa lagi kesalahannya? Abiyya pasti menyuruhnya ke kantor karena ada hal yang berjalan tidak sesuai keinginannya. Hanya saja Kaivan tidak tahu apa masalahnya. Sepanjang ingatannya, Kaivan tidak membuat kesalahan apa pun.

"Mas Kaivan, thanks ya!" Andre—director pemotretan hari ini menghampiri Kaivan dan menjabat tangannya.

"Sure." Kaivan menjabat balik. "Gue langsung cabut ya."

"Oke, Mas," sahut Andre. Kemudian orang itu kembali melanjutkan kegiatannya.

Sebelum pergi, Kaivan membersihkan dulu wajahnya dari riasan. Saat sedang membersihkan wajah, seorang make-up artist yang sebelum ini meriasnya datang menghampiri. Make-up artist tersebut terlihat merapikan barang-barangnya di dekat Kaivan.

Kaivan tidak menghiraukannya. Ia masih fokus dengan kegiatannya menghapus riasan. Hanya saja tiba-tiba wanita itu berkata, "Mas, denger-denger katanya mau tunangan ya?"

Tangan yang sedang memegang kapas untuk membersihkan wajahnya tiba-tiba terdiam. Mata Kaivan memicing menatap si wanita yang kalau tidak salah bernama Wenda itu. Ia tidak merespon apa pun.

Merasa kikuk dengan tatapan tajam Kaivan yang tiba-tiba, Wenda langsung berdiri dan menjelaskan dengan gugup. "Tadi baca postingan di Instagram yang bilang Mas Kaivan mau tunangan sama Arawina."

"Arawina yang nge-post?" tanya Kaivan dengan nada tajam.

Wanita itu menggeleng. Ia kemudian mengambil ponsel dari sakunya dan memberikan pada Kaivan.

Dengan gerakan cepat Kaivan mengambil ponsel perias itu. Ia melihat sebuah unggahan di Instagram yang berasal dari salah satu akun gosip.

Matanya menyipit saat melihat foto buram yang menjadi salah satu bukti dalam unggahan itu. Di unggahan yang sama juga, ada foto Kaivan sedang menikmati makan malam yang diunggah oleh...Sabrina.

That bitch! Batin Kaivan mengerang.

Kaivan buru-buru memberikan kembali ponsel kepada si pemilik. Tidak lama ponselnya sendiri begetar. Ia mengecek ponsel miliknya dan melihat Abiyya mengirimkan sebuah pesan dengan foto sebagai lampiran. Foto yang dikirim Abiyya adalah unggahan yang baru saja dilihatnya di ponsel Wenda.

Mas Abi
Come to the office and explain this.
Now!

Shit! Lagi-lagi hari ini ia harus kena omelan kakaknya. Kaivan mendecak, meratapi hidupnya beberapa hari ke belakang yang selalu dilanda nasib buruk.

Ini semua gara-gara Jovanka! Runtuk Kaivan dalam hati.

Dengan langkah berat dan emosi yang tertahan, Kaivan berjalan meninggalkan lokasi pemotretannya dan segera menuju parkiran. Sepanjang perjalanan, Kaivan menyiapkan mental serta mengatur emosinya untuk menghadapi Abiyya. Semoga saja kali ini kakaknya bisa ditenangkan dengan cepat.

Daddy I Hate HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang