03. sibling core

596 50 13
                                    

have a drink on me
cheers to the failing

Sore harinya, Abiyya langsung mengadakan pertemuan penting secara mendadak dengan adik-adiknya. Ia sudah mengirim pesan di group chat keluarga khusus dirinya dan adik-adiknya. Hanya Cakra yang merespon. Seperti biasa Riani hanya membaca tanpa membalas. Tapi selain itu juga Kaivan tidak membalas karena seharian ini Abiyya menahannya di kantor agar tidak kabur dan menghindar.

Mobil Abiyya masuk dan terparkir di rumah utama keluarga Nataprawira. Kini hanya Abiyya dan Joselyn yang tinggal di sana. Ditambah ayahnya dan para asisten rumah tangga serta perawat yang mengurus ayahnya. Cakra dan Riani sudah memiliki kediaman masing-masing. Kaivan bahkan sudah pergi dari rumah sejak ia berumur delapan belas tahun.

Di belakang mobil Abiyya, mobil Kaivan juga sudah terparkir. Begitu mesin mobil dimatikan, Kaivan turun dari mobil dan menutur kakaknya masuk ke dalam rumah. Di parkiran, ia sudah melihat dua mobil lain yang ia tahu adalah mobil kedua saudaranya.

Ia hampir jarang masuk ke dalam rumah itu sejak kepergiannya bertahun-tahun lalu. Paling-paling Kaivan hanya mampir sebentar atau menghadiri acara tahunan seperti perayaan hari besar. Itu pun biasanya ia pergi lebih dulu dan tidak pernah tahan berjam-jam ada di rumah keluarganya.

Rumah itu selalu membangkitkan kenangan buruk bagi Kaivan. Di tempat itu Kaivan remaja merasa frustasi karena tidak dihargai oleh ayahnya. Di salah satu kamar di rumah itu tempat Kaivan meluapkan tangis dan emosi setelah dimarahi oleh ayahnya atau Abiyya karena dianggap perusak nama baik keluarga. Meski sudah bertahun-tahun berlalu, rasa sakit dari kenangan buruk itu tetap menempel dalam ingatan Kaivan.

Tidak ada yang berubah dari rumah itu. Aroma khasnya pun tetap sama. Hanya saja rumah itu terasa semakin sepi dan kosong. Seakan tidak ada kehidupan di sana. Kaivan heran ke mana perginya para ART. Ke mana juga Joselyn? Lalu kedua saudaranya pun tidak kelihatan keberadaannya.

"Istri lo mana?" tanya Kaivan pada Abiyya.

"Lagi pergi sama temannya," jawab Abiyya sekenanya. "Baru balik nanti malem."

"Setelah gue perhatiin, lo makin jarang keliatan bareng Joselyn. Lagi berantem ya?" goda Kaivan.

Mendengar celotehan adiknya membuat tatapan Abiyya kembali memperlihatkan permusuhan. Hal itu membuat Kaivan mundur satu langkah menjauh. Kakak sulungnya itu benar-benar tidak bisa diajak bercanda hari ini. Itu artinya tingkat kemarahan Abiyya sudah mencapai batas maksimal.

Tidak lama Cakra dan Riani turun dari tangga. Mereka menyambut kedatangan Abiyya dan Kaivan.

"Kaivan! Our long lost brother's finally coming back!" seru Riani menghampiri Kaivan dan menggoyangkan bahu pria itu ke kiri dan kanan.

Segera saja Kaivan menepis tangan Riani. "Apaan sih?!"

"Kalian habis ketemu Ayah?" tanya Abiyya yang direspon anggukan baik oleh Riani dan Cakra. "Gimana kondisinya hari ini?"

"Masih sama aja. Tapi Ayah coba ngobrol sih tadi," jawab Cakra. Pria itu lalu beralih pada Kaivan. "Lo nggak mau ketemu Ayah? Dia juga tadi nanyain lo."

"Nggak, makasih." Kaivan menjawab asal. Ia memang tidak pernah ingin bertemu dengan ayahnya jika bukan karena terpaksa sebagai formalitas.

Yudhi Nataprawira sudah mengidap struk sejak satu tahunan ini hingga tidak bisa lagi menggerakan tubuhnya. Sebelum penyakit struk yang membuatnya benar-benar tidak bisa bergerak, Yudhi sudah mengidap beberapa penyakit bawaan. Kini, penyakitnya menjadi komplikasi yang membutuhkan perawatan khusus setiap waktu. Jangankan untuk bekerja, Yudhi bahkan tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Ia hanya bisa berbaring di kasur dan sesekali dibawa berkeliling taman belakang oleh perawat yang menanganinya.

Daddy I Hate HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang