27. the way you lie

463 47 10
                                    

i wish you were a better man
i wonder what we would've become
if you are a better man

"Lo harus liat ini!" seru Naradipta begitu masuk ke dalam apartemen Kaivan. Ia cepat-cepat duduk di meja makan dan menyalakan laptopnya.

Kaivan tidak banyak menjawab. Ia menutur sahabatnya untuk duduk di meja makan, menunggu pria itu memperlihatkan sesuatu padanya.

Mata Kaivan seketika melebar begitu melihat gambar yang tertera di layar laptop. Dirinya yang masih setengah mengantuk tiba-tiba jadi terjaga penuh. Kaivan menarik laptop di hadapannya untuk melihat lebih dekat.

"Tadi udah gue kirim identitas lengkap dan kontak Widyawati ke elo. Kayaknya kita harus cari dia," ujar Naradipta. "Di video ini, Widyawati keliatan bawa Cheryl ke kamar lo."

Kaivan masih memperhatikan foto di layar laptop. Terlihat potongan seorang wanita bernama Widyawati itu membawa Cheryl ke sebuah kamar. Naradipta menjelaskan bahwa kamar yang Widyawati tuju adalah kamar yang dihuni Kaivan. Kamar itu dipesan oleh brand untuk Kaivan.

"Can we use it to blackmail him?" tanya Kaivan ragu.

"Kita belum yakin kalau cewek itu disuruh sama Bastian," sahut Naradipta. "Maka dari itu kita harus temuin dia."

Kaivan mengangguk-angguk. Ia masih terus melihat foto di layar laptop. Dalam kepalanya kini terbayang wajah Arawina. Bagaimana reaksi sang gadis jika mengetahui ayahnya melakukan ini semua? Bagaimana perasaan Arawina jika mengetahui ayahnya melakukan banyak kejahatan demi mencapai tujuannya? Gadis itu pasti akan sangat terluka.

Tidak lama pintu apartemen diketuk. Kaivan membuka pintu dan melihat Cheryl beserta seorang pria berbadan tegap dan berwajah datar berdiri di belakang sang gadis.

"He's my bodyguard," ujar Cheryl melihat kebingungan di wajah Kaivan. "Dia punya sesuatu yang ingin disampaikan ke lo."

Mengangguk, Kaivan mempersilakan kedua orang itu masuk. Keduanya segera bergabung dengan Naradipta.

Kaivan menunggu Cheryl berbicara. Hanya saja pengawalnya yang bersuara lebih dulu. Pria itu berdeham sebelum berkata, "Saya Charlie, pengawal Cheryl Damantara." Ia memperkenalkan diri. "Saya dan Cheryl menyelediki juga masalah ini. Kami menemukan beberapa hal yang sudah dikumpulkan dalam berkas ini." Charlie memberikan sebuah map berisikan dokumen-dokumen.

Kaivan dan Naradipta mengecek isi map tersebut. Sambil mereka memeriksa setiap lembar, Cheryl menjelaskan. "Waktu lo bilang ada kemungkinan gue dibius, ternyata lo benar. Seseorang bernama Widyawati yang kemungkinan besar punya andil ngebius gue."

"Waktu saya selidiki, Widyawati terlihat beberapa kali di sekitar Cheryl. Mungkin dia sedang dalam misi dari orang yang menyuruhnya." Charlie menimpali. Ia kemudian memperlihatkan berkas lain di mana terdapat foto Widyawati sedang mengobrol dengan seorang pria. "Di beberapa lokasi, terlihat Widyawati mengobrol dengan orang ini."

Naradipta memperlihatkan layar laptopnya pada Cheryl. "Jadi kita sepakat kalau Widyawati ini tersangka utama," ujarnya.

"Siapa laki-laki yang ngobrol sama Widyawati? Apa ada hubungannya?" tanya Kaivan memperhatikan foto yang diberikan Charlie.

Tiba-tiba saja Naradipta mengambil laptopnya dan mencari-cari sesuatu. Pria itu terlihat serius. Tidak lama, Naradipta berseru. "Cocok!"

"Apa?" tanya Kaivan.

Naradipta kembali memperlihatkan laptopnya, menunjukkan potongan foto di mana pria asing itu berada jauh di belakang Helena yang sedang berbicara pada wartawan. Ia kemudian menjelaskan, "Orang ini pernah terlihat beberapa kali di sekitar Helena."

Daddy I Hate HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang