Awal

444 19 2
                                    

Sudah tiga bulan berlalu sejak pertarungan dahsyat dengan para iblis. Sejak saat itu pula semuanya berubah, terutama organisasi Pemburu Iblis atau Kisatsutai. Selain kehilangan Ubuyashiki Kagaya beserta istri dan dua anaknya, mereka juga kehilangan para anggota pemburu iblis yang berbakat. Hashira, yang terdiri dari 9 anggota terkuat di Kisatsutai telah kehilangan 6 anggotanya. Di awali oleh kematian Rengoku Kyojuro dan beberapa bulan kemudian disusul oleh rekan-rekannya, yaitu Kocho Shinobu, Tokito Muichiro, Iguro Obanai, Mitsuri Kanroji, dan Himejima Gyomei. Sekarang, Hashira hanya tersisa Tomioka Giyuu dan Shinazugawa Sanemi, sedangkan Uzui Tengen telah memutuskan untuk pensiun dikarenakan luka yang didapatkannya. Untuk sebuah perdamaian abadi dibutuhkan pengorbanan yang besar dari banyak orang. Sudah tidak terhitung lagi sebanyak apa orang-orang yang telah meninggalkan dunia demi menggapai dunia tanpa iblis

Giyuu POV
Sudah tiga bulan sejak pertarungan itu dan setelah pertarungan mematikan itu selesai selama tiga bulan, aku tertidur bersama Tanjiro dan Shinazugawa. Selama itu juga, kami dirawat di Butterfly Estate, tempat dimana orang-orang dari Kisatsutai merawat luka mereka. Hari ini adalah hari kedua aku bangun dari tidur panjang akibat pertarungan itu. Tanjiro dan Shinazugawa sudah bangun dari tidur panjangnya seminggu sebelum aku terbangun. Bangun dari tidur panjang ku, aku tersadar bahwa aku telah kehilangan banyak hal, seperti lenganku, rekan, dan cintaku.

Saat ini, aku sedang duduk di depan kamar Shinobu sambil memandangi pohon bunga Sakura yang sedang mekar dengan indahnya. Aku merenung di depan kamarnya. Masih ada rasa tidak percaya bahwa aku telah kehilangan dirinya. Suaranya, tingkahnya, tatapannya, senyumannya, bahkan saat kami sering menghabiskan malam bersama. Semuanya masih bisa ku ingat dengan jelas. Seolah baru kemarin kami melakukannya dan sekarang ia tidak ada lagi di sisi ku. Ia sudah pergi ke surga dan meninggalkan ku sendiri di sini

Giyuu POV End

Terdengar langkah kaki yang berjalan pelan dari arah kirinya. Giyuu tidak menoleh, hanya sedikit melirik siapa yang datang. Rupanya itu adalah langkah kaki dari sang Kaze Hashira, Shinazugawa Sanemi. Sanemi dengan perlahan duduk di sebelah Giyuu yang kembali melamun sembari melihat bunga Sakura

"Woi, Tomioka! Sudah baikan kau?", tanya Sanemi setelah beberapa saat hening

"Hn. Kau juga sepertinya sudah membaik Shinazugawa", balas sang Mizu Hashira

"Yeah, luka yang ku miliki tidak separah dirimu. Aku hanya kehilangan dua jariku". ucap sang Kaze Hashira sambil memperhatikan jari tangannya yang telah hilang. Giyuu juga memandang tangan Sanemi dengan tatapan yang agak sedikit sendu. Padahal luka dia lebih parah bahkan sampai kehilangan tangannya

Sudah lima belas menit sejak percakapan mereka yang terakhir dan selama itu pula hanya ada keheningan di antara mereka berdua. Baik Giyuu maupun Sanemi tidak ada yang ingin membuka suara hanya untuk memecah keheningan. Keduanya lebih memilih untuk melihat bunga sakura yang berguguran sembari menikmati semilir angin musim semi yang hangat. Entah apa yang ada di pikiran mereka berdua, tapi sepertinya mereka memikirkan hal yang berkaitan dengan seorang wanita yang memakai hiasan kupu-kupu membuat mereka sangat cantik sekaligus manis dipikiran dua pria yang bernasib sama ini

"Shinazugawa" / "Tomioka", ucap Giyuu dan Sanemi bersamaan

"Kau duluan", ucap mereka bersamaan, lagi.

"Hahhh..", terdengar helaan nafas dari mereka berdua

"Baiklah! Aku duluan. Kau memikirkanShinobu?", tanya Sanemi yang sebelumnya angkat tangan karena menyerah dan memilih untuk berbicara duluan

"Ya, kau juga sepertinya masih terus memikirkan Kanae", balas Giyuu dengan nada datar

"Tentu saja! Siapa yang bisa melupakan gadis cantik, baik, dan lembut seperti dirinya. Iblis Bulan Atas Dua brengsek itu. Semoga dia membusuk di neraka karena telah membunuh Kanae", ujar Sanemi sambil mengepalkan kedua tangannya. Tatapannya menunjukkan bahwa kemarahan dan kebencian itu masih ada serta masih kuat seperti para iblis masih ada di dunia

"Aku juga. Aku tidak menyangka bahwa Shinobu akan mengorbankan dirinya untuk dimakan oleh Bulan Atas Dua. Kalau saja aku tahu, aku pasti akan mencegahnya", Giyuu menatap penuh penyesalan ke arah pohon bunga sakura di depannya

Tiba-tiba Sanemi berdiri. Giyuu mengangkat kepalanya untuk melihat Sanemi yang berdiri sambil memandangi pohon sakura di depannya

"Tapi, hidup terus berjalan. Kanae dan Shinobu akan sedih kalau kita terus menerus menangisi kepergian mereka", Sanemi mengatakan hal tersebut dengan tatapan yang teduh, sekilas ada rasa sakit, penyesalan, dan kesedihan yang terpancar di kedua matanya, tetapi tatapan itu hilang saat menatap mata Giyuu

"Kalau kau sudah merasa lebih baik. Kita akan menemui Kiriya-sama untuk membahas pertarungan waktu itu dan juga kita belum memberi salam kepadanya. Aku pergi", ucap Sanemi sambil berjalan meninggalkan Giyuu sendirian di depan kamar Shinobu.

"Shinobu, ku harap kau bisa memberikan ku kekuatan walaupun kau tidak ada disini", ujar Giyuu dalam keheningan, berharap ada satu suara yang diinginkannya menjawab kata-katanya, tetapi tidak ada satu suarapun yang memberikan jawaban.

To be continued

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang