Kelima

212 14 0
                                    

Giyuu yang sedang berjalan menuju ke Butterfly Estate, tiba-tiba dikejutkan dengan kehadiran Urokodaki yang ingin menjenguk Tanjiro. 

"Konnichiwa, Urokodaki-dono", sapa Giyuu sambil menunduk

"Konnichiwa. Bagaimana keadaan mu?", tanya Urokodaki

"Aku baik", jawab Giyuu kalem

Tidak lama terdengar suara heboh yang ternyata berasal dari Kamado sibling. Mereka tengah berlari dengan semangat ke arah Urokodaki dan Giyuu. Giyuu melambaikan tangannya ke arah mereka. Nezuko dengan gembira memeluk Urokodaki dan disambut dengan hangat. Sedangkan Tanjiro mengobrol dengan Giyuu. "kau memangkas rambutmu ya! itu bagus untukmu, Giyuu-san!" kata Tanjiro kepada Giyuu yang dibalas dengan senyuman olehnya.

Beberapa Hari Kemudian

Giyuu bersama dengan Kanao dan Aoi pergi menuju makam keluarga Kocho. Dengan bertumpu pada kedua lututnya dan sambil memejamkan mata, Giyuu berdo'a dengan khidmat, sedangkan Kanao dan Aoi melihat Giyuu dari belakang. 

"Jasadnya tidak ada, tetapi kami tetap membuatkan makam untuk Shinobu-neesan", ujar Kanao dengan tatapan sedih

Giyuu yang mendengarnya menatap sendu ke arah batu nisan tersebut. Tatapannya sedih, hatinya sakit saat mendengarnya. Wanitanya tidak ada di sana. Iblis keparat itu memakannya dan hanya menyisakan pedang beserta hairpin kupu-kupu berwarna ungu yang sekarang sedang digunakan oleh Kanao

"Saya akan mengajak Anda ke tempat Shinobu-neesan mengumpulkan bunga wisterianya, Tomioka-sama", ajak Kanao

Giyuu yang mendengarnya langsung berdiri. Mereka bertiga berjalan dengan penuh keheningan. Kanao dan Aoi menatap khawatir ke arah Giyuu yang terlihat lebih banyak diam. Mereka paham kalau Giyuu itu pendiam, tetapi kali ini diamnya Giyuu itu berbeda. Lokasi taman wisteria itu cukup jauh dari makam, tetapi tidak terlalu jauh dari kediaman kupu-kupu. Setelah hampir empat puluh lima menit dengan berjalan kaki. Akhirnya, mereka sampai ke lokasi tersebut

Di tempat itu, pohon wisteria sangat banyak. Mereka bermekaran dengan indah. Ketiganya terpaku melihat hal tersebut. Giyuu seperti dapat mencium aroma tubuh Shinobu. Dia baru menyadarinya, aroma Shinobu sangat harum, wangi, dan membuatnya ingin terus mencium serta mencumbunya. Aroma tubuh Shinobu berasal dari racun bunga wisteria yang diminumnya selama lebih dari setahun.

Ah! lagi-lagi ia mengingatnya. Mengingat malam dimana mereka menghabiskan waktu bersama dengan berbagi kehangatan di ranjang yang sama. Shinobu sangat cantik. Cantik sekali. kulitnya yang penuh dengan peluh berkilau karena cahaya lilin. Wajah dan bibirnya memerah seperti apel segar. Tatapan matanya sayu, seperti mengundang Giyuu untuk terus memanjakannya. Saat itu, Giyuu merasa ingin menyimpan Shinobu untuk dirinya seorang diri. Ia ingin mengikat dan mengurung Shinobu di mansionnya. Tidak akan ia biarkan siapapun mendekati Shinobu. Sayangnya itu hanya keinginannya saja. Kenyataannya adalah ia tidak bisa bersama dengan Shinobu. Ia telah kehilangan cahayanya, cintanya, dan dunianya

"Tempat ini indah, seperti dirinya", gumam Giyuu yang berjalan menjauh dari Kanao dan Aoi. Keduanya membiarkan Giyuu melakukan apapun yang diinginkannya asal tidak membahayakan dirinya.

Tiba-tiba Giyuu berjalan mendekati Kanao dan Aoi, lebih tepatnya mendekati Kanao. Kanao terkejut, matanya melebar dengan apa yang dilakukan oleh Giyuu

Flashback

Seperti biasa, Giyuu dan Shinobu mendapat misi bersama dari Oyakata-sama. Mereka tidak bisa menolak karena ini perintah, sebenarnya mereka juga tidak ingin menolak, karena mereka sama-sama menikmati keberadaan satu sama lain

"Tomioka-san! tsun! tsun! T-O-M-I-O-K-A-S-A-N!", panggil Shinobu sambil menusuk-nusuk punggung Giyuu dengan jari telunjuknya yang mungil. Giyuu paham, kalau dia diam, Shinobu akan makin cerewet. Kalau dia menjawab, Shinobu juga akan makin berisik. Serba salah. Karena itu yang dia lakukan adalah menggenggam tangan Shinobu dan meraih pinggang kecilnya sampai menempel pada tubuhnya

"A-Apa yang kau lakukan, Tomioka-san? Lepaskan aku! Hey! Aku hanya bercanda", pekik Shinobu sambil memberontak, tetapi mau memberontak seperti apapun tetap saja ia kalah, karena tubuhnya yang kecil tidak sebanding dengan tubuh Giyuu yang besar. Giyuu hanya diam sambil mendekatkan bibirnya ke arah telinga Shinobu

"Kenapa memangnya? Bukankan kita telah melakukan hal yang lebih dari ini?", tanya Giyuu sambil meniup-niup kecil telinga Shinobu. Wajah Shinobu memerah menahan malu dan marah

"Lepaskan aku, Tomioka-san atau aku akan memukulmu. Jangan menganggapku lemah, hanya karena tubuhku yang kecil" ancam Shinobu

"Aku tidak pernah menganggapmu lemah. Kau yang mengatakannya. Kalau aku melepasmu, hadiah apa yang akan aku dapatkan?" balas Giyuu dengan datar. tetapi tatapannya tidak sedatar ekspresinya. Ada kilat lain di mata birunya yang indah itu. Shinobu terdiam. Bibirnya mengerucut karena kesal, tapi dia tidak berbuat apa-apa

"Baiklah, aku mengerti", ucap Shinobu yang langsung mengangkat kedua tangannya, meraih pipi pria tampan dihadapannya, dan memberi kecupan singkat di pipi lumayan berisi milik pria tersebut. Mata Giyuu melebar. Dia terkejut dengan tindakan berani yang dilakukan oleh Shinobu

"Itu hadiah dariku", ujar Shinobu yang langsung berlari setelah Giyuu melonggarkan pelukannya. Giyuu yang tersadar segera berlari mengejar Shinobu yang sudah jauh berada di depan

End of Flaschback

"Apa yang Anda lakukan, Mizu Hashira-sama?", pekik Aoi yang terkejut melihat Giyuu yang mengusap dengan lembut hairpin yang digunakan oleh Kanao. Yap! hairpin tersebut adalah peninggalan Shinobu yang digunakan oleh Kanao, karena hairpin milik Kanae sudah rusak akibat dari pertempurannya melawan Douma saat itu

Giyuu tersenyum tipis melihat hairpin tersebut. Dengan perlahan ia menurunkan tangannya dari kepala Kanao. Kanao yang menyadarinya kemudian melepaskan hairpin tersebut dan memberikannya secara sukarela pada Giyuu

"Kanao, kau yakin dengan yang kau lakukan?", tanya Aoi. Bagaimanapun Aoi tahu bahwa hairpin tersebut juga sangat berharga bagi Kanao

"Daijoubu, Aoi. Aku masih memiliki kenang-kenangan yang lain", ujar Kanao sambil tersenyum

Giyuu yang mendengarnya segera mengulurkan tangannya untuk menerima hairpin tersebut. Menatapnya dalam-dalam, kemudian mengusapnya dengan lembut

"Arigatou", ucap Giyuu sambil memandang Kanao dengan tatapan berterima kasih

To be continued

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang