Keenam

207 12 2
                                    

Satu tahun setelah pertempuran melawan Kibutsuji Muzan dan dunia sudah baik-baik saja tanpa kehadiran iblis. Selama itu pula, Giyuu lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan Tengen beserta ketiga istrinya. Entah awalnya bagaimana yang pasti Giyuu selalu pergi ke kediaman Uzui Tengen. Entah hanya untuk sekedar duduk-duduk atau mengobrol bahkan mereka berempat juga pernah berendam air panas bersama

Tidak lupa juga, setiap hari Giyuu selalu mampir ke Butterfly Estate dan makam keluarga Kocho hanya untuk berdo'a dan bercerita kepada Shinobu. Bahkan bisa dibilang itu seperti kunjungan rutin yang tidak terjadwal dan kehadirannya di Butterfly Estate membuat para penghuninya tidak terkejut dan mereka tidak keberatan. Bahkan Giyuu sering memberikan hadiah untuk para gadis yang tinggal di sana. Entah itu makanan, pakaian, ataupun mainan, pokoknya ada saja yang dibawa oleh Giyuu

Suatu hari, Tengen memperkenalkan seorang wanita kepada Giyuu. Namanya Sayuri. Dia mantan kunoichi sama seperti ketiga istri Tengen. Giyuu merasa biasa saja. Bahkan tidak tertarik, karena menurutnya tidak ada satupun wanita di dunia ini yang setara atau bahkan lebih baik dari Kocho Shinobu. Shinobu adalah wanita yang menarik, tercantik yang pernah dilihatnya. hanya dia yang bisa membangkitkan sesuatu dalam dirinya. Menarik sisi liarnya sebagai laki-laki dewasa. Masih terngiang-ngiang di kepalanya kata-kata dari Uzui Tengen yang sekarang sedang menanti kelahiran buah hatinya

"Aku tahu, kau tidak bisa melupakan Kocho. Tapi, dia sudah meninggal dan kau masih hidup. Kau juga berhak untuk bahagia. membangun keluarga. Atau setidaknya kalaupun kau tidak bisa mencintainya seperti kau mencintai Kocho, kau bisa memiliki keluarga agar kau tidak kesepian. Kocho pasti sedih melihatmu terus meratapi kematiannya, Tomioka", ucap Tengen ketika mereka berdua sedang minum sake bersama

"Shinobu, aku harus bagaimana?", di depan altar Kocho Shinobu, Tomioka Giyuu sedang merasa bimbang, sedih, dan putus asa.

"Menikahlah dengannya Tomioka-san. Kau pasti bahagia. Tidak! Kau harus bahagia", tiba-tiba terdengar suara tidak asing di belakangnya. Giyuu menoleh dan seketika matanya melebar. Ada Shinobu di sana. Berdiri dengan kimono berwarna kuning yang cantik dengan pola daun-daun yang berguguran.

Dengan langkah gemetar, Giyuu mendekati Shinobu. Meraih tangan mungilnya dan menggenggamnya. Ini nyata! Shinobu ada dihadapannya. Ini nyata!

"Shinobu!", segera ia peluk sang kupu-kupu cantik yang ada di hadapannya. Air matanya mengalir dengan deras dipelukan Shinobu

"Shinobu, tolong jangan tinggalkan aku", Giyuu mengeratkan pelukannya sambil mengucapkan kata-kata memohon

"Aku tidak akan kemana-mana, Tomioka-san. Aku selalu di sini. Jangan khawatir", balas Shinobu sambil memeluk Giyuu dengan erat

"Shinobu, aku tidak ingin menikah dengannya. Aku hanya ingin bersama mu", suara Giyuu teredam di bahu Shinobu. Ia semakin menenggelamkan wajahnya di bahu Shinobu

"Tomioka-san, berjanjilah padaku bahwa kau harus bahagia. Kau harus melanjutkan hidupmu. Jangan terus terpaku pada ku. Kita pasti akan bertemu lagi. Aku akan menunggumu disana. Karena itu, kau harus bahagia disini. Sampai saat itu tiba, jangan pernah mencoba untuk pergi sebelum dijemput. Teruslah hidup", dengan berlinangan air mata, Shinobu memohon kepada Giyuu

"Tidak. Aku tidak bisa. Aku ingin bersama mu", semakin keras tangisan Giyuu, semakin erat pula pelukan Giyuu pada Shinobu

"Kau harus bisa. Berjanjilah. Baik-baik dengan keluargamu yang baru. Selamat tinggal, Giyuu-san", melepaskan pelukannya secara perlahan, mengusap pipi Giyuu yang basah, dan memberikan kecupan singkat di bibir tipisnya. Shinobu mengambil langkah mundur dengan perlahan

"Tidak! Shinobu!" Giyuu enggan melepaskan tangannya. Masih mencoba untuk meraih tangan Shinobu, tapi entah kenapa kakinya tidak bisa digerakkan. "Ayolah bergerak! Dia akan pergi!", maki Giyuu dalam hati

"Maafkan aku, Giyuu-san. Tapi aku berjanji, di kehidupan selanjutnya, tangan kita pasti akan selalu saling menggenggam. Aku akan selalu bersama mu", ujar Shinobu dengan senyum lembut yang terlukis di wajah cantiknya. Perlahan tubuh Shinobu menghilang

"Tidak Shinobu. Jangan tinggalkan Aku. Tidak"





































"SHINOBU!!!!", Giyuu terbangun dari mimpinya. Ketika Giyuu menyadarinya, langit sudah gelap. Sepertinya, ia tertidur cukup lama. "Hanya mimpi, tapi terasa nyata", ujar Giyuu dalam hati sambil mengusap wajahnya yang basah karena keringat dan air mata

Menatap altar di depannya, Giyuu berkata "baiklah kalau itu maumu Shinobu. Aku akan menikah, tapi aku tidak akan melupakanmu"

"Terima kasih, Tomioka-san. Semoga kau bahagia"



To be continued

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang