Moment Kebersamaan dan Pengakuan

116 12 11
                                    

Setelah hampir satu jam menangis bersama, Tsutako meraih kedua pipi adiknya. Ia dapat melihat mata dan hidung Giyuu yang memerah. Seandainya pembicaraan ini tidak serius. Rasanya gemas sekali melihat adiknya yang biasanya memasang wajah datar ini terlihat seperti anak kecil yang mengadu karena mainannya direbut

"Sekarang sudah tidak apa-apa, otouto, Shinobu-chan ada disini sekarang. Dia tidak akan kemana-mana kalau kau menjaganya. Tidak ada lagi iblis yang bisa melukainya dan kau bisa terus bersamanya. Semuanya akan baik-baik saja. Neesan ada disini," Kata Tsutako dengan nada lembut seraya mengusap penuh kasih sayang air mata adiknya

Giyuu mengangguk. Menggenggam erat kedua tangan kecil kakaknya dan berujar, "aku tidak akan meninggalkannya. Kali ini aku pasti akan bersamanya. Kami akan bersama,"

Tsutako mengangguk untuk menenangkan adiknya, "sekarang mandi lah. Kau tidak mungkin kan menemui gadis cantik dengan penampilan berantakan dan bau seperti ini," ujarnya bergurau

Giyuu terkekeh dan menyugar rambutnya yang basah, "baiklah, aku mandi dulu"

"Neesan akan memasak makanan kesukaan mu malam ini", ujar Tsutako. Ia berdiri dibantu oleh Giyuu

Giyuu segera berjalan menuju kamar mandi, sedangkan Tsutako memastikan keadaannya sekali lagi untuk memastikan tidak ada yang aneh darinya sehingga Shinobu tidak curiga pada tingkah mereka. Setelah memastikan tidak ada yang aneh, ia bergegas menuju ruang tengah untuk menemui Shinobu

.

.

.

Ruang Tengah

Shinobu duduk sendirian di ruang tengah seraya menonton televisi yang sedang menunjukkan siaran talkshow mengenai reinkarnasi

"Apakah kamu percaya dengan konsep reinkarnasi?,"

"Aku percaya,"

"Bagaimana bisa kau mempercayai hal itu? Bukankan itu tidak masuk akal?"

"Memang jika menggunakan logika rasanya tidak masuk akal. Namun, aku percaya, karena aku yakin setiap orang di masa lalu pasti menginginkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi, Tuhan pasti mengabulkan keinginan mereka untuk dilahirkan kembali, menjalani kehidupan yang lebih baik dan memperbaiki hal-hal apa saja yang kurang atau bahkan tidak mereka dapatkan dalam kehidupan mereka yang sebelumnya"

"Are? Bukankah itu artinya manusia tidak bisa bersyukur atas apa yang sudah diberikan oleh Tuhan?"

Shinobu dengan serius mendengarkan perdebatan mereka

"Tidak masuk akal," gumam Shinobu

Tsutako yang sudah kembali dari kamar Giyuu terdiam melihat Shinobu yang duduk seraya menonton televisi dihadapannya

"Gadis mungil ini bertarung sendirian dan mempertaruhkan hidupnya agar manusia bisa mendapat hidup lebih baik," batinnya sedih

Ketika Tsutako melihat Shinobu untuk pertama kalinya selain cantik dan menggemaskan, gadis itu sangat mungil dan kecil. Ia bahkan lebih tinggi dari Shinobu. Membayangkan bahwa gadis dihadapannya ini dibunuh dan dimakan oleh iblis rasanya mengerikan dan membuatnya mual

"Huek...," Tsutako segera menutup mulutnya ketika rasa mual menguasai dirinya

Shinobu yang sedang fokus menonton sedikit terkejut mendengar ada suara orang ingin muntah di dekatnya lantas segera menoleh ke arah Tsutako yang sedang menutup mulutnya. Gadis itu segera menghampiri Tsutako dan menuntunnya untuk duduk

"Tsutako-san, kau baik-baik saja?," tanya Shinobu setelah memastikan Tsutako sudah duduk dengan nyaman di sofa

"Akan aku ambilkan minum," belum sempat mencegah, Shinobu langsung berlari ke arah dapur

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang