Minggu kedua di bulan April
.
.
.
Satu minggu telah berlalu sejak Shinobu menyadari perasaannya pada guru olahraganya di sekolah tempat ia menimba ilmu. Ya, Tomioka Giyuu, seorang pemuda seusia kakaknya yang memiliki tubuh tinggi dan tegap, kulit putih, mata biru laut yang dalam, dan wajahnya yang bisa dibilang cantik dan tampan. Selama itu pula, semakin ia menyangkal, perasaannya semakin dirasa menyebalkan seperti saat ini
Hari ini adalah hari Selasa dan jadwal kelasnya mendapat pelajaran olahraga. Ia yang sedang duduk di pinggir lapangan memperhatikan Tomioka-sensei yang sedang dikerumuni oleh gadis-gadis dari kelas yang sama seperti dirinya. Walaupun Tomioka-sensei membalas ucapan mereka dengan wajah dan suara datar, tetapi tidak membuat para gadis itu menjauh. Mereka justru semakin gencar mendekati sang guru. Shinobu yang melihatnya memasang ekspresi cemberut sambil menahan perasaan cemburu yang membara di hatinya
"Dasar caper", gerutu Shinobu dalam hati
Menghela nafas. Shinobu memutuskan untuk meninggalkan area lapangan dan berjalan menuju kantin
"Toh pelajaran olahraga sudah selesai. Untuk apa aku disana", batin Shinobu
Giyuu yang menyadari Shinobu beranjak dari tempatnya ingin segera menyusulnya. Setelah mengetahui ke arah mana Shinobu berjalan, ia segera menatap para muridnya yang masih sibuk dengan urusannya. Ada yang bermain bola, ada yang bermain badminton, dan para gadis yang mengerubunginya
"Merepotkan", ucap Giyuu dalam hati sambil mendesah
"Baik, sepertinya pelajaran hari ini cukup sampai disini. Segera ganti baju kalian untuk mengikuti pelajaran selanjutnya", ujar Giyuu kepada para siswanya
"Ha'i, Arigatou Gozaimasu, Sensei!", jawab para murid dengan kompak sebelum akhirnya mereka membubarkan diri menuju kelas
"Jaa ne, Tomioka-sensei", ucap genit beberapa murid perempuan dan melambaikan tangan pada Giyuu sebelum akhirnya berlari sambil cekikikan. Giyuu yang melihat tingkah para gadis tersebut hanya bisa menghela nafas
Setelah memastikan bahwa lapangan sudah bersih dari alat-alat yang digunakan untuk menunjang pelajarannya. Dengan langkah kaki yang mantap dan cepat, segera ia pergi ke kantin untuk modus sedikit pada Shinobu
.
.
.
Kantin
Sepertinya Giyuu telat, karena ketika sampai di kantin ia tidak melihat Shinobu berada di sana. Membeli roti melon dan susu untuk mengisi perutnya. Ia bergegas pergi ke tempat biasanya Shinobu menghabiskan waktu sendirian untuk menghindari orang-orang. Dari mana Giyuu tahu? Tentu saja karena Giyuu menghabiskan banyak waktu diam-diam mengikuti kemana pun Shinobu berada. Mengerikan, macam stalker saja.
Giyuu melihatnya, Shinobu sedang duduk sendirian dengan kotak bekal serta dua susu rasa strawberry dan vanila yang sering ia beli di kantin. Gadis itu terlihat asik memakan bekalnya tanpa merasa terganggu dengan hal apapun, bahkan ia meminum langsung kedua susu rasa strawberry dan vanila secara bersamaan. Giyuu yang melihatnya tersenyum geli. Giyuu merasa melihat anak kecil, karena Shinobu terlihat kecil dan menggemaskan
Shinobu yang menyadari ada keberadaan orang lain selain dirinya segera menoleh ke belakang dan melihat ada Giyuu yang sedang memerhatikan dirinya sambil tersenyum. Sontak wajah Shinobu memerah
"Tomioka-sensei? Sejak kapan sensei ada di sana?", Shinobu reflek bertanya seperti itu. Karena ia yakin kalau tidak akan ada orang yang datang ke taman belakang ini
Giyuu yang mendengar perntanyaan Shinobu segera memasang wajah datarnya kembali dan mendengus. Ia berjalan menghampiri Shinobu yang sudah tidak menoleh ke arahnya
"Sejak aku melihatmu makan seperti orang yang tidak pernah makan selama seratus tahun", ujar Giyuu asal tepat di samping Shinobu dengan posisi berdiri
Gantian Shinobu yang mendengus, tetapi tetap tersenyum ramah
"Aku hanya sedang menikmati bekal ku", ujar Shinobu sebal dengan senyum di wajahnya
Giyuu terdiam. Ia sedang menikmati pemandangan Shinobu yang sedang makan didepannya. Sudah lama sekali ia tidak melihat pemandangan yang membuat hati dan pikirannya sejuk seperti ini. Melihat Shinobu menikmati makanannya dengan lahap tanpa menambahkan racun wisteria pada makanannya
"Sensei kesini pasti karena tidak memiliki teman", ujar Shinobu dengan senyum ramah di wajahnya, tapi entah kenapa senyum itu seolah mengejek Giyuu yang membuatnya mendengus
"Aku memiliki teman. Ya! Aku memilikinya. Hanya saja semuanya sedang sibuk", sahut Giyuu membantah ucapan Shinobu
Shinobu yang mendengarnya hanya tertawa. Matanya tertutup dan tawanya terdengar merdu sekali. Bagi Shinobu, Giyuu yang menyangkal perkataannya adalah hal yang lucu. Giyuu yang melihat tawa Shinobu yang meluncur manis dari bibirnya hanya bisa terpaku. Tanpa sadar, ia segera menurunkan tubuhnya, bertumpu pada kedua lututnya, kemudian ia raih leher Shinobu untuk mendekat padanya dan mengecup bibirnya
Giyuu mengecup bibir Shinobu dengan lembut
Mata Shinobu melebar melihat Giyuu yang sedang menutup matanya menikmati ciuman yang terjadi di antara mereka. Jantung Shinobu berdebar keras bersahutan dengan jantung Giyuu yang debarannya juga tidak kalah kencang. Tangan kiri Giyuu meraih pinggang ramping Shinobu untuk semakin rapat pada tubuhnya, sedangkan tangannya yang lain ia gunakan untuk mengusap tengkuk Shinobu dan terkadang menekannya untuk memperdalam ciuman mereka
Shinobu yang sudah bisa mengendalikan rasa terkejutnya perlahan mulai menutup matanya. Kedua tangannya mencengkeram erat seragam Giyuu di bagian dada. Ia terlena dan luluh oleh ciuman Giyuu. Kalau saja Giyuu tidak menahan tubuhnya, sudah pasti ia akan semakin terjatuh karena saking lemasnya. Tubuhnya seolah tidak memiliki tenaga. Yang bisa ia lakukan hanya pasrah, seolah semua kemampuan bela dirinya telah hilang. Shinobu semakin mempererat pejaman matanya ketika ia menyadari bahwa Giyuu semakin memperdalam ciuman mereka. Tubuh Giyuu seolah mendesak Shinobu untuk berbaring di bawahnya
.
.
.
*Kringggg...
Bel pelajaran selanjutnya segera berbunyi
Nyaris saja. Nyariissss sajaaaaa.
Nyaris saja mereka melakukan hal yang lebih. Untung saja bel sekolah membuat kesadaran mereka kembali
Shinobu yang sudah sadar kembali segera melepaskan dirinya dari pelukan Giyuu yang terdiam melihatnya. Dengan terburu-buru, Shinobu segera membenahi bekal makanan dan susu yang belum sempat ia habiskan, karena sibuk berciuman dengan gurunya. Setelah selesai dengan urusannya, Shinobu segera berlari tanpa mengatakan apapun dan meninggalkan Giyuu yang terpaku melihat kepergiaannya
"Bodoh! Kau bodoh, Tomioka Giyuu!", maki Giyuu dalam hati tanpa mengubah posisinya. Tangannya terkepal dan segera memukul tanah yang ada di bawahnya untuk melampiaskan kemarahannya karena bertindak bodoh
"Brengsek!"
.
.
.
Sementara itu
Shinobu yang telah sampai di toilet wanita segera membasuh wajahnya di wastafel. Ia tatap wajahnya yang basah dan memerah di cermin yang tepat berada di depannya. Shinobu sedikit merenung sambil mengusap bibirnya. Masih terbayang-bayang dengan jelas di kepalanya rasa dari bibir Giyuu yang tadi mencumbunya dengan lembut
"Manis", pikir Shinobu
Shinobu segera menampar pipinya sendiri saat kata-kata itu terlintas di kepalanya
"Bodoh! Memalukan! Bagaimana aku menghadapinya nanti?", batinnya gelisah
Menghela nafas berulang kali untuk menenangkan dirinya. Shinobu keluar dari toilet dan kembali ke kelasnya dengan perasaan yang tidak dapat dijelaskan
To be Continued

KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time
FanfictionSinopsis: Tomioka Giyuu ingin memulai kembali kisah cintanya dengan Kocho Shinobu. Giyuu paham bahwa di masa lalu, mereka tidak memiliki kesempatan. Karena itu, di masa kini, di kehidupan yang damai ini, ia ingin memulai kembali kisah cintanya denga...