Makan Malam Bersama dan Kepastian

230 12 4
                                    

Beberapa hari kemudian

.

.

.

Hari ini adalah hari Jum'at. Sudah beberapa hari berlalu sejak Giyuu mencium gadis yang selalu memakai hairpin kupu-kupu di kepalanya tersebut. Gadis itu benar-benar menghindarinya. Ketika pemuda dengan tinggi 176cm tersebut mencarinya di tempat biasa Shinobu memakan bekalnya, yaitu taman belakang, ia tidak melihat gadis itu duduk di sana. Ketika pulang sekolah ia sengaja ingin menghampiri gadis itu untuk menjelaskan tentang ciuman mereka, Shinobu juga selalu berusaha untuk tidak pergi sendirian. Ia selalu bersama dengan temannya sampai Giyuu merasa tidak memiliki kesempatan untuk mendekati gadisnya

Sekarang jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah. Giyuu menghela nafas di kursi kebesarannya

"Sumimasen, sensei. Ini rekap absen yang biasa sensei minta", ujar Soyama Hakuji kepada Giyuu yang terlihat tertekan

Ngomong-ngomong, Giyuu juga mengajar sebagai guru BK di sekolah tersebut. Heran juga kenapa si lempeng ini bisa diangkat jadi guru BK. Kemudian, pemuda itu mendongak menatap murid laki-lakinya. Sebenarnya Giyuu agak  merasa errr.. aneh? Karena, musuhnya di masa lalu bahkan mereka pernah bertarung antara hidup dan mati kini menjadi salah satu muridnya dan bahkan mantan Upper Moon 3 ini mendapat julukan Soyama Couple dengan salah satu murid perempuan di sekolahnya yang juga satu kelas dengan Tanjiro

"Oh iya, Hakuji satu kelas dengan Shinobu", ujar Giyuu dalam hati

"Oh ya, arigatou na, Soyama-san, kau boleh pulang", kata Giyuu pada muridnya setelah menerima berkas tersebut

"Ha'i. Kalau begitu saya permisi, sensei", setelah membungkukan badan pada Giyuu, pemuda berperawakan cantik dan besar itu segera keluar dari ruang guru

"Dunia ini aneh, tapi syukurlah kalau semuanya mendapat kesempatan untuk memperbaiki masa lalu mereka", pikir Giyuu

Pemuda itu teringat ketika ia ikut berkumpul bersama Kamaboko squad di kediaman Tanjiro di masa lalu. Tanjiro pernah berkata bahwa sebelum Akaza mati, pemuda berambut merah itu mencium ada aroma kesedihan yang sangat dalam pada Akaza

Kebisingan di ruang guru yang dipenuhi oleh kehebohan antara Uzui, Sanemi, dan Kyojuro tidak dipedulikan oleh Giyuu yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja. Ketika sedang asik merenung dan memikirkan strategi untuk mendekati Shinobu, lagi, ia dikejutkan dengan tepukan di bahunya dan ketika ia mendongak, Giyuu melihat ada Kyojuro yang tersenyum sangat lebar padanya. "Sangat cerah dan silau, bung", batin Giyuu

"Yo, Tomioka! Bagaimana kalau kau ikut dengan kami pergi makan bersama malam ini?", tawar Kyojuro pada Giyuu yang masih mencerna perkataan manusia api di depannya. Seketika ia menegakkan tubuhnya dan mengamati orang-orang disekitarnya yang balik memandangnya dengan berbagai macam ekspresi. Ada yang tersenyum lembut seperti Kanae dan Sayuri, ada yang memberikan cengiran seperti Uzui, ada yang menangkupkan kedua tangan dengan wajah yang teduh seperti Gyomei, ada yang menatapnya datar dan sinis seperti Sanemi dan Iguro

Berpikir sejenak kemudian menghela nafas. "Sepertinya tidak ada salahnya sesekali berkumpul dengan kawan lama," pikirnya

"Baiklah, aku ikut", jawab Giyuu

"Yosh! Karena, Tomioka sudah ikut. Ayo ke kedai tempat biasanya", begitulah keputusan sepihak yang dilakukan oleh Kyojuro. Yang lain hanya mengangguk dan mengikutinya

.

.

.

Parkiran mobil

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang