Bertemu Kawan Lama

190 8 1
                                    

Masih ada waktu sekitar satu setengah lagi sebelum bel masuk sekolah berbunyi

Giyuu memutuskan menyiapkan bekal untuk dirinya. Lumayan juga untuk berhemat. Dulu, ia merasa kesulitan dengan ingatan-ingatan itu. Ingatan masa lalunya membuat kehidupannnya sedikit kacau karena mengganggu jam tidurnya. Tapi semakin lama, ia mulai menerimanya. Sejak ia mulai bisa menerima hal-hal yang terjadi padanya di masa lalu. Giyuu memutuskan untuk hidup sendiri di sebuah apartemen milik orang tuanya. Awalnya, orang tua Giyuu tidak setuju untuk melepas anak bungsu mereka, tetapi Giyuu dapat meyakinkan mereka bahwa ia akan baik-baik saja walaupun tinggal sendiri

Giyuu membuktikannya bahwa ia bisa, tetapi ia tidak memberi tahu bahwa setiap malam ia selalu bermimpi buruk. Giyuu tidak ingin membuat orang tuanya khawatir. Sayangnya, kakaknya, Tsutako tahu bahwa ia sering bermimpi buruk. Alhasil, setiap pagi kakaknya selalu mengiriminya pesan untuk memastikan keadaan dirinya. Menurut Giyuu, kakaknya terlalu berlebihan dan masih menganggapnya seperti anak kecil. Padahal tahun ini ia sudah berusia 21 tahun

"Mau seperti apapun bentukmu, kau itu tetap adik kecilku yang manis, Giichan. Jadi, biarkan kakakmu yang cantik ini perhatian padamu. Kau hanya harus menikmatinya, oke, sayang?", begitulah jawaban kakaknya ketika ia protes tentang perlakuan Tsutako padanya

Masih ada waktu satu jam sebelum bel masuk sekolah berbunyi

Setelah selesai menyiapkan bekal, pemuda setinggi 176cm tersebut segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, ia segera memakai pakaiannya. Mengambil bekalnya yang ada di atas meja untuk dimasukkan ke dalam tas. Membawa hairpin usang berbentuk kupu-kupu milik Shinobu yang juga ia masukan ke dalam tas agar tetap aman. Ia keluar apartemen dan tidak lupa mengunci pintu. Giyuu memutuskan untuk membawa motornya hari ini ke sekolah. Butuh waktu 10 menit menggunakan motor untuk sampai ke sekolah tempatnya bekerja

Sampai di sekolah

Setelah sampai di parkiran sekolah, ia segera memarkirkan motornya. Dengan langkah santai ketika berjalan di koridor sekolah, Giyuu menjawab berbagai sapaan yang datang padanya. Sesampainya di ruang guru, ia melihat sudah ada beberapa guru yang berkumpul dan banyak yang tidak asing di matanya. Ada Gyomei, ada Kyojuro, ada Iguro, dan ada Tengen. Rasanya Giyuu ingin menangis ketika melihat teman-teman seperjuangannya ada disini

Tidak lama kemudian, ada empat guru yang baru datang. Ketika melihat empat guru tersebut, mata Giyuu melebar. Di sana ada Sayuri, Murata, Sanemi dan Kanae. Melihat Kanae, jantung Giyuu berdebar keras dan cepat. Bukan, dia bukan jatuh cinta pada Kanae. Kalau ada Kanae. Artinya.. Dia juga ada. Nafasnya mulai tidak beraturan, perutnya terasa sakit. Tapi bukan hal yang menyakitkan. Ini adalah sebuah bentuk ketidaksabaran untuk bertemu dengan cintanya kembali

Sayuri dan Sanemi yang menyadari keberadaan Giyuu juga melebarkan matanya. Mereka berdua saling lirik dan mulai memperhatikan Giyuu. Setelah semua guru berkumpul. Giyuu mulai memperkenalkan dirinya

"Ohayou gozaimasu, minna. Nama saya Tomioka Giyuu. Saya disini sebagai guru mata pelajaran olahraga. Mohon bantuannya untuk kedepannya semua", ucap Giyuu dengan nada formal sambil membungkukan badannya

"Yo! Tomioka. Aku Rengoku Kyojuro sebagai guru mata pelajaran sejarah. Mohon bantuannya juga hahaha!!", ujar Kyojuro sambil tertawa. Sepertinya api dalam tubuhnya tidak pernah padam oleh waktu. Semangat pria ini tetap membara

"Iguro Obanai", perkenalan yang singkat dari Iguro

"Himejima Gyomei. Salam kenal. Semoga betah", singkat, padat dan apakah Himejima dari dulu orangnya seperti ini? Entahlah Giyuu saja bingung

"Uzui Tengen, guru seni disini. Seni itu harus meriah. Semua orang juga harus meriah. Pokoknya apapun itu harus meriah BUAHAHAHAHAH", Giyuu speechless melihatnya. Bahkan setelah sekian lama orang ini juga tidak berubah. Kematian tidak membuat kemeriahannya memudar. Justru sepertinya semakin membara. Semoga para murid di sini mentalnya selalu sehat

"Ohayou gozaimasu, Tomioka-sensei. Nama saya Kocho Kanae. Disini saya sebagai guru biologi.. Mohon bantuannya", ujar Kanae halus disertai dengan senyuman lembut di wajah cantiknya

Giyuu menatapnya agak lama. Kemudian beralih ke Sanemi dan Sayuri yang juga menatapnya tidak percaya

"Nama saya Shinazugawa Sanemi. Guru matematika. Salam kenal", angguk Sanemi pada Giyuu sambil menatapnya intens

"Shimizu Sayuri. Guru kewarganegaraan. Salam kenal", Sayuri menatapnya tidak percaya

Dilihat dari tingkah laku mereka berdua, spertinya Sanemi dan Sayuri mengingat masa lalu mereka sama seperti yang terjadi pada Giyuu. Baiklah, nanti kalau dirinya ingat. Giyuu akan berbicara pada mereka. Sekarang, ia akan bersikap profesional karena ia adalah seorang guru. Tugasnya saat ini juga sebagai guru kesiswaan yang akan berjaga di depan gerbang sekolahan


To be continued

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang