Keduabelas

153 8 0
                                    

Dua minggu kemudian

Tiba juga hari dimana Tanjiro dan Kanao menikah. Giyuu dan Sayuri memutuskan untuk datang lebih awal ke acara mereka, seperti saat Giyuu dan Sayuri menikah, Tanjiro dan Kanao juga datang lebih awal

Giyuu mengenakan kimono biru muda dengan haori berwarna putih, sedangkan Sayuri menggunakan kimono berwarna soft blue dan haori berwarna biru muda seperti Giyuu, rambutnya ia kepang dengan menyisakan sedikit anak rambut di samping kiri dan kanan dekat telinga. Mereka datang dengan Sayuri yang menggendong bayi satu bulan dua minggu mereka

Giyuu meminta izin kepada seseorang yang membantu mendandani pengantin wanita untuk memberikan hairpin kupu-kupu milik Shinobu ke Kanao. Dengan senang hati, orang tersebut memberikannya kepada Kanao

Acara utama sudah selesai, sekarang pasangan pengantin tersebut sedang menyalami satu persatu tamu mereka. Giyuu yang melihatnya dari jauh terkejut ketika melihat ada Shinobu disana. Matanya melebar, karena yang ada di depannya bukan Tanjiro dan Kanao, melainkan dirinya dan Shinobu yang menikah. Giyuu terdiam, matanya memanas

"Ada apa?", tanya Sayuri kepada Giyuu. Sayuri menyadarinya bahwa mata Giyuu berkaca-kaca ketika melihat Tanjiro dan Kanao

Seketika Giyuu menoleh ke arah Sayuri yang menatapnya dengan penasaran. Kemudian beralih kembali ke arah Tanjiro dan Kanao yang sedang tertawa. Bayangan itu sudah hilang. Tidak berbekas. Namun, rasa sakitnya masih terasa nyata di dadanya

"Tidak. Tidak ada apa-apa", jawab Giyuu sambil tersenyum tipis

Mereka bertemu dan berbincang-bincang sebentar dengan beberapa kenalan mereka seperti Sanemi dan keluarga, kemudian Tengen dan ketiga istrinya beserta anak-anaknya. Giyuu dan Sayuri memutuskan untuk pulang. Karena Sayuri merasa tidak enak badan

.
.
.
.

Setahun berlalu sejak pernikahan Tanjiro dan Kanao. Selama itu pula banyak hal yang terjadi di sekitar mereka. Seperti, anak Tengen yang bertambah banyak, Zenitsu dan Nezuko menikah, dan terakhir yang lebih mengejutkan ialah Inosuke dan Aoi yang memutuskan untuk menikah

Giyuu berpikir, entah apa yang diberikan oleh babi hutan itu ke Aoi sampai-sampai Aoi setuju untuk dinikahi oleh si babi. Tapi, apapun itu Giyuu berharap mereka bahagia. Ngomong-ngomong kehidupan rumah tangganya juga biasa saja, ia masih selalu berkunjung ke kediaman Kocho dan pergi ke makam Shinobu. Istrinya juga masih melakuka hal yang sama dengan selalu mengunjungi makam Takahiro. Lalu, anak semata wayangnya sekarang sudah bisa memanggilnya dengan sebutan "tou-san", itu sangat lucu dan menggemaskan

Ada satu hal yang sedikit mengganggu ayah mudah ini, istrinya semakin hari semakin pucat. Tubuhnya juga semakin kurus dan batuknya juga semakin sering. Sampai akhirnya

*Bruk
Giyuu yang sedang bermain dengan anaknya, tiba-tiba mendengar ada suara sesuatu yang jatuh. Dia berlari menghampiri sumber suara untuk melihat sesuatu apa itu yang jatuh

Ketika sampai, betapa terkejutnya ia bahwa itu istrinya pingsan dengan darah yang mengalir dari hidung dan mulutnya. Segera ia angkat istrinya dan ia bawa ke kamar. Kemudian, ia panggil Kanao untuk membantu memeriksa keadaan istrinya

Tidak lama, Kanao datang bersama Aoi. Giyuu yang saat itu menggendong anaknya mengajak Kanao dan Aoi untuk memeriksa keadaan istrinya. Giyuu tetap tenang, agar anaknya juga tenang

Setelah melalui berbagai pemeriksaan. Kanao berbicara hanya berdua dengan Giyuu, sedangkan Guren -anak Giyuu- digendong oleh Aoi untuk menjauh

"Bagaimana?", tanya Giyuu

"Saya memang merasa ada yang aneh dengan tubuh Sayuri-san ketika ia akan melahirnya Guren-kun, Tomioka-san. Sepertinya, jantung Sayuri-san bermasalah dan itu penyakit bawaan. Apakah Sayuri-san selalu meminum obatnya? Seharusnya ada obat yang selalu ia minum untuk mengatasi penyakitnya", ucap Kanao panjang lebar

Giyuu terdiam. Dia baru ingat. Dulu waktu awal nikah, Giyuu selalu melihat Sayuri meminum sesuatu, tapi itu hanya 1 bulan sejak pernikahan mereka. Semenjak hamil, Sayuri tidak pernah meminumnya kembali bahkan sampai sekarang. Menghela nafas, Giyuu mencoba sabar dan tabah dengan keadaannya yang sekarang

"Apa ada yang bisa ku lakukan?", tanya Giyuu

"Maaf, tidak ada. Sudah terlambat untuk menyelamatkannya. Maafkan saya Tomioka-san", ujar Kanao dengan nada penuh penyesalan

Ditepuknya kepala Kanao dengan perlahan. "Tidak apa, bukan salah mu Kanao", ucap Giyuu sambil tersenyum. Kini, ia ingin mengobrol sejenak dengan Sayuri. Mengobrol untuk terakhir kalinya. Sudah lama sejak mereka berdua bisa mengobrol. Terakhir sebelum anak mereka lahir

"Ara Giyuu-san. Gomen ne, menyembunyikan hal ini darimu", ucap Sayuri dengan wajah yang semakin pucat. Nafasnya tersengal, tetapi ia tetap tersenyum pada suaminya. Suami yang tidak dicintainya

"Kenapa kau melakukan ini? Guren membutuhkan ibunya", ujar Giyuu dengan nada datar

"Maaf, aku pikir aku bisa melakukannya. Ternyata sulit. Aku tidak bisa tanpa Takahiro-kun. Ku pikir dengan kehadiran Guren-kun, luka di hati ku bisa sembuh. Ternyata aku salah. Luka itu justru semakin melebar. Aku memang mencintai anakku, tapi aku juga mencintai Takahiro-kun sama besarnya. Aku ingin bersamanya", Sayuri mengatakan hal tersebut sambil menangis. Giyuu yang mendengarnya hanya bisa pasrah dan menghala nafas

"Kalau dia bisa berpikir seperti itu, bagaimana dengannya? Ia juga ingin hidup bersama Shinobu, tapi tidak bisa. Ia punya tanggung jawab disini. Kalau begini istrinya bukan seperti orang yang bertanggung jawab", pikir Giyuu

"Giyuu-san, walaupun kau tidak mencintai ku, aku harap kau bisa mencintai Guren-kun. Karena bagaimanapun juga dia anak kandung mu. Tolong jaga dia", Sayuri masih menangis ketika mengucapkan kata-kata itu

"Tentu. Jangan khawatir. Terima kasih Sayuri", ujar Giyuu dengan memasang senyum tulus pada istrinya. Ini pertama kalinya sejak pernikahan mereka, Giyuu memanggil namanya

"Jika memang reinkarnasi itu ada, aku harap kau bisa berbahagia dengan  Shinobu-san, Giyuu-san. Aku benar-benar berharap demikian. Karena, aku tahu rasanya berpisah dengan orang yang kita cintai sepenuh hati", Sayuri menatap Giyuu dengan lembut ketika mengatakan hal tersebut

"Aaahh.. Takahiro-kun, akhirnya kita bisa bertemu dan bersama kembali. Kali ini, akan ku pastikan bahwa tangan kita akan saling terus menggenggam.. ", bersamaan dengan kalimat terakhirnya yang selesai, Tomioka Sayuri menghembuskan nafas terakhirnya dengan senyuman terpatri di wajah cantiknya yang pucat

Giyuu terdiam. Menghela nafas. Mengusap sedikit kening istrinya yang sudah tiada. Memanggil Kanao untuk memastikan sekali lagi keadaan istrinya. Kanao menggeleng sambil memasang wajah menahan tangis. Giyuu segera menggendong anaknya dengan lembut. Giyuu tidak menangis. Ia justru sekarang merasa lega karena istrinya sudah bebas sekarang. Mungkin sekarang Sayuri sudah bersama dengan Takahiro dan mereka sedang tertawa bersama

Keesokan harinya

Pemakaman Tomioka Sayuri dihadiri oleh ayah dan ibu Sayuri yang sejak awal menangis ketika diberi tahu bahwa putri mereka meninggal. Tengen beserta tiga istri dan anak-anaknya juga hadir. Sanemi juga datang bersama istri dan anaknya. Tanjiro, Kanao, Nezuko, Zenitsu, Aoi dan Inosuke juga datang. Mereka mengatakan kata-kata belasungkawa kepada Giyuu dan anaknya. Sanemi dan Tengen memberikan semangat lewat tepukan halus di pundak Giyuu

Giyuu baik-baik saja. Sekarang fokusnya hanya pada anak semata wayangnya

To be continued

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang