Pain

136 10 15
                                    

Apartemen Giyuu

Shinobu dan Tsutako terlihat sedang bercengkerama dengan akrab. Awalnya, Shinobu tampak malu-malu dan canggung ketika berhadapan dengan kakak dari gurunya. Takut apabila ada kesalahpahaman walaupun keberadaannya disini sudah cukup untuk membuat orang lain salah paham, tetapiTsutako yang memang pada dasarnya adalah wanita yang ramah dan ceria mudah baginya untuk cepat akrab dengan Shinobu

"Jadi, Shinobu-chan adalah murid Giyuu ya?," tanya Tsutako seraya mengupas kulit jeruk untuk dimakan oleh mereka

"Iya, Tomioka-san," jawab Shinobu pelan

Shinobu memperhatikan penampilan Tsutako dengan pandangan kagum. Menurutnya, Tsutako terlihat seperti Kanae yang cantik, anggun, lembut, dan baik hati. Tsutako yang menyadari tatapan murid adiknya tersebut segera mengalihkan pandangannya dari jeruk yang ada di tangannya ke arah Shinobu. Sedangkan, gadis yang terciduk memperhatikannya hanya bisa terdiam dan terus menatap matanya

"Warna mata Tomioka-san indah seperti Tomioka-sensei," ujar Shinobu dalam hati penuh kekaguman

"Ada apa, Shinobu-chan? Kenapa memperhatikan ku seperti itu?," tanya Tsutako dengan nada geli

Shinobu yang tersadar dari lamunannya merasa gelagapan dan berkata, "ah tidak. Maaf, tidak apa-apa," ujarnya malu karena terciduk memperhatikan Tsutako

Tsutako tergelak melihat tingkah laku menggemaskan dari murid adiknya, "pantas Giyuu tidak bisa melupakan gadis ini. Dia sangat cantik dan menggemaskan," pikirnya. Tsutako sudah tahu semuanya. Tentang Giyuu dan masa lalunya yang menyakitkan

Jujur, awalnya Tsutako meragukan semua kisah yang diceritakan oleh kakeknya ketika Giyuu pingsan waktu itu. Menurutnya, semua yang terjadi sangat tidak masuk akal. Tentang iblis, tentang Giyuu yang seorang ahli pedang, dan tentang reinkarnasi. Dia sangat meragukan cerita itu, tetapi ketika adiknya terbangun  dari pingsannya dan memeluknya erat dengan air mata serta isak tangis yang sangat menyakiti batinnya sebagai seorang kakak. Ia mulai mempercayainya dan kepercayaan itu semakin bertambah besar ketika ia melihat dengan mata kepalanya sendiri gadis yang bernama Kocho Shinobu ini berada dihadapannya

"Sepertinya Tuhan memberikan kesempatan pada mu untuk meraih kebahagiaan yang sebelumnya tertunda, Giyuu," batinnya terharu

Tsutako segera menampilkan senyuman untuk gadis cantik dihadapannya, "jangan memanggil ku dengan Tomioka-san, panggil aku Tsutako. Aku sudah bukan Tomioka lagi hihi," katanya bergurau

Shinobu yang menyadarinya segera melihat ke arah perut besar milik Tsutako. Senyum lembut terbit di wajah cantiknya, "baiklah, Tsutako-san," balasnya lembut

Tsutako mengerucutkan bibirnya seraya berkata, "akan lebih bagus kalau kau memanggil ku dengan sebutan nee-san seperti Giyuu memanggil ku"

"EH?!," wajah Shinobu memerah

"Bercanda. Panggil aku sesuka mu," ujar Tsutako seraya terkekeh ketika melihat wajah Shinobu yang memerah

Shinobu segera memalingkan wajahnya, sesekali matanya melirik ke arah perut Tsutako, "Aaaaaaaaa... gemasss aku ingin menyentuhnya. Apakah dia akan menendang kalau aku menyentuhnya?," batinnya gemas

Tsutako yang menyadari lirikan mata Shinobu yang mengarah ke perutnya tertawa, lagi. "Ya ampun Giyuu, kekasih mu lucu sekali," batinnya merasa gemas dengan tingkah Shinobu

"Shinobu-chan, kemari kan tangan mu", ujar Tsutako seraya meminta salah satu tangan Shinobu untuk ia pegang. Tanpa pikir panjang, Shinobu mengulurkan tangannya ke arah Tsutako yang langsung disambut oleh wanita yang sedang hamil tua tersebut. Tsutako dengan lembut mengarahkan tangan Shinobu untuk menyentuh perutnya. Tanpa sadar, Shinobu mengusap dengan lembut dan penuh kehati-hatian ketika menyentuh perut Tsutako. Tiba-tiba..

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang