Keempat

202 15 0
                                    

WARNING SPOILER CHAPTER 204

Setelah pertemuan pilar dan berpisah dengan Giyuu, Sanemi datang ke Butterfly Estate untuk mampir ke altar Kanae dan Shinobu sekaligus memberikan Kaburamaru kepada Kanao. Tiba-tiba Sanemi bertemu dengan Nezuko. Hening selama beberapa saat sebelum akhirnya Nezuko menyapa duluan sang mantan Kaze Hashira

"Ah! Konnichiwa", sapa Nezuko dengan ceria

"Yeah", balas Sanemi yang sebenarnya bingung ingin bilang apa

Memang dasarnya Nezuko adalah tipe gadis yang ceria seperti kakaknya, Nezuko biasa saja dengan Sanemi. Justru Nezuko terlihat bersemangat berbicara dengan Sanemi, berbeda dengan Sanemi yang justru canggung dengan Nezuko. kawaii ne~.

"Apa tubuhmu sudah membaik?", tanya Nezuko sambil tersenyum lebar

"Eng.. anu..", sambil melirik ke arah lain, Sanemi mencoba untuk menjawab, tetapi ucapannya dipotong oleh Nezuko

"Syukurlah", ucap Nezuko dengan ceria dan senyum lebar terpatri di wajah imutnya sampai matanya berubah menjadi bulan sabit. Sanemi terdiam, tidak tahu harus bilang apa

"Aku ingin minta maaf soal banyak hal. Saat pertarungan pasca kami mengalahkan Muzan, aku tertidur, jadi..", baru berkata seperti itu, tapi lagi-lagi ucapannya terpotong oleh Nezuko yang sepertinya ceria sekali bertemu dengan seorang Shinazugawa Sanemi. waduh wkwkwk.

"Hahahahaha, aku juga tertidur selama dua tahun. Jadi, itu bukanlah masalah. Kakak juga tertidur selama satu bulan setelah pertempuran berakhir", Nezuko mengatakan hal tersebut dengan ceria sambil menunjuk dirinya. Sanemi hanya terdiam dengan memasang wajah "jujur aku bingung mau ngomong apaan"

"Aku suka tidur!", ujar Nezuko tiba-tiba yang memberikan informasi lucu. Hal tersebut membuat mata Sanemi melebar, karena terkejut dengan perkataannya. Kata-kata tersebut mengingatkan Sanemi tentang adik besarnya yang tewas dalam pertempuran melawan Bulan Atas Satu, "Aku suka tidur, sebab itu membuatku tidak merasa lapar", ujar Genya sambil nyengir dalam ingatan Sanemi.

Sanemi berjalan perlahan mendekati Nezuko dan "pat" memberikan tepukan dan usapan ringan di kepala Nezuko, kemudian beralik ke pipinya. Pandangannya melembut, terlihat sendu, senyumannya tipis, seperti menahan rasa sakit di hatinya.

"Jaga dirimu", ujar Sanemi setelah melepaskan tangannya dari Nezuko sambil menyeringai

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya Sanemi sampai di altar tempat salah satu gadis yang sangat dicintainya telah pergi meninggalkannya sejak lama dan beberapa waktu lalu, adiknya menyusul untuk bertemu dengan keluarganya. Sanemi duduk bersimpuh sambil berdo'a

"Kanae, akhirnya dunia tanpa iblis telah tercapai. Seandainya saja. Seandainya saja kau ada disini, kebahagiaan ku pasti akan lengkap. Aku telah kehilangan keluargaku, temanku, dan juga dirimu. Apa aku bisa menjalani kehidupan ku yang sekarang?", sambil menunduk dalam, Sanemi berkata dengan nada sedih di setiap kalimatnya. Kali ini saja, Sanemi ingin mengeluarkan semua yang dipendamnya. Terlalu lama ia memendam dan rasanya menyakitkan. Ia lelah berpura-pura. Ia ingin menangis dan menumpahkan semuanya. Matanya telah berkaca-kaca

"Tidak apa-apa, Shinazugawa-kun. Kau akan baik-baik saja. Kebahagiaanmu yang lain sedang menantimu, kau pasti bisa meraihnya", Sanemi yang mendengar kalimat tersebut langsung mengangkat kepalanya. Dia seolah mendengar Kanae mengatakan hal tersebut di telinganya dengan lembut

"Jika memang reinkarnasi itu ada, aku harap kita bisa bersama Kanae. Aku akan memperjuangkanmu. Kita akan bersama", ujar Sanemi dengan wajah penuh air mata dan kedua mata yang memancarkan kilau harapan

To be continued

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang