Sepuluh bulan sejak pernikannya dengan istrinya. Tiba juga hari dimana, istrinya akan melahirkan. Giyuu membawa istrinya menuju Butterfly Estate untuk meminta bantuan Kanao, Aoi dan trio bocil agar mereka membantu kelahiran anak pertamanya. Kanao yang sudah menjadi dokter dengan cekatan mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melahirnya dibantu oleh trio bocil dan Aoi
Giyuu mempercayakan istrinya ke mereka. Gantian dia yang menghilang untuk pergi menyapa wanita yang paling dicintainya. Setelah sampai di depan altar, Giyuu duduk bersimpuh dan mulai berdo'a dengan khidmat sambil menggenggam hairpin kupu-kupu milih Shinobu yang selalu ia bawa kemanapun dan bahkan saat tidur dengan istrinya sekalipun, ia tetap membawanya. Di samping, tidak ia lepaskan, Kecuali saat mandi
"Shinobu, hari ini istriku akan melahirkan. Semoga anakku baik-baik saja. Aku pun masih berharap bahwa kau yang ada disini dan bukan dia. Apakah keinginanku berlebihan?", tanya Giyuu dengan raut wajah kosong. Tidak lama kemudian, ia tertawa
"Tentu saja. Bodoh. Kau pasti menertawakan ku di akhirat. Iyakan? Karena, sampai sekarang aku masih belum bisa melupakan mu dan bahkan perasaan ini semakin bertambah besar", Giyuu menjelaskan hal tersebut sambil mengusap penuh sayang ke arah hairpin kupu-kupu milik Shinobu
Terdengar langkah kaki yang berlari. Gadis yang rambutnya dikuncir dua tersebut -Aoi- tiba-tiba datang sambil ngos-ngosan
"Itu, bayinya, sudah lahir", ujar Aoi sambil mengatur nafas
Giyuu yang mendengar hal tersebut langsung berbalik menatap ke arah altar dan tersenyum pada altar tersebut
"Aku mencintaimu. Aku pergi dulu. Nanti aku kesini lagi", ucap Giyuu
Aoi yang melihatnya hanya terdiam. Dia tahu bahwa meskipun sudah menikah, tetapi cinta Giyuu pada Shinobu itu masih ada. Bahkan sepertinya bertambah besar. Aoi hanya berharap semoga Giyuu dapat bahagia
Kamar Rawat Sayuri
Sayuri yang sedang menggendong bayinya menitikkan air mata. Dia jadi teringat dengan Takahironya yang sudah tidak ada
Flashback
Sayuri dan Takahiro sedang duduk di atas bukit sambil menikmati semilir angin musim gugur. Sayuri yang sedang bersandar pada bahu Takahiro merasa sedikit kedinginan, wajar. Ia hanya mengenakan yukata tanpa membawa haorinya. Takahiro yang tersadar segera melepaskan haori kebanggaannya dan memberikannya pada Sayuri. Tidak masalah Takahiro hanya memakai pakaian Kisatsutai asal calon istrinya tidak kedinginan
"Sudah merasa lebih baik, Sayuri-chan?", tanya Takahiro lembut
"Sudah Takahiro-kun. Terima kasih", jawab Sayuri sambil menggenggam tangan Takahiro
Hening beberapa saat sebelum akhirnya, Sayuri memutuskan untuk bertanya kepada Takahiro
"Kapan kau akan keluar dari Kisatsutai ,Takahiro-kun? Aku mencemaskan mu", ujar Sayuri kepada Takahiro
"Maaf, aku tidak bisa keluar dari sana Sayuri. Aku tidak bisa hidup tenang sampai semua iblis itu musnah dari dunia ini. Aku harus memastikan dunia ini aman untuk mu", jawab Takahiro dengan penuh kelembutan berharap sang pujaan hati mengerti
"Tapi itu berbahaya, Takahiro-kun! Kau bisa menyerahkan tugas itu pada orang lain. Tugasmu adalah menjaga ku. Aku ingin kau selalu ada di sisiku", ucap Sayuri sambil merengut karena kesal
"Maaf Sayuri-chan, aku harap kau mengerti", ujar Takahiro sambil memeluk Sayuri dengan erat yang dibalas tak kalah erat oleh Sayuri tanpa tahu bahwa hari itu adalah terakhir kali mereka bertemu, karena selanjutnya hanya takdir yang tahu
Keesokan harinya
Sayuri berlari menuju kediaman Takahiro. Takahironya. Prianya. Pujaan hatinya. Kekasih hatinya. Tewas dibunuh oleh Iblis Bulan Atas Empat. Yang tersisa darinya hanyalah haori dan pedang milik Takahiro yang sudah patah. Sambil memeluk haori dan pedang Takahiro yang patah. Sayuri menangis sekeras-kerasnya. Air matanya mengalir tanpa bisa berhenti. Semua kekhawatirannya menjadi nyata. Takahironya pergi. Kekasihnya pergi meninggalkannya seorang diri. Masih ia ingat dengan jelas percakapan terakhir mereka sebelum berpisah oleh takdir yang kejam
"Jika kita memiliki anak laki-laki, aku akan menamainya Guren", ucap Takahiro dengan cengiran di wajahnya. Sayuri yang mendengarnya hanya bisa tertawa lepas
"Baiklah, Takahiro-kun. Yamamoto Guren. Tidak buruk juga", mereka tertawa bersama
End of Flashback
"Bahkan sampai sekarang aku masih berharap bahwa anak ini adalah anakmu, Takahiro-kun. Tapi, bukan masalah. Aku akan menganggap anak ini sebagai anakmu juga", ujar Sayuri dalam hati sambil mengecup buah hatinya yang baru lahir. Sudah ia putuskan nama untuk anak lelakinya. Yap! anak pertama Tomioka Giyuu dan Tomioka Sayuri adalah bayi laki-laki.
Giyuu yang telah sampai ke kamar rawat istrinya segera bergegas untuk bertanya pada istrinya dan duduk di kursi dekat ranjang istrinya
"Bagaimana keadaan mu?", tanya Giyuu pada sang istri
"Aku baik. Lihatlah, Giyuu-san. Dia sudah lahir", ujar Sayuri kepada Giyuu sambil menunjukkan wajah bayi mereka
"Namanya-", belum sempat Giyuu menyelesaikan kata-katanya, Sayuri memotong kata-katanya
"Boleh aku yang memberikan nama?", tanya Sayuri penuh harap
Giyuu yang memang tidak keberatan menjawab, "boleh, silakan. Kau ibunya"
"Selamat datang ke dunia ini, Guren-kun", ucap Sayuri sambil mengusap dan mengecup kening putranya dengan sayang
To be continued
![](https://img.wattpad.com/cover/372606121-288-k395633.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time
FanficSinopsis: Tomioka Giyuu ingin memulai kembali kisah cintanya dengan Kocho Shinobu. Giyuu paham bahwa di masa lalu, mereka tidak memiliki kesempatan. Karena itu, di masa kini, di kehidupan yang damai ini, ia ingin memulai kembali kisah cintanya denga...