Ketujuh

192 11 1
                                    

Giyuu mulai mempersiapkan pernikahannya. Akhirnya, Giyuu memutuskan untuk menerima Sayuri sebagai istrinya. Setelah malam dimana Giyuu memimpikan Shinobu, pagi harinya Giyuu menemui Tengen untuk memintanya sebagai wali ketika melamar Sayuri. Orang tua Sayuri menerima Giyuu dengan tangan terbuka tanpa memandang rendah Giyuu yang telah kehilangan tangannya.

Ketika itu, Tengen dan orang tua Sayuri memberikan kesempatan pada Giyuu dan Sayuri untuk berbicara berdua. Sayuri mengajak Giyuu untuk berjalan-jalan di luar. Penampilan Sayuri sangat cantik. Rambut coklat panjangnya, ia gulung dan dijepit dengan kanzashi -sejenis hairpin/tusuk konde- dengan hiasan bunga mawar, poninya ia sampirkan ke arah kiri, kimono berwarna pink juga tampak cocok ia kenakan, wajahnya dipoles dengan makeup natural. Sayangnya penampilan cantik ini tidak membuat Giyuu tertarik, Giyuu justru melihat gadis tersebut sebagai Shinobu

"Maafkan aku, Tomioka-san", ujar sang gadis memecah keheningan di antara mereka. Giyuu terdiam, seperti memberikan kesempatan pada gadis tersebut untuk melanjutkan pembicaraannya

"Aku sengaja mengatakan ini sekarang, karena kita akan menikah dan aku tidak ingin membuat pernikahan kita hancur hanya karena kebohongan ku atau hal yang ku tutupi. Aku ingin meminta maaf padamu", lanjut Sayuri sambil menunduk. Ia tidak berani menatap Giyuu yang berdiri menjulang dihadapannya dengan raut datar

"Apa yang ingin kau katakan?", tanya Giyuu datar

Menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya. Sayuri melanjutkan kata-katanya yang tadi terhenti dan mulai menatap mata Giyuu yang memandangnya datar. Sejenak Sayuri berpikir, "ah, orang ini sama seperti ku. Kami menikah karena keadaan"

"Ada seseorang yang ku cintai selama bertahun-tahun. Walaupun orang itu sudah pergi dua tahun lalu, tapi perasaanku padanya tidak pernah pudar. Justru semakin bertambah kuat setiap harinya. Aku harap kau tidak keberatan menikah dengan ku yang masih memiliki perasaan terhadap orang lain walaupun orang itu sudah tidak ada", kata Sayuri panjang lebar

Giyuu terkejut, tapi tidak ditunjukkannya. Menghela nafas. Lega. Karena, dia berpikir bahwa ia akan menyakiti gadis ini. Kemudian ia berkata, "aku mengerti. Aku juga merasakan hal yang sama. Ada wanita yang ku cintai, tapi ia sudah pergi". Pandangan Giyuu berubah kosong saat mengatakan itu. Sayuri menatapnya iba, kurang lebih mereka merasakan hal yang sama

"Aku harap ketika kita sudah menikah nanti, kau tidak melarangku pergi ke makamnya, Tomioka-san. Karena, hanya aku satu-satunya orang yang membersihkan makamnya", kata Sayuri

"Bukan masalah. Karena, aku akan melakukan hal yang sama", balas Giyuu

Kemudian, mereka kembali ke kediaman Sayuri. Setelah memutuskan tanggal pernikahan mereka. 24 Februari. Giyuu terdiam mendengarnya. Hari pernikahannya bertepatan dengan ulang tahun sang pujaan hati yang telah tiada.

Dua minggu kemudian

Tidak ada yang berubah selama dua minggu berjalan, pernikahan Giyuu dan Sayuri tengah dipersiapkan. Saat ini, Giyuu yang sedang luang berjalan-jalan di pasar, tanpa sengaja bertemu dengan Sanemi yang membawa banyak bahan-bahan makanan. Keduanya terkejut dan memutuskan untuk makan bersama setelah kurang lebih sembilan atau sepuluh bulan tidak bertemu

"Lama tidak jumpa, Tomioka. Masih hidup kau rupanya", seperti biasa sapaan dari Sanemi benar-benar pedas

"Ya. ku pikir kau juga sudah mati, karena lama tidak mendengar kabar soal dirimu", balas Giyuu tak kalah pedas

"Apa kau bilang?" baru saja Sanemi ingin mengamuk, tiba-tiba makanannya datang. Jadi, ditunda dulu mengamuknya. Mengamuk bisa nanti. Yang penting makan

15 menit kemudian

Setelah makanan mereka berdua habis, mereka memutuskan untuk mengobrol

"Apa kau sekarang bekerja sebagai tukang sayuran, Shinazugawa? Kau bawa banyak sekali sayuran", kata Giyuu sambil meniup tehnya yang panas

"Tidak. Itu keperluan dapur untuk keluargaku", jawab Sanemi

Giyuu yang mendengarnya langsung menoleh, "apa kau bilang?". Terkejut mendengar kata-kata sanemi

"Keluarga. Aku sudah menikah beberapa bulan lalu. Sekarang, istriku sedang hamil anak pertama kami", jawab Sanemi sambil menyender pada bangku

"Oh", balas Giyuu. Hening beberapa saat, karena Giyuu masih terkejut dengan pernyataan Sanemi

"Apa kau sudah melupakan Kanae?", tiba-tiba Giyuu bertanya seperti itu. Sanemi terdiam. Pandangannya menyendu

"Mana mungkin? Tidak ada wanita yang sesempurna dirinya. Bahkan istriku yang sekarang tidak ada apa-apanya dibanding Kanae. Aku menikah karena saat itu aku menyelamatkan orang tuanya dari rampok. Sebagai ucapan terima kasih, mereka memberikan anak mereka kepadaku", Sanemi menjawab dengan kekehan yang menyedihkan

"Kau sendiri, apa kau sudah melupakan Shinobu?", tanya Sanemi 

"Sama seperti mu. Mana mungkin? Tidak ada wanita yang bisa menandingi Shinobu", jawab Giyuu dengan pandangan kosong ke arah gelas yang isinya tinggal setengah

"Ngomong-ngomong, aku akan menikah dua minggu lagi. Kau datanglah bersama istrimu", lanjut Giyuu sambil meminum sisa tehnya

"Wow! Aku tidak menyangka bahwa kau akan menikah. Ku pikir kau tidak akan menikah", balas Sanemi sambil minum teh

"Ya. Aku juga. Ku pikir kau akan bertapa di hutan sampai menjadi tulang belulang", jawab Giyuu pedas

Keduanya tersenyum, tetapi dengan urat kekesalan yang muncul di kepala mereka. Setelah satu jam mereka mengobrol, akhirnya keduanya memutuskan untuk berpisah. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Sanemi. Sanemi akan pindah ke mansion Kaze Hashira dan mengajak istri serta calon anaknya untuk menetap di sana. Ia teringat dengan percakapannya dengan Sanemi sebelum berpisah. "aku tidak ingin berpisah jauh dari Kanae lagi. Jadi, aku memutuskan untuk pindah kesini"

"Apa istrimu tahu bahwa kau mencintai wanita lain?" tanya Giyuu

"Tahu dan dia tidak keberatan. Lagipula dia tidak mencintai ku. Kami menikah karena orang tuanya", jawab Sanemi 

Giyuu menghela nafas. Hidupnya terasa menyebalkan sekarang. Semoga dia cepat-cepat mati lalu berinkarnasi dan menikmati Shinobu di kehidupan selanjutnya, harapnya dalam hati



To be continued

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang