Kedua

284 19 0
                                    

Satu minggu berlalu semenjak percakapan dua pria senasib tersebut, kini Giyuu yang keadaannya sudah lebih baik dan lebih sehat datang menemui Aoi meminta bantuannya. Giyuu ingin meminta Aoi untuk merapikan rambutnya menjadi lebih pendek. Sekarang mereka sedang duduk di taman belakang dekat kolam, lebih tepatnya Giyuu yang duduk, sedangkan Aoi berdiri di belakangnya lengkap dengan membawa perlengkapan bertarungnya

"Mizu Hashira-sama, apa Anda yakin ingin meminta bantuan saya?", tanya Aoi

"Ya, Kocho pernah bilang kalau kau sangat pandai dalam segala hal, terutama dalam hal memasak dan menata rambut", ucap Giyuu

Mendengar nama dari seseorang yang sangat berarti baginya disebut oleh Giyuu. Mata Aoi berkaca-kaca. Ada denyutan rasa sakit di dadanya ketika mendengar nama itu. Banyak memori yang berputar di kepalanya tentang kenangan dengan pemilik nama tersebut. Shinobu telah menyelamatkannya, Kanae pun juga melakukan hal yang sama. Mereka terlalu cepat pergi meninggalkan semuanya disini.

"Ada apa?", tanya Giyuu tanpa menoleh ke Aoi. Giyuu merasa aneh, karena tiba-tiba Aoi berhenti menyentuh rambutnya dan tampak terdiam

"Tidak, tidak ada apa-apa. Baiklah, saya akan merapikan rambut Anda", jawab Aoi sambil mengusap matanya dan mulai mempersiapkan alat-alat untuk memangkas rambut sang Mizu Hashira

Aoi mulai dengan cekatan mempersiapkan semuanya. Dimulai dari kain untuk menutupi tubuh sang Hashira agar tidak terkena rambut-rambutnya yang telah gugur, gunting, dan sisir. Dengan perlahan ditutupinya tubuh Giyuu dengan kain tersebut. Lalu, Aoi melepas ikatan rambut Giyuu dan terurai lah rambut panjang dan halus milik Giyuu. Aoi agak heran ketika menyentuh rambut Giyuu. Mizu Hashira terlihat tidak peduli dengan sekitarnya, tapi sepertinya peduli dengan kesehatan rambutnya. Terbukti dengan rambutnya yang halus, tidak rontok, dan tebal.

Dengan perlahan Aoi memangkas rambut-rambut tersebut dengan lembut, seolah tidak ingin menyakiti rambut-rambut itu. Aoi tidak memikirkan si pemilik rambut, tapi lebih memikirkan rambut-rambut tersebut. Jujur, sebagai perempuan Aoi merasa iri dengan rambut sang Hashira, "tapi yasudahlah, toh rambutku juga tidak buruk-buruk amat", ucap Aoi dalam hati.

Setelah beberapa saat hening, tiba-tiba Aoi menghentikan kegiatannya. Giyuu mengernyitkan dahi tanda bingung dengan apa yang terjadi. "apa yang terjadi padanya? kenapa tiba-tiba diam?", ucap Giyuu dalam hati. Ketika ingin menoleh untuk melihat keadaan Aoi, Giyuu dipaksa untuk menoleh ke depan lagi, karena tiba-tiba Aoi memutar kepalanya. "untuk saja  tidak keterusan diputar", ucap keduanya dalam hati sambil bergidik membayangkan kalau Aoi keterusan memutar kepalanya

"Sumimasen, Mizu Hashira-sama! Saya tidak bermaksud bersikap tidak sopan, tapi salah sendiri Anda tiba-tiba menoleh", ujar Aoi panik, tapi tetap tidak mau disalahkan. Dasar.

"Iie, daijoubu. Bukan masalah", balas Giyuu datar

Setelah menghabiskan waktu selama lima belas menit untuk menjadi mbak-mbak salon dadakan, akhirnya selesai juga tugasnya. Aoi tersenyum puas melihat hasil karyanya pada rambut Giyuu dan Giyuu juga merasa lebih baik dengan tampilan rambut barunya

"Arigatou, Kanzaki", ucap Giyuu

"Sama-sama, Mizu Hashira-sama", balas Aoi sambil melipat kain yang sebelumnya digunakan oleh Giyuu dan membersihkan sisa-sisa rambut sang Hashira untuk dikumpulkan menjadi satu serta merapikan alat-alat yang sebelumnya digunakan untuk profesi baru dadakannya.

"Kalau begitu, aku  permisi", setelah mengucapkan kalimat tersebut, Giyuu pergi meninggalkan Aoi yang terdiam menatap kepergiannya

"Anda pasti sangat mencintainya ya", ucap Aoi memecah keheningan

To be continued

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang