Benang Merah dan Persaingan

166 16 15
                                    

Douma

Pemuda berambut perak yang mengenakan pakaian formal itu berdiri menatap dua pedang nichirin yang dipajang di ruang tengah rumah utama keluarga Kocho. Douma tahu dua pedang itu adalah milik Kanae dan Shinobu di masa lalu. Ia yang memiliki ingatan kehidupan lamanya tentu tahu sejarah dari kedua pedang itu di hidupnya. Pedang itu seperti saksi bisu atas tragedi masa lalu yang menimpa mereka. Keberadaan dua pedang itu seakan menamparnya dengan sangat keras 

Ia adalah orang yang membunuh pemilik kedua pedang tersebut dan dua pedang itu seakan mengingatkannya akan dosanya di masa lalu. Dosa yang ia tahu bahwa ia tidak akan pernah dimaafkan

Kedua pedang itu juga seperti benang merah yang mengikat mereka bertiga. Siapa sangka bahwa orang yang akan dijodohkan olehnya adalah seseorang yang ia bunuh dan ia makan ratusan tahun yang lalu. Douma bersyukur dapat melihat Shinobu lagi, karena perasaannya pada gadis itu adalah hal yang nyata. Emosi pertama yang ia rasakan adalah perasaan cinta pada gadis bermanik ungu tersebut. Karena itu, ia tidak menolak ketika ayahnya berniat menjodohkan ia dengan gadis itu

Salah satu hal yang paling ia tunggu adalah dapat bersatu dengan gadis yang dicintainya

Sayangnya, baik dulu maupun sekarang perasaannya tetap tidak bersambut. Tidak akan pernah bersambut

Ketika ia memakan Shinobu, pemuda itu bisa melihat ingatan dari sel-sel gadis itu yang menyatu dengan tubuhnya. Ia melihat semuanya. Kebahagiaan, kesengsaraan, kesedihan, kebencian, dan cinta. Douma melihat bahwa cinta gadis itu sudah terisi penuh oleh rekan sesama pilarnya, Pemuda itu bahkan melihat ingatan gadis itu ketika Shinobu dan Giyuu melakukannya

"Brengsek", batinnya cemburu

Douma terkejut ketika ada yang menepuk bahunya. Ia berbalik dan melihat bahwa yang menepuk bahunya adalah ayah dari calon tunangannya yang kabur. Pria paruh baya itu membungkuk pada Douma yang melihatnya dengan tatapan datar

"Maaf ya, Douma-kun, Shinobu keterlaluan dengan melarikan diri dari pertunangan kalian dan membuat malu dirimu. Saya sebagai ayah Shinobu meminta maaf sedalam-dalamnya atas perbuatan anak perempuan saya", ujar ayah Shinobu merasa bersalah sekaligus malu karena perbuatan anaknya

Douma terdiam sebelum akhirnya menampilkan senyum ramah untuk calon ayah mertuanya. Sebuah senyuman yang juga tidak pernah berubah

"Iie, iie, otousan. Shinobu-chan mungkin terkejut dengan acara mendadak seperti ini. Aku tidak marah", ujar Douma santai dan ramah

"Aku akan meminta orang-orang untuk mencarinya dan membawanya ke rumah secepat mungkin", balas ayah Shinobu berusaha meredam rasa marahnya

"Kalau memang itu yang terbaik. Silakan, lakukan", sahut Douma

Setelah berbicara dengan Douma, ayah Shinobu segera berbalik dan berjalan keluar dari ruang tengah menuju tempat keluarganya berkumpul. Douma yang melihatnya hanya terdiam sebelum berbalik menatap kembali kedua pedang itu dalam-dalam

Douma pikir Mizu Hashira itu tidak akan pernah dilahirkan kembali. Ia pikir kali ini kesempatannya untuk memperbaiki masa lalu mereka yang sangat buruk itu dengan memberikan kebahagiaan untuk Shinobu, tapi ia salah. Douma salah. Mizu Hashira itu ada. Pemuda berambut biru kehitaman itu hidup dan keberadaanya berada sangat dekat dengan gadisnya. Douma tidak peduli dengan perasaan Shinobu padanya. Karena, menurutnya perasaan cinta itu bisa dipelajari dan Douma akan berusaha untuk membuat Shinobu jatuh cinta padanya

Keberadaan Tomioka Giyuu adalah ancaman untuk hubungannya dengan Shinobu

Tangannya mengepal ketika mengingat kejadian tadi sore dimana ia melihat Shinobu dan mantan Mizu Hashira itu saling menautkan tangan mereka dengan erat. Tatapan mata Shinobu pada pemuda itu seolah menamparnya

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang