Keempatbelas

168 13 0
                                    

15 tahun pasca Sayuri meninggal

Kini, anak laki-laki semata wayang Giyuu dan Sayuri sudah menjadi remaja yang semakin hari semakin mirip dengan ayahnya ketika masih muda. Rambut hitam panjang yang ia kuncir serta mata ocean blue seperti lautan dalam yang gelap namun menghanyutkan dan sangat indah, benar-benar membuatnya terlihat seperti fotocopyan ayahnya. Yang diturunkan dari ibunya, hanya sifatnya yang lumayan murah senyum dan kulitnya yang pucat

Bertahun-tahun hidup berdua bersama ayahnya, ia paham dengan hubungan rumit yang terjadi pada orang tuanya. Berterima kasih kepada kedua orang tuanya yang menurunkan sifat baik hati mereka pada Guren sehingga ia menjadi anak yang dapat menerima hubungan "aneh" orang tuanya

Hari ini, kebetulan ia ingin membawakan makan siang untuk ayahnya yang sedang duduk termenung di depan altar Shinobu-san. Ya, Guren mengerti betapa besar cinta ayahnya kepada Shinobu-san. Ayahnya memang berdo'a juga di altar ibunya, tetapi tidak selama ketika ayahnya berdo'a di depan altar Shinobu-san

"Tousan, aku membawakan makanan untukmu. Makanlah", ujar Guren sambil menyodorkan makanan di depan ayahnya

Oh! Guren berpikir. Selama beberapa tahun terakhir ini banyak yang berubah di sekitar mereka. Ayahnya sudah tidak setegas dan segagah dulu. Semakin lama, ia seperti kehilangan harapan hidupnya. Keluarga Sanemi pun begitu. Istri Sanemi-san, Hitomi-san sudah meninggal karena sakit tiga tahun lalu. Disusul oleh Sanemi-san yang meninggal tahun lalu. Menyisakan Suguru -anak mereka- yang memilih untuk merantau jauh ke kota besar

Tengen dan keluarganya juga sama, dua istri Tengen yang bernama Suma dan Makio juga sudah tiada. Sekarang hanya menyisakan Hinatsuru beserta anak-anak mereka yang menginjak dewasa. Bahkan ada juga yang sudah menikah. Yang masih lengkap dan harmonis hanya keluarga Paman Tanjiro dan Bibi Kanao, Paman Zenitsu dan Bibi Nezuko, serta Paman Inosuke dan Bibi Aoi. Mereka terkadang datang ke rumah untuk memastikan Giyuu dan Guren baik-baik saja. Bagaimanapun mereka paham bahwa Tomioka Giyuu perlu mendapat perhatian lebih dari mereka

"Terima kasih, nak. Apa kau sudah makan?", tanya Giyuu pada putranya sambil mengusap pelan kepala anaknya tersebut

"Aku sudah makan. Bibi Kanao tadi datang ke rumah dan memberikan banyak makanan", jawab Guren dengan memejamkan mata, ia menikmati perlakuan ayahnya

Guren melihat dengan lekat penampilan ayahnya. Benar, ayahnya sudah berubah. Tidak segagah dan setegas dulu. Rambut panjangnya ia kuncir dan itu acak-acakan. Tubuhnya semakin kurus. Kumis dan janggut tipis-tipis telah tumbuh di sekitar wajahnya. Ada lingkaran hitam dibawah matanya. Pandangannya kosong dan hanya menatap altar di depannya

"Guren, anakku. Maafkan ayahmu ini, nak", ujar Giyuu dengan nada lemah

"Ada apa, tousan? Kau tidak pernah berbuat salah. Jangan meminta maaf", ucap Guren sambil menggenggam tangan ayahnya yang entah kenapa terasa dingin

"Tousan seperti melupakanmu. Tidak lagi bermain dan perhatian pada mu. Maaf juga soal ibumu. Aku harap kau selalu kuat", ujar Giyuu balas menggenggam erat tangan putranya

"Tidak perlu minta maaf, tousan. Kau juga menderita. Jangan memaksakan dirimu", entah kenapa ada rasa takut yang tiba-tiba menyusup dalam hatinya

Giyuu melepas genggaman anaknya. Mengambil kotak yang berukuran sedang untuk ia berikan kepada anaknya. Perlahan dibukanya kotak tersebut. Di dalamnya berisi hal-hal yang berkaitan dengan Kisatsutai dan gadis yang dicintainya, seperti haori miliknya, kanzashi hadiah untuk Shinobu dan milik Shinobu, serta hairpin kupu-kupu milik Shinobu

"Guren, ini semua adalah harta berharga untuk tousan. Sangat berharga. Berikan ini pada keturunanmu dan ceritakan semua kisah tousan dan Shinobu yang sudah tousan ceritakan pada mu sebelumnya. Kau mengerti kan, anakku?", tanya Giyuu lembut sambil mengusap pipi anaknya

"Baik, tousan. Aku mengerti. Akan ku lakukan sesuai dengan keinginan mu", balas Guren dengan suara bergetar

"Yokatta, dengan ini tousan bisa pergi dengan tenang", kata Giyuu dengan senyum tulus dan lembut yang ia berikan kepada anaknya. Anak satu-satunya. Anak yang dicintainya

"Shinobu, aku percaya bahwa kehidupan selanjutnya itu selalu ada. Aku akan menunggu hari dimana kita bisa bersama. Aku percaya itu", lanjut Giyuu sambil mengusap hairpin milik Shinobu sambil memejamkan mata. Perlahan-lahan kepalanya mulai menunduk, suara nafasnya semakin tidak terdengar, senyum di wajahnya menghilang bersamaan dengan hembusan nafas terakhir dari Tomioka Giyuu

Dengan ini, mantan Mizu Hashira telah meninggalkan anak laki-laki semata wayangnya yang menatapnya tidak percaya. Guren menangis sambil mengguncang tubuh ayahnya yang semakin pucat. Suara teriakan Guren mengejutkan para penghuni Butterfly Estate

"Selamat tinggal, semoga kita bisa bertemu lagi", ujar Giyuu dalam bayangan yang semakin menghilang

End Part 1

*maaf ya kalau kematiannya gak sesuai sama yang diharapkan atau ceritanya jelek. Aku baru pertama kali buat fanfic. Aku harap kalian suka dengan ceritanya😁🙏

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang