Satu bulan
Giyuu menghela nafas setelah melihat kalender yang ada di kelas XII MIPA 1. "Sudah satu bulan berlalu semenjak aku menjadi guru di sana, tetapi tidak ada perubahan", keluhnya dalam hati. Pasalnya selama sebulan itu benar-benar tidak ada kemajuan yang berarti antara ia dengan pujaan hatinya. Giyuu paham bahwa untuk mencapai ke jenjang yang lebih tinggi akan terasa sangat sulit. Pertama, ia adalah guru dan Shinobu adalah murid. Akan terjadi skandal yang besar apabila seorang guru berkencan dengan muridnya. Kedua, Shinobu tidak ingat padanya. dan yang terakhir, entah kenapa Giyuu merasa bahwa sebentar lagi akan ada badai yang mengganggu mereka
Jadi, selama sebulan itu untuk berdekatan dengan sang pujaan hati, Giyuu meminta -memerintah- Shinobu untuk melakukan pekerjaan remeh, seperti pertama, meminta Shinobu untuk membawakan rekap absen kelas XII MIPA 1 -kelas Shinobu- setiap pulang sekolah, meminta Shinobu untuk membawakan barang-barang yang diperlukan untuk keperluan olahraga. Jadi, mereka berdua akan pergi ke gudang olahraga untuk mengambil barang-barang tersebut. Di sana, ia akan mencari kesempatan untuk menghirup harum menggoda milik Shinobu, dan terakhir, seperti sekarang meminta Shinobu untuk membawakan buku-buku milik teman-temannya, apabila Giyuu memberikan tugas terkait olahraga pada mereka
Shinobu bahkan sampai tidak habis pikir dengan gurunya tersebut. "Seharusnya, ia bisa meminta bantuan ketua kelas. Aku bukan ketua kelas. Kenapa malah aku yang repot", gerutu Shinobu dalam hati. Di sisi lain, Shinobu sebenarnya merasa familiar dengan wajah gurunya tersebut, seperti ia pernah melihatnya di suatu tempat, tapi ia tidak ingat pernah bertemu dengannya. Shinobu yang pada dasarnya adalah gadis yang lumayan jahil -hanya kepada orang-orang tertentu saja- ingin menggoda gurunya tersebut. "mungkin sensei memintaku untuk melakukan tugas ketua kelas, karena sensei sadar kalau ia tidak disukai teman-teman kali ya", batin Shinobu asal sambil terkikik geli
Giyuu yang mendengar ada tawa kecil dari balik punggungnya, tanpa menoleh dan sambil menahan senyum bertanya, "Ada apa, Kocho?". Suara tawa itu tidak berubah. Itu adalah suara tawa yang ia rindukan. Rasanya seumur hidup pun ia sanggup mendengar tawa tersebut ada didekatnya.
"Eh? Tidak apa-apa, sensei" jawab Shinobu sambil berusaha menahan tawanya
Hening selama beberapa saat sampai Shinobu memecah keheningan dengan kata-katanya yang jahil
"Sensei, meminta saya melakukan hal ini. Apa karena sensei tahu bahwa sensei tidak disukai oleh teman-teman saya?", tanya Shinobu jahil
Giyuu mematung mendengarnya. Rasanya seperti tersambar petir di siang hari yang cerah ini. Sepertinya jokes Shinobu yang berkaitan dengan dirinya yang tidak disukai oleh orang lain tetap selalu ada di masa mana pun dan menjadi bahan ejekan yang sama oleh orang yang sama. Setelah tersadar dari keterkejutannya. Ia berdehem dan berbalik dengan wajah yang diusahakan datar, melihat ke arah gadis cantik bertubuh mungil dihadapannya yang memasang ekspresi jahil
"Aku tidak dibenci", setelah sekian lama terdiam. Hanya itu kata-kata yang keluar dari Tomioka Giyuu
Shinobu terdiam mendengarnya, terkejut lebih tepatnya. "ah sensei tidak peka dengan lingkungannya", batin Shinobu sambil tersenyum prihatin
"Ayo Kocho", panggil Giyuu yang sudah berjalan jauh di depan menuju ruang guru. Shinobu yang tersadar langsung berlari mengejar gurunya yang tinggi dan tampan itu
"Setidaknya dia tampan sih, kelakuannya masih terselamatkan dengan wajahnya yang tampan itu", batin Shinobu
.
.
.
.
Ruang Guru
Di ruang guru hanya terdapat Sanemi selaku guru matematika, biasanya ruang guru saat istirahat siang selalu ramai. Tapi, sekarang hanya ada Sanemi yang sedang berkutat dengan komputernya ketika Giyuu dan Shinobu masuk. Sanemi diam-diam melirik ke arah mereka. Giyuu yang menyadari lirikan mata Sanemi mengabaikannya dan meminta Shinobu untuk mengikutinya
"Taruh saja buku itu di sana", perintah Giyuu dengan nada datar
"Ha'i", Kata Shinobu.
Setelah menaruh buku-buku tersebut di meja kerja Giyuu dan pamit untuk kembali ke kelasnya. Giyuu tiba-tiba memanggilnya, "Kocho, seperti biasa. Pulang sekolah nanti bawakan rekap absen milik kelasmu". Setelah mengangguk dan berkata "baik, sensei". Shinobu pergi meninggalkan ruang guru tersebut
Setelah memastikan bahwa Shinobu sudah hilang dari pandangannya. Giyuu menghela nafas lelah, kemudian duduk di kursi kebanggaan nya untuk merenung. Sanemi yang sudah menunggu momen ini dari tadi segera bangkit dari kursi nya dan menghampiri Giyuu yang sedang mode bengong
"WOI JELEK!", sapa Sanemi dengan suara keras sampai membuat Giyuu terkejut
"Apa sih kau ini?", tanya Giyuu sebal
"Modus saja kau ini bisanya", jawab Sanemi sambil terkekeh
"Ya mau bagaimana lagi? Aku tidak mungkin mendekatinya secara terang-terangan. Kalau aku melakukannya, yang ada menimbulkan gosip dan itu bisa menyakiti Shinobu", jawab Giyuu. "Aku akan mendekatinya dengan serius, jika dia sudah lulus", lanjutnya pelan sambil bertopang dagu
Sanemi yang mendengarnya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja. Walaupun Giyuu menyebalkan -menurutnya- tetap saja mereka teman. Dahulu bahkan mereka hanya berdua yang selamat dari pertarungan mematikan itu. Sanemi tahu bagaimana menderitanya seorang Tomioka Giyuu ketika ditinggal oleh wanita kesayangannya. Jadi, sekarang ia akan memberikan sedikit dukungan pada Giyuu yang ingin bersatu dengan Shinobu. Sedikit saja, soalnya Sanemi masih tidak terima jika harus iparan dengan si lempeng satu ini
"Terserah, lakukan sesukamu. Jika kau membutuhkan informasi, aku akan memberikannya", kata Sanemi santai
"Ya, terima kasih, Nemi", balas Giyuu tak kalah santai
Sanemi terbelalak mendengarnya. Wajahnya memerah karena malu dan kesal. Urat-urat kekesalan muncul di keningnya, "berani sekali Tomioka brengsek ini menggodanya dengan memanggil nama yang biasanya diucapkan oleh Kanaei", batin Sanemi kesal
"Stop memanggil ku seperti itu, bajingan jelek. Kau bukan Kanae. Jadi, jangan seenaknya memanggil ku begitu. Hanya Kanae yang boleh melakukannya", ucap Sanemi berusaha meredam suaranya. Karena bagaimanapun ini masih istirahat siang. Sekolah masih ramai dengan siswa dan para guru yang berlalu lalang
"Siap, kakak ipar", ucap Giyuu terus menggoda Sanemi
Belum sempat Sanemi marah-marah ternyata ada siswa yang memanggilnya. Tentu saja, Sanemi yang profesional lebih mengutamakan siswanya dibanding Tomioka sialan itu. "Hari ini kau selamat Tomioka jelek", batin Sanemi penuh dendam
To be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time
FanfictionSinopsis: Tomioka Giyuu ingin memulai kembali kisah cintanya dengan Kocho Shinobu. Giyuu paham bahwa di masa lalu, mereka tidak memiliki kesempatan. Karena itu, di masa kini, di kehidupan yang damai ini, ia ingin memulai kembali kisah cintanya denga...